Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
5. Jadilah Bagian dari Cerita
Tulisan yang menyentuh hati seringkali lahir dari pengalaman pribadi. Ketika penulis menempatkan dirinya sebagai bagian dari cerita — bukan sekadar pengamat — tulisan menjadi lebih hangat dan jujur.
Omjay sering mengatakan,
“Tulisan terbaik adalah tulisan yang membuat penulisnya ikut menangis saat menulisnya.”
Jika kamu menulis dengan rasa, pembaca pun akan merasakannya.
6. Tutup dengan Refleksi
Akhiri tulisan dengan renungan atau pesan mendalam. Ajak pembaca berpikir, bukan sekadar membaca. Sebuah paragraf penutup yang kuat bisa meninggalkan jejak dalam hati pembaca.
Misalnya:
“Kita sering lupa bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hal besar. Kadang, senyum kecil dari murid di pagi hari sudah cukup membuat seorang guru merasa hidupnya berarti.”
Penutup
Menulis yang menyentuh hati bukanlah soal teknik semata, tetapi soal ketulusan. Setiap kata yang keluar dari hati akan menemukan jalannya menuju hati orang lain. Maka, jangan takut menulis apa adanya. Biarkan hatimu berbicara melalui pena.
Karena sesungguhnya, tulisan yang menyentuh hati akan abadi — bukan karena indahnya kata, tetapi karena tulusnya rasa.
Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang buku bagaimana menyentuh hati kaya Abbas ulama mesir yang baik hati. Semoga bermnafaat buat pembaca.