Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
Dari lubuk hati yang paling dalam. Omjay ucapkan Terima kasih buat bapak Prof Basuki Wibawa dan bapak Prof Robinson Situmorang yang sudah menjadi pembimbing S3 Wijaya Kusumah - omjay atau Kakek Jay. Alhamdulillah bisa Lulus S3 Tanpa Stress. Inilah Kisah Omjay yang semoga dapat menginspirasi pembaca Kompasiana.
Omjay juga belajar dari Prof. Dr. Unifah Rosyidi ketua umum PB PGRI yang juga menjadi guru besar dan dosen UNJ. Beliau diundang ke luar negeri untuk menjadi pembicara seminar internasional di Chili.
Banyak orang berkata, "Menempuh pendidikan S3 itu penuh tekanan." Ada yang stress karena penelitian tak kunjung selesai, ada yang menyerah di tengah jalan, bahkan ada yang memilih berhenti sebelum meraih gelar doktor.
Namun, kisah Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd, atau yang akrab disapa Omjay, justru menjadi bukti bahwa S3 bisa dijalani dengan hati yang tenang, penuh makna, dan tanpa stress berlebihan. Tak terasa sudah 3 tahun lalu Omjay lulus menjadi doktor teknologi pendidikan.
Awal Perjalanan
Omjay bukanlah sosok yang lahir dari keluarga kaya raya. Omjay tumbuh dari keluarga sederhana, berprofesi sebagai guru, dan sangat mencintai dunia pendidikan.
Ketika Omjay memutuskan untuk melanjutkan studi S3, banyak yang meragukan: "Mampukah seorang guru blogger yang sibuk dengan aktivitas menulis, mengajar, dan organisasi menyelesaikan disertasi?" Kebetulan Omjay aktif di PGRI.
Keraguan itu tak membuatnya mundur. Justru, Omjay menjadikan keraguan orang sebagai bahan bakar semangat. Omjay percaya, ilmu pengetahuan adalah warisan yang abadi.
"Kalau bukan sekarang, kapan lagi saya bisa memberikan teladan pada murid-murid saya?" begitu batinnya bergumam.
Kunci Utama: Menulis dengan Hati
Hal yang membuat perjalanan kuliah S3 Omjay berbeda adalah caranya menghadapi tantangan. Omjay tidak menutup diri dari dunia luar, justru membagikan setiap prosesnya lewat tulisan di blog pribadinya.
Tulisan Omjay awalnya alamiah, sekarang sudah berubah menjadi ilmiah dan Omjay presentasikan dalam ujian terbuka doktor teknologi pendidikan di pascasarjana Universitas Negeri Jakarta atau UNJ.
Baginya, menulis adalah terapi jiwa. Saat bimbingan dengan promotor terasa melelahkan, ia menulis. Saat revisi disertasi menumpuk, ia menulis. Bahkan ketika rasa lelah mulai menghampiri, menulis menjadi cara untuk menata pikiran.
Dengan cara itu, stress berubah jadi inspirasi. Yang semula terasa berat, perlahan terasa ringan, karena setiap kata yang dituliskan menjadi penguat semangat. Omjay akhirnya sadar bahwa menulis adalah terapi jiwa untuk mencapai kesuksesan.
Dukungan Keluarga dan Murid
Omjay tidak berjalan sendirian. Istri dan anak-anaknya selalu menjadi penyemangat di rumah. Murid-muridnya pun ikut mendoakan agar sang guru yang mereka banggakan bisa segera meraih gelar doktor.
"Pak, kalau Bapak bisa lulus S3, kami yakin kami pun bisa menggapai cita-cita kami," ujar seorang siswa.
Kalimat sederhana itu membuat Omjay meneteskan air mata. Omjay sadar, perjuangannya bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk orang lain yang menaruh harapan.
Lulus dengan Senyum, Bukan Stress
Setelah bertahun-tahun berjuang, akhirnya Omjay berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan para penguji. Omjay resmi menyandang gelar doktor di bidang teknologi pendidikan.
Namun, yang membuat momen itu begitu berharga bukanlah sekadar gelarnya, melainkan perjalanan penuh makna yang dijalani tanpa harus stress berlebihan. Omjay menghadapinya dengan alamiah selama 8 tahun lamanya dari 2014 hingga 2022.
Omjay telah membuktikan bahwa kunci lulus S3 bukan hanya pada kecerdasan intelektual, tapi juga pada kesabaran, konsistensi, dukungan keluarga, serta hati yang ikhlas dalam menjalaninya.
Tips Praktis Ala Omjay agar Lulus S3 Tanpa Stress
Pertama. Tulis setiap hari, walau hanya satu halaman.
Jangan menunggu inspirasi datang. Dengan menulis sedikit demi sedikit, lama-lama halaman disertasi akan terkumpul.
Kedua. Bangun komunikasi baik dengan promotor.
Jangan takut bimbingan. Anggap promotor sebagai sahabat akademik, bukan sebagai momok.
Ketiga. Atur waktu dengan disiplin.
Buat jadwal sederhana: kapan menulis, kapan membaca, kapan istirahat. Konsistensi lebih penting daripada intensitas sesaat.
Keempat. Jaga kesehatan tubuh.
Makan sehat, olahraga ringan, dan tidur cukup adalah modal utama agar pikiran tetap jernih.
Kelima. Libatkan keluarga dalam perjuangan.
Jangan merasa sendiri. Dukungan doa dan semangat dari keluarga sangat membantu menjaga motivasi.
Keenam. Nikmati proses, jangan terburu-buru.
Ingatlah bahwa S3 bukan sekadar mengejar gelar, melainkan perjalanan pembentukan karakter dan kedewasaan ilmiah.
Pesan dari Omjay
"Kalau dijalani dengan hati yang tulus, S3 itu bukanlah perjalanan yang menakutkan. Justru kita akan menemukan banyak keindahan di sepanjang jalan," tutur Omjay dengan senyum hangatnya.
Kisah Omjay ini mengajarkan kita bahwa pendidikan bukan sekadar tentang gelar, tapi tentang proses, ketekunan, dan keikhlasan hati. Dengan cara itu, lulus S3 bisa dicapai tanpa harus stress, melainkan dengan penuh syukur dan kebahagiaan.
Artikel kisah Omjay ini ditulis oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd, Guru blogger indonesia. Blog https://wijayalabs.com