Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Kisah Omjay Tentang Sholat Dhuha yang Menghidupkan Jiwa

30 September 2025   17:36 Diperbarui: 30 September 2025   17:38 69 2 0

Omjay di pantai parangtritis yogya/dokpro
Omjay di pantai parangtritis yogya/dokpro

Kisah Omjay kali ini tentang Shalat Dhuha: Sedekah Ringan yang Menghidupkan Jiwa. Swmoga kita rajin melaksanakan sholat dhuha dan merasakqn manfaatnya. Omjay melaksanakannya sambil makan bersama keluarga di danau abang cisauk suradita tengerang.

https://youtu.be/Lc0xi32dfZk?si=uEjAUKMyR4Ib7ZWL

Setiap manusia yang lahir ke dunia ini membawa amanah besar dari Allah Swt. Tubuh kita terdiri dari ratusan sendi dan tulang yang setiap hari digunakan untuk beraktivitas. Termasuk aktivitas bersama keluarga tercinta.

Menariknya, dalam Islam ada tuntunan khusus untuk "membayar" syukur atas karunia tubuh ini. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits sahih riwayat Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Imam Abu Dawud:

"Setiap pagi, tiap-tiap sendi tubuh kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar makruf adalah sedekah, nahi mungkar adalah sedekah. Semua itu bisa diwakili atau diganti dengan dua rakaat shalat Dhuha."

Hadits ini begitu indah sekaligus menenangkan. Betapa Allah Swt tidak pernah membebani hamba-Nya di luar kemampuan. Sedekah yang diwajibkan bagi setiap sendi tidak harus selalu berupa harta. Cukup dengan melafalkan kalimat thayyibah seperti tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir, itu sudah bernilai sedekah. Bahkan, dua rakaat shalat Dhuha bisa menjadi pengganti seluruh sedekah itu.

Omjay di kampung batik giriloyo/dokpri
Omjay di kampung batik giriloyo/dokpri

Makna Spiritual Shalat Dhuha

Shalat Dhuha dikerjakan pada waktu pagi setelah matahari naik setinggi tombak, kira-kira pukul 07.00 hingga menjelang waktu Zuhur. Inilah waktu di mana kebanyakan orang sedang sibuk dengan urusan duniawi: bekerja, berdagang, belajar, atau mengurus rumah tangga. Di tengah kesibukan itulah Allah Swt memanggil hamba-Nya untuk sejenak kembali mengingat-Nya.

Secara spiritual, shalat Dhuha bukan hanya ritual tambahan, melainkan latihan untuk mengasah rasa syukur. Orang yang banyak bersyukur akan ditambah kenikmatannya.

Kita diajak merenung: siapa yang menggerakkan tangan kita? Siapa yang membuat kaki ini mampu melangkah? Siapa yang menjaga kesehatan tubuh agar bisa bekerja? Semua itu adalah karunia dari Allah Swt. Dua rakaat shalat Dhuha menjadi tanda bahwa kita tidak lupa pada Sang Pemberi nikmat.

Omjay guru blogger indonesia/dokpri
Omjay guru blogger indonesia/dokpri

Rezeki dan Keberkahan

Banyak ulama menyebutkan bahwa shalat Dhuha adalah salah satu pintu rezeki. Bahkan, sebagian orang menyebutnya sebagai "shalat pembuka pintu keberkahan". Hal ini sesuai dengan hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, di mana Allah Swt berfirman:

"Wahai anak Adam, rukuklah (shalatlah) untuk-Ku empat rakaat pada permulaan siang, niscaya Aku cukupkan (keperluanmu) hingga sore hari."

Hadits ini menjadi motivasi besar bahwa shalat Dhuha bukan hanya ibadah ritual, tetapi juga sarana spiritual untuk mendatangkan kecukupan hidup. Rezeki yang dijanjikan bukan hanya berbentuk materi, melainkan juga ketenangan jiwa, kesehatan, dan keberkahan waktu.

Keringanan dari Allah

Bayangkan, manusia punya 360 sendi yang semuanya wajib dizakati setiap hari. Jika dihitung-hitung, tentu sulit bagi kita untuk melakukannya secara penuh. Namun, kasih sayang Allah begitu luas. Dengan dua rakaat shalat Dhuha saja, semua kewajiban itu bisa terpenuhi.

Di sinilah terlihat betapa agama Islam penuh dengan kemudahan. Allah Swt tidak ingin membebani, tetapi justru memberikan jalan agar manusia semakin dekat kepada-Nya. Maka tidak heran jika banyak ulama dan salafus shalih yang sangat menjaga shalat Dhuha dalam keseharian mereka.

Kisah Omjay dengan Shalat Dhuha

Omjay, Guru Blogger Indonesia, punya pengalaman pribadi yang erat dengan shalat Dhuha. Beliau sering memulai hari di Labschool Jakarta dengan melaksanakan shalat Dhuha di mushola sekolah sebelum masuk kelas.

"Pernah suatu pagi saya merasa letih karena semalam menulis hingga larut," kenang Omjay. "Namun setelah melaksanakan shalat Dhuha dua rakaat, tubuh saya terasa lebih segar dan semangat mengajar kembali muncul. Bahkan ide-ide untuk menulis buku pun sering hadir setelah shalat ini."

Omjay juga bercerita, saat menulis buku solo maupun antologi bersama guru-guru lain, ia selalu mengawalinya dengan shalat Dhuha. Menurutnya, shalat itu seperti kunci pembuka inspirasi. Banyak tulisan yang mengalir lancar setelah ia menyempatkan diri bersujud di waktu pagi.

Bahkan ketika menghadapi kesulitan, seperti masalah keluarga atau pekerjaan, Omjay sering menemukan jalan keluar setelah menenangkan hati dengan shalat Dhuha. "Saya yakin rezeki dan kemudahan itu bukan karena kemampuan saya, melainkan karena pertolongan Allah melalui shalat ini," tuturnya.

Komentar Omjay

"Banyak rezeki yang datang tak terduga setelah saya istiqamah shalat Dhuha. Rezeki itu bukan selalu dalam bentuk uang, tetapi juga berupa kesempatan, kesehatan, ide menulis, dan murid-murid yang semakin berprestasi. Shalat Dhuha membuat hati tenang, pikiran jernih, dan langkah terasa ringan. Bagi saya, dua rakaat shalat Dhuha adalah investasi besar untuk hidup dunia dan akhirat."

Omjay juga mengajak para guru dan siswa agar membiasakan shalat Dhuha, baik di rumah maupun di sekolah. Sebab, di balik kesibukan belajar dan mengajar, kita tetap perlu menanamkan rasa syukur. Jika tubuh ini diberi kekuatan untuk bergerak, maka minimal sekali dalam sehari kita sempatkan waktu untuk bersujud kepada Allah Swt.

Penutup

Shalat Dhuha adalah ibadah ringan yang mengandung makna sangat dalam. Ia bukan hanya sekadar ritual tambahan, melainkan sedekah yang menghidupkan jiwa dan mengingatkan kita pada Sang Pencipta. Dua rakaat sederhana itu bisa menjadi penyeimbang antara urusan dunia dan akhirat.

Maka, mari kita jadikan shalat Dhuha sebagai bagian dari rutinitas harian. Sebagaimana nasihat Omjay, "Jangan remehkan shalat Dhuha. Dua rakaat ini bisa membuka pintu keberkahan dan menguatkan langkah kita dalam menghadapi kehidupan."

Salam blogger persahabatan
Wijaya Kusumah - omjay
Guru blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com

Omjay bersama Kiandra di kampung batik/dokpri
Omjay bersama Kiandra di kampung batik/dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2