Akbar Aridani Setiawan
Akbar Aridani Setiawan Mahasiswa

Jagalah ilmu dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Video

Miniatur Smart Transportation: Inovasi untuk Lalu Lintas Tertib dan Cerdas

15 Oktober 2025   10:28 Diperbarui: 15 Oktober 2025   15:17 167 7 2

"Teknologi hanyalah alat bantu, namun kesadaran manusialah yang menjadi kunci utama terciptanya kedamaian di jalan raya"

BANYAK orang yang masih mematuhi aturan lalu lintas hanya saat ada polisi di jalan. Namun, begitu nggak ada petugas yang mengawasi, aturan sering diabaikan begitu saja. Padahal, pelanggaran lalu lintas sekecil apa pun dapat menimbulkan risiko besar, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Kesadaran untuk berlalu lintas seharusnya tumbuh dari dalam diri, bukan lantaran takut ditilang. Dengan disiplin dan saling menghargai pengguna jalan lain, kita dapat menciptakan suasana berkendara yang lebih aman, nyaman, dan tertib bagi semua.

Berdasarkan latar belakang tersebut, aku dan beberapa teman-teman mahasiswa teknik informatika merancang "Miniatur Smart Transportation" sebagai solusi untuk mengurangi pelanggaran lalu lintas tanpa perlu menghadirkan polisi di setiap titik jalan.

Miniatur ini menggambarkan sistem transportasi cerdas yang mampu mengatur lalu lintas secara otomatis, menghubungkan pelanggaran, dan meningkatkan kesadaran pengendara agar lebih tertib. Intinya dengan memanfaatkan teknologi digital, semuanya dapat tercipta secara mandiri dan berkelanjutan.

"Miniatur Smart Transportation" ini merupakan salah satu tugas yang kami kerjakan untuk memenuhi nilai Ujian Tengah Semester dari mata kuliah Teknologi dan Transformasi Digital di Fakultas Teknik, Jurusan Informatika, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).

Dalam mata kuliah ini, dosen memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk membuat sebuah miniatur bertema teknologi dan inovasi. Terdapat banyak pilihan topik yang bisa dipilih, seperti smart city, sistem transportasi, dan berbagai konsep lain yang menggambarkan perkembangan teknologi masa kini.

Setelah melalui proses diskusi dan pertukaran ide, kelompok kami akhirnya sepakat untuk memilih tema transportasi. Kami merasa topik ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari dan memiliki peran penting dalam mendukung aktivitas masyarakat modern.

Melalui miniatur yang kami buat, kami ingin menampilkan gambaran lalu lintas dan sistem transportasi yang tertib, teratur, serta menjadi bagian penting dari kehidupan kota yang modern, efisien, dan berkelanjutan.

Lantas bagaimana sebenarnya "Miniature Smart Transportation" dibuat? Apa saja bahan yang digunakan dan bagaimana tahap pembuatannya? Selain itu, bagaimana mekanisme miniatur ini bisa bekerja dan diterapkan di lapangan? Semua pertanyaan itu akan dibahas dalam tulisan ini. Yuk simak baik-baik!

 "Miniatur Smart Transportation" merupakan salah satu tugas yang harus kami selesaikan untuk memenuhi nilai Ujian Tengah Semester (UTS) pada mata kuliah Teknologi dan Transformasi Digital di Fakultas Teknik Informatika Semester 1 tahun 2025. Kami tergabung dalam Kelompok 3, yang beranggotakan tujuh anggota yakni Raditya Ahmad Pratama, Faiz Azmi Nurdin Soleh, Muhammad Akmal Albantani, Raditya Ridwan, Akbar Aridani Setiawan, Fathinah Farhatul Sholeha, dan Widya Suci Rahmadhani .

Seperti kerja kelompok (kerkom) pada umumnya, kami pun membagi "jobdesk" agar setiap anggota memiliki tanggung jawab masing-masing. Ada yang bertugas membuat gedung dan rumah, ada yang menyiapkan jalan, pepohonan, serta rambu-rambu lalu lintas. Semua bagian ini nantinya disatukan menjadi miniatur kota modern dengan sistem transportasi cerdas yang kami beri nama "Miniatur Smart Transportation". Pengerjaan miniatur ini berlangsung selama empat hari penuh, dengan lokasi berpindah-pindah di beberapa kos anggota kelompok 3 di Kota Cilegon.

