agus hendrawan
agus hendrawan Guru

Guru di SMAN 9 Kota Bekasi yang tertarik menulis di Kompasiana. Penulis reflektif, dan pengamat kehidupan sosial sehari-hari. Menulis bagi saya adalah cara merekam jejak, menjaga kenangan, sekaligus mengolah ulang pengalaman menjadi gagasan yang lebih jernih. Saya tumbuh dari kisah pasar tradisional, sawah, dan gunung yang menjadi latar masa kecil di Cisalak-Subang. Kini, keseharian sebagai guru membuat saya dekat dengan cerita murid, dunia pendidikan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di Kompasiana, saya banyak menulis tentang: pendidikan yang manusiawi, dinamika sosial budaya, kenangan kecil yang membentuk cara pandang, serta fenomena keseharian seperti kafe, pasar, hujan, dan keluarga. Saya punya prinsip tulisan yang baik bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenung, tersenyum, atau tergerak untuk berubah.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Harmoni Seni dan Inovasi, Kreativitas Tanpa Batas di Panen Karya P5

18 Oktober 2024   00:32 Diperbarui: 18 Oktober 2024   01:02 446 9 4


Bekasi, 17 Oktober 2024 - Panen Karya P5 diadakan dengan semangat oleh seluruh siswa di SMAN 9 Bekasi. Acara ini menjadi ajang bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka dalam berbagai bentuk, dari paduan suara, band, hingga inovasi teknologi. 

Dengan tiga tema utama, yaitu Bangunlah Jiwa Raganya (Kelas 10), Suara Demokrasi (Kelas 11), dan Rekayasa dan Teknologi (Kelas 12), setiap kelas tampil di hadapan para guru, siswa lain, dan tamu undangan.

Kreativitas Musik Perpaduan Tradisi dan Modernitas

dokpri
dokpri
Salah satu penampilan yang paling mencuri perhatian adalah band sekolah yang memadukan alat musik tradisional dan modern. Mereka menggunakan angklung, cajon, dan galon kosong, alat yang tidak biasa dalam pertunjukan musik formal dan memadukannya dengan biola, gitar listrik, gitar akustik, dan keyboard. Harmoni yang dihasilkan menunjukkan betapa seni dapat menjadi jembatan antara budaya tradisional dan modernitas.

Selain itu, paduan suara siswa menyuguhkan lagu-lagu bertema persatuan dan semangat jiwa muda, sejalan dengan tema Bangunlah Jiwa Raganya. Penampilan mereka menggambarkan pentingnya kolaborasi dan kerja sama, yang tidak hanya menghibur tetapi juga memperkuat jiwa kebersamaan di lingkungan sekolah.

Walaupun hanya alat sederhana seperti galon kosong, musik yang mereka mainkan tetap berkesan. Itu membuktikan, kreativitas tidak harus mahal, yang penting adalah semangat mereka. Mereka mengungkapan ekspresi dengan penuh antusias melalui musik yang mereka mainkan.

Kreativitas Tak Terbatas Hidroponik, Robotik, dan Demokrasi Sekolah

dokpri
dokpri
Selain menampilkan seni dan inovasi, saya juga merekam beberapa karya menarik lainnya. Tanaman hidroponik hasil budi daya siswa menjadi salah satu bentuk edukasi tentang pertanian modern, ketika para siswa mempraktikkan metode bercocok tanam tanpa tanah. Ini sejalan dengan upaya membentuk generasi muda yang sadar akan pentingnya ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan.

Saya juga menyaksikan kreasi robotik proyek teknologi canggih yang dirancang oleh siswa untuk memecahkan masalah sehari-hari. Dari robot sederhana yang bisa bergerak otomatis hingga model yang lebih kompleks, karya ini menunjukkan bahwa siswa sudah mulai mengembangkan keterampilan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) yang akan menjadi bekal penting di era digital.

Tak hanya itu, kampanye pemilihan Ketua OSIS digelar dengan suasana demokratis, lengkap dengan orasi dan debat terbuka. Para kandidat menyampaikan visi dan misi mereka di depan siswa lain, menciptakan suasana yang seru namun sarat pembelajaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3