Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Bekasi, 28 Oktober 2025 inilah kisah omjay yang lahir bertepatan dengan peringatan sumpah pemuda di Indonesia.
Sumpah Pemuda dan Ulang Tahun Omjay ke-53: Semangat Tak Pernah Padam. Tahun lalu Omjay merayalannya di sekolah bersama kawan-kawan guru dan karyawan labschool jakarta. Kami pesan soto ayam dan makan bersama.
Tanggal 28 Oktober selalu menjadi hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada hari inilah, para pemuda Indonesia pada tahun 1928 berikrar dengan lantang dalam Sumpah Pemuda --- sumpah yang menyatukan keberagaman menjadi satu identitas bangsa:
Bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.
Berbangsa satu, bangsa Indonesia.
Berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Namun tahun ini, tanggal 28 Oktober terasa jauh lebih istimewa. Bukan hanya bangsa Indonesia yang memperingati Hari Sumpah Pemuda, tetapi juga dunia pendidikan dan literasi turut bersuka cita merayakan ulang tahun ke-53 Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd, atau yang lebih akrab dikenal dengan sapaan hangatnya: Omjay, Sang Guru Blogger Indonesia.
Dua peristiwa penting ini bertemu dalam satu makna besar --- semangat muda yang tak pernah padam. Jika para pemuda tahun 1928 memperjuangkan kemerdekaan dengan pena dan semangat persatuan, maka Omjay memperjuangkan kemajuan pendidikan dengan pena digital, tulisan, dan ketulusan.
Omjay: Guru yang Tak Pernah Lelah Berbagi
Dr. Wijaya Kusumah lahir di Jakarta pada 28 Oktober 1972, tepat di hari yang sama dengan momentum Sumpah Pemuda. Tak banyak yang menyangka, bayi kecil yang lahir pada tanggal penuh sejarah itu kelak tumbuh menjadi seorang guru yang membawa semangat perjuangan dan persatuan dalam bidang pendidikan Indonesia.
Sebagai guru di SMP Labschool Jakarta, Omjay dikenal tak hanya sebagai pendidik yang kompeten, tetapi juga sebagai inspirator bagi banyak guru di seluruh pelosok negeri. Ia menulis setiap hari di blog pribadinya https://wijayalabs.com, membagikan pengalaman, gagasan, serta refleksi kehidupan guru. Ia aktif menulis di berbagai media, termasuk Kompasiana, dan dikenal sebagai motor penggerak Gerakan Guru Menulis (GGM).
Melalui tulisan-tulisannya, Omjay mengajarkan satu hal penting:
"Menulislah dengan hati, bukan dengan ChatGPT."
Kalimat itu sederhana, namun dalam maknanya. Ia ingin menegaskan bahwa teknologi hanyalah alat bantu --- bukan pengganti nurani dan keikhlasan seorang pendidik. Menulis, bagi Omjay, adalah bentuk pengabdian. Sebuah cara untuk berbagi ilmu, memperkuat karakter, dan menginspirasi sesama guru agar tak berhenti belajar.
Sumpah Pemuda dalam Semangat Digital
Bagi Omjay, Sumpah Pemuda bukan hanya kenangan sejarah, melainkan semangat yang harus diwariskan dalam bentuk baru. Di era digital ini, medan perjuangan bukan lagi di medan tempur, tetapi di ruang maya. Pemuda kini berjuang dengan keyboard, kamera, dan jaringan internet.
Omjay melihat dunia digital sebagai ladang amal. Melalui kegiatan seperti Olimpiade TIK Nasional (OTN) dan Gerakan Guru Menulis, ia menyalakan semangat Sumpah Pemuda dalam bentuk nyata. Ia mengajak guru dan siswa untuk bersatu dalam karya, saling mendukung, berbagi ilmu, dan menebarkan kebaikan lewat tulisan serta teknologi.
"Kalau para guru bersatu dalam karya, maka bangsa ini tidak akan tertinggal,"
ujarnya dalam sebuah webinar pendidikan.
Ia percaya, di balik semangat menulis dan berbagi itu tersimpan nilai-nilai Sumpah Pemuda: persatuan, gotong royong, dan cinta tanah air.
53 Tahun, Tapi Tetap Berjiwa Muda
Meski usianya kini telah mencapai 53 tahun, semangat Omjay tetap menyala seperti pemuda berusia dua puluhan. Setiap pagi ia menulis di blognya, menjawab pesan dari guru-guru di seluruh Indonesia, mengisi webinar, dan tetap mengajar dengan penuh semangat.
"Selama jantung masih berdetak, saya akan terus berbagi ilmu," katanya dengan mata berbinar.
Kalimat itu bukan hanya janji, tetapi bukti nyata. Bahkan ketika beberapa waktu lalu ia sempat dirawat di RS Harum Sisma Medika Jakarta, Omjay tetap menulis dari kamar perawatannya. Ia memantau kegiatan Olimpiade TIK Nasional secara daring, menunjukkan bahwa semangat seorang pendidik sejati tak bisa dibatasi ruang dan waktu.
Semangatnya menjadi teladan bahwa menjadi muda bukan soal usia, tetapi soal semangat dan kontribusi.

Merayakan Ulang Tahun di Rumah yang Sederhana
Tak seperti tokoh terkenal yang merayakan ulang tahun dengan pesta mewah, ulang tahun Omjay tahun ini dirayakan dengan kesederhanaan di rumah mungilnya di Jatibening, Bekasi. Tak ada kue besar atau balon warna-warni, hanya doa dari keluarga tercinta, ucapan selamat dari murid dan rekan sejawat, serta rasa syukur yang mengalir di hati.
Omjay bukan orang terkenal yang disorot kamera televisi. Ia hanya seorang guru biasa yang berusaha memberi makna luar biasa dalam setiap langkah hidupnya. Dari rumah kecil itulah, ia menulis, mengajar, menginspirasi, dan menyalakan semangat ribuan guru di seluruh penjuru Indonesia.
Dan mungkin, di situlah letak keistimewaannya --- kesederhanaan yang menyala karena ketulusan.
Refleksi untuk Para Pemuda dan Pendidik
Momentum 28 Oktober 2025 ini memberi pesan mendalam bagi kita semua.
Bagi para pemuda, Sumpah Pemuda adalah panggilan untuk terus berkarya, berinovasi, dan menjaga persatuan di era yang penuh tantangan.
Bagi para pendidik, ulang tahun Omjay menjadi pengingat bahwa pengabdian tak mengenal batas usia dan inspirasi tak mengenal waktu.
Bangsa ini butuh lebih banyak sosok seperti Omjay --- guru yang menulis bukan untuk ketenaran, tapi untuk kebermanfaatan; yang mengajar bukan sekadar menjalankan tugas, tapi menjalani panggilan jiwa.
Selamat Hari Sumpah Pemuda!
Selamat ulang tahun yang ke-53, Omjay!
Teruslah menulis, teruslah berbagi, dan teruslah menyalakan semangat muda di hati setiap guru dan siswa Indonesia.
Salam Blogger Persahabatan,
Wijaya Kusumah -- Omjay
Guru Blogger Indonesia
https://wijayalabs.com
Artikel ini didedikasikan untuk sosok guru yang selalu menulis dengan hati, dan untuk setiap pemuda yang terus menjaga nyala api persatuan Indonesia.