Hari-hari itu terasa panjang dan cukup menguras energi. Bayangkan saja, kami harus membawa bahan-bahan seperti kardus, lem tembak, gunting, dan berbagai perlengkapan lainnya dari satu tempat ke tempat lain secara bergiliran. Namun, meski melelahkan, suasananya tetap terasa hangat dan menyenangkan lantaran kami melakukannya bersama-sama.

Ketua kelompok kami, Raditya, bisa disebut sebagai sosok penting dalam menjaga kekompakan tim. Ia adalah anggota yang paling senior atau "sepuh" di antara kami. Raditya orangnya rendah hati, sabar, dan telaten. Ia selalu memastikan semua anggota ikut terlibat dalam proses, bukan sekadar melihat atau menunggu hasil akhir. Ia juga ingin setiap anggota kelompok memahami bagaimana miniatur ini dibuat dari awal hingga selesai.

Pun begitu, suasana kerkom kami tidak terlalu kaku, namun serius dan tetap fokus dengan hasil terbaik. Di sela-sela waktu kerkom, kami kadang masih bisa bercanda, saling bergurau, dan tertawa bersama, membuat suasana menjadi lebih hidup. Kadang-kadang, saat salah satu dari kami kehabisan ide, anggota lain langsung memberi saran dengan antusias. Momen seperti ini membuat kami sadar bahwa kerja sama bukan hanya soal hasil akhir, tapi juga tentang bagaimana menikmati proses.

Yang menarik, di tengah padatnya waktu pengerjaan, kami juga masih sempat mengikuti perkuliahan lainnya. Beberapa kali, kami berhenti sejenak untuk belajar bersama atau mengerjakan tugas tambahan di sela-sela membuat miniatur. Rasanya seperti memadukan antara belajar, berkarya, dan bersenang-senang dalam satu waktu.

Di hari terakhir, ketika semua elemen miniatur mulai menyatu - gedung berdiri rapi, lampu lalu lintas menyala, dan rambu-rambu terpajang di setiap sudut, tentu kami merasakan ada kepuasan tersendiri. Semua kelelahan terbayar lunas saat melihat hasil kerja keras kami berdiri di atas meja, menyerupai kota kecil yang hidup.

Empat hari itu mungkin melelahkan, tapi juga penuh tawa, cerita, dan kebersamaan. Dari proyek ini kami belajar bahwa kerkom tidak hanya tentang membagi tugas, tetapi juga tentang saling mendukung, menghargai waktu, dan menikmati setiap proses. Karena ketika dilakukan dengan kompak, pekerjaan yang sulit pun terasa mudah dan menyenangkan.

Tahapan Pembuatan "Miniatur Smart Transportation"

Potret anggota Kelompok 3 Teknologi dan Transformasi Digital (Sumber: Dokumentasi Pribadi)***
Potret anggota Kelompok 3 Teknologi dan Transformasi Digital (Sumber: Dokumentasi Pribadi)***

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat miniatur antara lain: Kertas Karton, Kertas Origami, Stik Es Krim, Kardus, lem kertas, lem tembak, tutup botol, gunting, cutter, serta kardus bekas odol.

Pembuatan miniatur ini dimulai dengan menyiapkan latar atau dasar miniatur. Gunakan kardus sebagai alas utama, lalu lapisi dengan karton warna-warni agar tampak lebih menarik. Warna hijau bisa digunakan untuk halaman atau taman, hitam dan putih untuk jalan raya, serta biru untuk menggambarkan langit.

Setelah itu, buatlah berbagai elemen pendukung seperti gedung, rambu lalu lintas, lampu lalu lintas, pepohonan, dan beberapa dekorasi tambahan agar tampilan miniatur lebih hidup.

Selanjutnya, untuk membuat gedung, manfaatkan kotak bekas pasta gigi atau kardus kecil. Bungkus dengan karton berbentuk persegi panjang, lalu tambahkan potongan karton kecil sebagai jendela agar terlihat seperti bangunan asli.

Kemudian, pada bagian rambu lalu lintas dapat dibuat dari tutup botol dan stik es krim. Tutup botol dibentuk seperti tanda larangan berhenti, lalu ditempelkan ke stik menggunakan lem tembak.

