Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
Klik website olimpiade tik dan informatika nasional di https://www. otn.or.id dan pastikan siswa sekolah anda juaranya tahun ini di ice bsd Serpong Tangerang Banten. OLimpiade TIK dan Informatika Nasional yang disingkat OTN sudah digelar untuk yang ketujuh kalinya di Indonesia.
Luar biasa antusias semua peserta di acara technical meeting atau TM kemarin pada jumat, 10 oktober 2025 yang digelar dari pagi hingga malam hari oleh panitia olimpiade tik dan informatika nasional 2025. Masih ada dua lomba yang akan technical meeting yaitu lomba robotik dan presentasi Canva. Hal ini dikarenakan PJ lomba berhalangan hadir.
Ketua panitia OTN 2025 yang dipimpin oleh ibu Lilis Juwita Ini memang luar biasa. BELIAU Seorang guru informatika di madrasah aliyah negeri dari Majalengka Jawa Barat. SEDANGKAN WAKILNYA pak Rohandi merupakan guru informatika di Indramayu Jawa Barat. Banyak relawan guru informatika yang ikut bergoyang-goyang agar acara lomba ini berjalan aman dan lancar.
OTN ke-7 di ICE BSD Serpong telah mencatat Ribuan Siswa dari Aceh hingga Papua Serbu Ajang Bergengsi Tanpa Dana APBN dan APBD. Inilah sebuah kisah nyata yang dapat dilihat videonya di YouTube.
Serpong, Banten diliput oleh Omjay guru blogger Indonesia yang melihat lokasi acara OTN 2025. Suasana megah gedung Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD Serpong, Banten, mendadak ramai oleh lautan pelajar berbaju seragam dari berbagai daerah di Indonesia.
Dari Sabang sampai Merauke, dari Aceh hingga Papua, ribuan siswa datang dengan semangat membara untuk mengikuti Olimpiade TIK dan Informatika Nasional (OTN) ke-7 tahun 2025. Beberapa siswa nampak keluar dari hotel dekat ice BSD.
Ajang bergengsi ini bukan sekadar lomba adu kepintaran dalam bidang teknologi informasi, tetapi juga menjadi simbol gotong royong pendidikan digital yang tumbuh dari bawah dan tanpa sedikit pun dukungan dana dari APBN maupun APBD. Seluruh biaya kegiatan ditanggung secara mandiri oleh para peserta, guru pendamping, dan panitia yang berjiwa pengabdian. Dunia memang di ujung jari bagi mereka yang sudah menonton video ini.
Ajang Mandiri, Semangat Luar Biasa
OTN ke-7 kali ini terasa istimewa. Di tengah keterbatasan anggaran dan minimnya dukungan pemerintah pusat maupun daerah, para guru dan siswa tidak patah semangat. Mereka justru menjadikan tantangan ini sebagai cambuk untuk terus maju dan berprestasi. Kita harus terus mendukung pemerintah walaupun tak ada satu rupiah pun dana dari pemerintah Indonesia.
Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd atau yang akrab disapa Omjay, selaku Sekjen Ikatan Guru TIK dan Informatika (IGTIK) PGRI, menjelaskan bahwa kegiatan OTN ini murni hasil kerja keras para guru dan siswa di seluruh Indonesia.
“Kami tidak ingin menunggu dana dari pemerintah. Kami buktikan bahwa dengan semangat kebersamaan, guru dan siswa Indonesia bisa berkarya dan berprestasi tanpa harus bergantung pada APBN atau APBD,” tegas Omjay saat memberikan sambutan pembukaan. Berbeda dengan OSN yang semua anggarannya ditanggung negara.
Beliau menambahkan, tujuan utama OTN bukan sekadar mencari juara, melainkan membangun karakter pelajar Indonesia agar melek digital, kreatif, dan berakhlak mulia. Dunia TIK dan informatika harus menjadi ruang untuk mencetak generasi yang tidak hanya cakap teknologi, tapi juga bijak dalam menggunakannya.
Ribuan Peserta, Satu Semangat
Tahun 2024 lalu. Sejak pagi, halaman ICE BSD sudah dipadati bus dan mobil dari berbagai daerah. Spanduk dari sekolah-sekolah peserta bertebaran di area sekitar gedung. Ada peserta dari Banda Aceh, Medan, Palembang, Bandung, Yogyakarta, Makassar, hingga Jayapura. Tahun ini akan diadakan di tempat yang sama pula.
Raut wajah para siswa memperlihatkan kegembiraan sekaligus semangat juang. Mereka datang membawa nama baik sekolah dan daerah masing-masing. Bagi mereka menang kalah itu hal yang biasa. Semangat sportivitas itu yang mereka jaga.
Ada yang ikut lomba Coding, Desain Grafis, Poster Digital, Animasi, Robotika, hingga Literasi AI (Artificial Intelligence) dan kategori baru yang diperkenalkan tahun ini. Bisa dilihat di poster di bawah ini.
