A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)
Tahukah Anda bahwa bahasa Jepang mempunyai lebih dari 60 kosakata untuk ungkapan cara orang berjalan?
Contohnya kata chidori-ashi, menggambarkan orang berjalan dengan langkah kaki tak keruan karena mabuk. Kata shinobi-ashi digunakan bagi orang berjalan dengan berjingkat.
Adapula cara berjalan yang dinamakan soto-hachimonji. Penamaan berasal dari gerakan kaki kiri dan kanan bergantian, seperti sedang membuat angka delapan.
Cara berjalan seperti ini dilakukan oleh Oiran, status tertinggi wanita penghibur pada era Edo.
Acara perjalanan Oiran ini disebut Oiran-douchuu. Dahulu penduduk Edo banyak yang menyaksikan acara ini selain untuk menyaksikan kecantikan Oiran, cara berjalan dan pakaiannya pun menarik untuk dinikmati.
Namun, Oiran bukan sekadar cara berjalannya saja.
Semua yang dikenakan mulai dari bakiak tinggi (takageta), pakaian, sampai ujung rambutnya adalah lambang dari mode yang berlaku pada saat itu. Para gadis pun mengidamkan untuk bisa berpakaian seperti Oiran. Tentu mereka hanya bisa memimpikan saja, karena harganya sangat mahal.
Tidak mudah juga seorang untuk bisa menjadi Oiran.
Karena selain penampilan, dia harus punya keterampilan bermain koto, shamisen (alat musik petik tradisional), paham karya sastra klasik, mahir menulis kaligrafi (shodou dan shuuji), bisa upacara minum teh (sadou atau chadou), menulis Waka maupun Haiku, bermain Igo dan Shogi (catur Jepang), dan masih banyak yang lain.