Guru di SMAN 9 Kota Bekasi yang tertarik menulis di Kompasiana. Penulis reflektif, dan pengamat kehidupan sosial sehari-hari. Menulis bagi saya adalah cara merekam jejak, menjaga kenangan, sekaligus mengolah ulang pengalaman menjadi gagasan yang lebih jernih. Saya tumbuh dari kisah pasar tradisional, sawah, dan gunung yang menjadi latar masa kecil di Cisalak-Subang. Kini, keseharian sebagai guru membuat saya dekat dengan cerita murid, dunia pendidikan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di Kompasiana, saya banyak menulis tentang: pendidikan yang manusiawi, dinamika sosial budaya, kenangan kecil yang membentuk cara pandang, serta fenomena keseharian seperti kafe, pasar, hujan, dan keluarga. Saya punya prinsip tulisan yang baik bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenung, tersenyum, atau tergerak untuk berubah.
9. Upgrade crew
Agar majalah selalu Uptodate maka harus ada jadwal untuk mengupgrade ilmu bagi para crew.
Misalnya pelatihan menulis, pelatihan aplikasi Corel, Photoshop untuk layout dll., dengan memberdayakan teman sejawat atau mendatangkan narasumber ahli.
10. Pupuk Kekompakan
Kunci utamanya adalah mau.
Ada rintangan, halangan itu hal biasa. Apalagi saat mengawali.
Kesimpulan: Majalah sekolah adalah alat yang baik untuk mempromosikan semangat sekolah, menghargai prestasi siswa, dan membangun komunitas sekolah yang lebih kuat. Selain itu, ini memberikan kesempatan berharga bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam jurnalisme, desain grafis, dan kolaborasi tim.
Sekian semoga bermanfaat, sumber materi resume pertemuan ke-11 KBMN30PGRI bersama Bu Widya Setianingsih, S. Ag.