Bagi sebagian besar peserta, ini adalah pengalaman pertama mereka menjejakkan kaki di panggung nasional sebesar ICE BSD. Mereka datang bukan karena dorongan hadiah, tapi karena cinta pada ilmu dan teknologi.
Tahun lalu seorang siswa berkomentar
“Saya datang dari Papua dengan membawa harapan. Kami ingin tunjukkan bahwa anak daerah juga bisa bersaing di dunia digital,” kata Yuliana, siswi SMP asal Timika, dengan senyum bangga.
Lomba OTN Dibangun dari Guru Indonesua untuk Bangsa Oleh Almarhum Bambang Susetiyanto ketua KOGTIK dan IGTIK PGRI. Beliau baru saja meninggal mendadak karena serangan jantung di dalam mobilnya. Kami sangat kaget mendengarnya. Kami tak kuasa menahan tangis dan berdoa semoga beliau diterima amal ibadahnya oleh Allah SWT.
OTN lahir dari semangat para guru informatika di seluruh Indonesia yang tergabung dalam IGTIK PGRI. Sejak pertama kali digelar pada 2016, OTN selalu menjadi ajang inspiratif yang mempersatukan guru dan siswa lintas daerah.
Uniknya, seluruh panitia bekerja secara sukarela. Tak ada yang dibayar secara profesional. Mereka rela meluangkan waktu, tenaga, bahkan biaya pribadi demi terselenggaranya kegiatan ini. Omjay dkk bekerja sama dan bergotong royong agar lomba olimpiade TIK dan informatika yang dibangun dengan semangat kebersamaan ini dapat dikurasi dengan baik oleh puspresnas Kemdikbud atau kemdikdasmenm
Dukungan datang dari berbagai pihak seperti kampus, industri teknologi, dan komunitas digital, yang percaya bahwa pendidikan TIK adalah kunci masa depan bangsa. Terimakasih kepada para sponsor yang sudah mendukung OTN tahun 2025 ini.
Menurut Omjay, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat literasi digital nasional dan melawan kesenjangan teknologi antara kota dan daerah.
“Kami ingin semua anak Indonesia punya kesempatan yang sama untuk belajar teknologi. Tidak boleh ada kesenjangan digital lagi,” tambahnya dengan penuh semangat. Hal ini diilhami dari perjuangan guru TIK yang mata pelajarannya dihapus dalam kurikulum 2013 dan diganti prakarya.
https://youtube.com/shorts/8XIYJBv0Hjg?si=mT9n-Vm1p-Bu4wbc
OTN hadir untuk mendukung program Pemerintah dan Dunia Pendidikan
OTN ke-7 ini seolah menjadi tamparan halus bagi pemerintah. Di saat banyak kegiatan menunggu anggaran resmi, para guru dan siswa justru membuktikan bahwa pendidikan bisa maju tanpa menunggu perintah.
Kemandirian OTN patut menjadi contoh bagi sekolah dan komunitas pendidikan lainnya. Dengan semangat gotong royong, kolaborasi, dan kerja ikhlas, semua hal yang tampak sulit bisa diwujudkan.
Kegiatan ini juga memperlihatkan potensi besar anak-anak Indonesia di bidang teknologi informasi. Banyak karya peserta yang dinilai layak untuk dikembangkan menjadi produk digital unggulan nasional.
Penutup: Dari ICE BSD untuk Indonesia Digital
Ketika lampu panggung diturunkan dan acara penutupan tiba, tepuk tangan panjang menggema di hall ICE BSD. Semua peserta pulang membawa pengalaman berharga.
Mereka tidak hanya pulang dengan medali, tapi juga dengan rasa percaya diri dan cinta pada teknologi. Itulah yang kami rasakan saat acara penutupan olimpiade TIK dan informatika tahun 2024 lalu. Saat itu ketua kami pak Bambang masih hidup dan memberikan sambutannya.
OTN ke-7 bukan sekadar lomba — ia adalah gerakan moral dan intelektual dari guru-guru yang mencintai bangsanya. Dari ICE BSD Serpong, cahaya semangat digital Indonesia bersinar, menembus batas daerah, dan menyatukan mimpi anak-anak bangsa dari Aceh hingga Papua.
“Kami datang tanpa dana APBN dan APBD, tapi kami pulang membawa kebanggaan dan masa depan bangsa.” – Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay), Guru Blogger Indonesia dan Sekjen IGTIK PGRI.
Sudah ratusan siswa dan guru pendamping mendaftarkan diri untuk ikut lomba bergengsi di ajang nasional ini dan alhamdulillah sudah diselenggarakan yang ketujuh kalinya tanpa anggaran APBN dan APBD dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Semoga kegiatan final lomba olimpiade TIK dan informatika nasional atau OTN berjalan dengan lancar dan lolos dalam kurasi pusat prestasi Nasional atau puspresnas kemdikdasmen. Aamiin ya rabbal alamin.
Salama blogger persahabatan
Omjay/Kakek Jay
Guru blogger Indonesia