Guru di SMAN 9 Kota Bekasi yang tertarik menulis di Kompasiana. Penulis reflektif, dan pengamat kehidupan sosial sehari-hari. Menulis bagi saya adalah cara merekam jejak, menjaga kenangan, sekaligus mengolah ulang pengalaman menjadi gagasan yang lebih jernih. Saya tumbuh dari kisah pasar tradisional, sawah, dan gunung yang menjadi latar masa kecil di Cisalak-Subang. Kini, keseharian sebagai guru membuat saya dekat dengan cerita murid, dunia pendidikan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di Kompasiana, saya banyak menulis tentang: pendidikan yang manusiawi, dinamika sosial budaya, kenangan kecil yang membentuk cara pandang, serta fenomena keseharian seperti kafe, pasar, hujan, dan keluarga. Saya punya prinsip tulisan yang baik bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenung, tersenyum, atau tergerak untuk berubah.
1. Nama majalah
Upayakan sebuah nama yang unik, menarik dan mudah diingat.
2. Artikel yang akan ditampilkan:
Tambahkan artikel lain seperti:
3. Mengajukan ISBN
Hubungi penerbit untuk membantu kita mendapatkan ISBN.
4. Menentukan Bahasa yang dipakai dalam majalah
Tentukan bahasa sesuai sasaran artikel, antara murid dan orang tua.
Saran : Gunakan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak. Tidak terlalu formal/kaku. Gunakan bahasa keseharian dan pergaulan. Selipkan bahasa-bahasa gaul yang lagi ngetrend (asalkan harus sopan). Misalnya hay gaess, kata sapaan sobat untuk para pembaca. Gunakan bahasa komunikatif sehingga seolah-olah kita sedang berbincang dengan pembaca.