Widodo Antonius
Widodo Antonius Guru

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Video

Kebaikan Dinamika Kelompok Retret Anak-Anak

15 Desember 2025   07:02 Diperbarui: 15 Desember 2025   08:27 196 12 1

Foto Diskusi Kelompok setelah Bermain Bersama. Foto dokumentasi Pribadi.
Foto Diskusi Kelompok setelah Bermain Bersama. Foto dokumentasi Pribadi.

Kebaikan Dinamika Kelompok Retret Anak-Anak

Oleh: Widodo, S.Pd.

Pendahuluan

Kembali ke dunia anak, seperti yang saya alami dahulu, kini, dan  yang akan datang. Dunia yang dipenuhi kejernihan, spontanitas, dan kehangatan. Banyak kebaikan tumbuh di dalamnya, terutama ketika anak-anak berada dalam suasana kebersamaan yang murni. Kebaikan-kebaikan itu tampak jelas dalam cuplikan video retret SD Tarsisius Vireta di Pratista pada 9 Desember 2025. Di sana, dinamika kelompok bukan sekadar kegiatan, melainkan proses pembentukan karakter yang berlangsung secara alami.


Pembahasan

Dunia anak memang penuh dinamika kebahagiaan. Bukan berarti tanpa persoalan, namun cara mereka menghadapi dan melepaskan persoalan sangatlah berbeda dengan orang dewasa. Pertengkaran kecil di antara mereka bisa larut dalam hitungan menit, digantikan senyum dan tawa yang kembali merekah. Inilah yang menjadikan dinamika kelompok anak-anak begitu menarik untuk diamati sekaligus dipelajari.

Beberapa kebaikan yang tampak dalam dinamika kelompok pada saat retret antara lain:

1. Menghapuskan Jurang Pemisah Ras, Suku, dan Agama

Anak-anak pada dasarnya tidak mengenal tembok pembatas yang sering kali kita bangun sebagai orang dewasa. Mereka bermain dan berinteraksi tanpa prasangka. Dalam kelompok yang beragam, mereka belajar menerima perbedaan sebagai hal yang wajar. Suasana retret menjadi ruang di mana toleransi tumbuh dalam bentuknya yang paling murni.

2. Nilai Kerja Sama

Permainan kelompok, kegiatan outbond, dan tugas-tugas tim menjadi sarana untuk belajar bekerja sama. Anak-anak belajar bahwa keberhasilan bukan hanya hasil kerja keras individu, tetapi buah kolaborasi seluruh anggota kelompok. Mereka belajar mendengarkan, berbagi peran, dan menyatukan kekuatan.

3. Nilai Kasih dan Syukur

Dalam retret, banyak momen di mana anak-anak berbagi cerita, saling menguatkan, atau memberi dukungan ketika teman merasa kurang percaya diri. Sikap kasih muncul spontan tanpa diminta. Demikian juga rasa syukur---atas persahabatan, kebersamaan, bahkan hal-hal sederhana seperti makanan bersama atau permainan seru---semuanya menjadi pelajaran hidup yang tidak terlupakan.

4. Daya Juang Bersama

Dalam beberapa kegiatan, anak-anak dihadapkan pada tantangan yang harus diselesaikan bersama. Ketika satu anggota lelah, yang lain memberi semangat. Ketika satu kelompok hampir menyerah, mereka saling memotivasi. Inilah daya juang yang tumbuh dari kebersamaan---bahwa mereka mampu lebih kuat ketika bersama dibanding saat berjalan sendiri.

5. Pertumbuhan Karakter Melalui Pengalaman Langsung

Retret menjadi ruang aman bagi anak-anak untuk belajar banyak hal melalui pengalaman nyata. Mereka belajar antri, belajar menunggu giliran, belajar meminta maaf, dan belajar memaafkan. Hal-hal sederhana ini justru menjadi pondasi penting dalam pembentukan karakter moral, emosional, dan sosial.

Penutup

Melihat dinamika kelompok anak-anak dalam retret membuat kita kembali menyadari bahwa dunia anak penuh dengan nilai-nilai kebaikan yang sering kali terlupakan oleh orang dewasa. Di sana ada kejujuran, kepolosan, energi positif, dan semangat kebersamaan yang bisa menjadi pengingat bagi kita semua. Retret bukan hanya kegiatan rohani, tetapi juga proses panjang pembentukan karakter melalui pengalaman, interaksi, dan kebahagiaan bersama.

Semoga semakin banyak ruang yang diberikan untuk anak-anak agar mereka dapat tumbuh dalam suasana yang saling menguatkan, penuh kasih, dan memancarkan kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2