Widodo Antonius
Widodo Antonius Guru

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Video

Pantun Literasi: Gaya Santai Warga Kompasiana di Era Digital

12 November 2025   07:15 Diperbarui: 12 November 2025   04:38 163 20 8

Foto Proses Pembuatan Video dan Pantun. Sumber: Dokumentasi Pribadi Widodo, S.Pd. 
Foto Proses Pembuatan Video dan Pantun. Sumber: Dokumentasi Pribadi Widodo, S.Pd. 
Pantun Literasi: Gaya Santai Warga Kompasiana di Era Digital


Pendahuluan

Di tengah dunia digital yang makin ramai dan serba cepat, ternyata masih ada cara sederhana namun menyenangkan untuk menyuarakan semangat zaman: lewat pantun. Siapa bilang pantun hanya milik acara adat atau lomba 17-an? Di tangan warga Kompasiana, pantun bisa jadi simbol kreativitas, semangat komunitas, bahkan alat kampanye literasi  digital.

Melalui tema "Bertahan di Ruang Digital, Bersama Kompasiana", warga Kompasiana menegaskan bahwa menulis, berbagi, dan berdiskusi di dunia maya bukan sekadar hobi, tetapi bagian dari perjuangan menjaga ruang digital yang sehat dan beretika.


Pantun sebagai Ekspresi Komunitas Digital

Pantun memiliki daya tarik universal: ringan, lucu, tapi menyentuh. Ketika pantun diselipkan dalam kegiatan seperti Kompasianival atau Marathon Kompasianival, suasana langsung mencair.
Contoh Pantun Literasi Digital:

Pantun 1,
Jalan-jalan ke Kota Wisata,
Ngopi manis, sambil buka portal
Bersama warga Kompasiana,
Bertahan di ruang digital.


Pantun ini sederhana, tapi maknanya dalam: dunia digital bukan hanya tentang teknologi, melainkan juga tentang manusia yang saling berbagi cerita dan inspirasi. Kompasiana menjadi "rumah digital" tempat para penulis, pembaca, dan kreator konten tumbuh bersama.

Cerdas Digital, Mandiri Finansial

Era digital menuntut kita bukan hanya pintar mengetik dan memposting, tapi juga cerdas memilah informasi dan bijak mengelola rezeki. Kompasiana, lewat berbagai konten dan pelatihan, menumbuhkan kesadaran itu secara kreatif.

 

Pantun 2
Menulis  sambil rebahan,
Like dan share jadi modal.
Bukanlah permainan zaman,
Cerdas digital, mandiri finansial...!


Pantun ini mengingatkan bahwa dunia digital bisa jadi ladang rezeki bagi yang mau belajar. Banyak warga Kompasiana yang akhirnya memperoleh peluang menulis profesional, menjadi pembicara, atau mengembangkan bisnis kreatif dari dunia maya.

Marathon Kompasianival: Merayakan Semangat Literasi Digital

Kegiatan Marathon Kompasianival bukan sekadar ajang menulis maraton, tetapi momentum mempererat jejaring antarwarga. Di sana, pantun menjadi bumbu yang membuat acara tak terasa kaku.


Pantun 3
Ngetik cepat jempol ke kanan,
Isi blog  kok kayak karnaval.
Lahap berkonten sambil makan.
Sukseskan Marathon Kompasianival...!


Melalui kegiatan seperti ini, semangat literasi digital tak lagi hanya slogan, melainkan aksi nyata --- dari menulis hingga menginspirasi.

Menuju Kompasiana Award 2025: Meriah dengan Pantun!

Puncaknya, tentu saja, Kompasiana Award 2025. Ajang ini bukan sekadar penghargaan, tapi perayaan ide, karya, dan keberanian menulis.

Pantun 4
Nonton video,  makanannya roti
Komentarnya lucu sekali.
Semangat terus, tiada henti,
Kompasiana Award, sedang menanti !


Pantun ini mengajak kita semua untuk terus berpartisipasi. Menulis dengan hati, berbagi dengan semangat, dan bersyukur atas setiap langkah kecil dalam dunia literasi digital.


Penutup

Pantun bukan sekadar rangkaian rima dan tawa. Ia adalah cermin dari semangat warga digital yang ingin tetap hangat di tengah layar dingin. Dengan pantun, Kompasiana bukan hanya tempat menulis, tapi juga tempat berkomunitas, belajar, dan bertumbuh menjadi insan cerdas digital dan mandiri finansial.

Karena di dunia digital, yang bertahan bukan hanya yang cepat, tapi yang cerdas, kreatif, dan punya rasa.

Tangerang, 12 November 2025
Salam Kompasiana
Widodo, S.Pd.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2