Untuk membuat lampu lalu lintas, potong kertas origami berbentuk lingkaran dengan warna hijau, kuning, dan merah. Buat tiangnya dari kertas karton yang digulung, lalu rekatkan menggunakan lem. Sebagai penutup, gunakan potongan kardus kecil agar lampu bisa berdiri tegak.

Untuk membuat pohon, gunting kertas origami sesuai bentuk pohon, lalu tempelkan pada bagian tepi jalan atau taman miniatur. Jika masih ada sisa bahan, masih bisa digunakan untuk dekorasi tambahan seperti awan, matahari, atau burung agar tampilan miniatur lebih menarik dan penuh warna.

Tahap terakhir adalah menempelkan semua elemen sesuai posisinya masing-masing. Setelah semua terpasang rapi, miniatur Smart Transportation pun siap ditampilkan sebagai gambaran kota modern yang tertata dan ramah teknologi.

Miniatur yang kami buat terdiri dari beberapa elemen penting yang menggambarkan keseimbangan antara teknologi dan kehidupan manusia serta lingkungannya. Di bagian depan terdapat halaman hijau yang melambangkan keindahan serta keharmonisan antara alam dan kemajuan teknologi.

Kami juga menambahkan rambu-rambu dan lampu lalu lintas sebagai simbol aturan, keteraturan, dan kedisiplinan yang harus diterapkan di jalan raya. Selain itu, terdapat gedung-gedung dan rumah-rumahan kecil yang menggambarkan kehidupan masyarakat di sebuah kota yang tertata rapi.

Setiap elemen kami susun dengan detail agar miniatur ini tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki makna. Melalui karya ini, kami ingin menunjukkan bahwa kemajuan teknologi seharusnya tetap berjalan beriringan dengan alam dan kehidupan manusia, menciptakan keseimbangan alam yang harmonis di tengah modernitas.

"Miniatur Smart Transportation" dan Aplikasinya di Lapangan

Ilustrasi Kerkom anggota Kelompok 3 Teknologi dan Transformasi Digital (Sumber: Dokumentasi Pribadi)***
Ilustrasi Kerkom anggota Kelompok 3 Teknologi dan Transformasi Digital (Sumber: Dokumentasi Pribadi)***

Kemajuan teknologi kini mulai menyentuh berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam sistem transportasi. Salah satu inovasi yang kami rancang adalah "Miniatur  Smart Transportation", sebuah solusi cerdas untuk mengurangi pelanggaran lalu lintas tanpa harus mengerahkan petugas di setiap sudut jalan. Melalui konsep ini, teknologi digambarkan "Smart Transportation" sebagai pengawas yang bekerja secara otomatis, akurat, dan berkesinambungan.

Miniatur tersebut menggambarkan lalu lintas perkotaan lengkap dengan rambu-rambu, lampu lalu lintas, gedung, dan rumah-rumah kecil. Setiap elemen disusun menyerupai sistem transportasi modern yang tertata dan saling terhubung.

Lalu, bagaimana mekanisme miniatur ini bisa bekerja dan diterapkan di lapangan?

Semuanya berawal dari pemasangan kamera CCTV di sejumlah titik jalan. Kamera ini merekam kondisi lalu lintas secara real-time, menampilkan arus kendaraan yang melintas setiap detik.

Tak hanya merekam, kamera tersebut juga dibekali sensor canggih yang mampu membaca plat nomor kendaraan secara otomatis. Setiap data hasil tangkapan kamera dikirim ke server big data di pusat kontrol.

Di pusat data inilah ribuan rekaman dari berbagai kamera di seluruh kota dikumpulkan dan dianalisis secara otomatis. Analisis proses dilakukan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang bekerja menilai setiap gerakan kendaraan di jalan. AI dirancang untuk mendeteksi berbagai pelanggaran lalu lintas, seperti menerobos lampu merah, tidak memakai helm, tidak mengenakan sabuk pengaman, hingga pelanggaran marka jalan.

Sistem ini tidak berhenti pada penemuan pelanggaran. AI juga mencatat plat nomor kendaraan, waktu kejadian, dan lokasi pelanggaran dengan sangat detail. Semua hasil analisis kemudian disimpan di sistem cloud yang terhubung dengan peta digital kota. Dengan begitu, setiap pelanggaran bisa dilacak berdasarkan titik lokasi secara cepat, akurat, dan mudah diakses oleh pihak yang berwenang.

Melalui sistem ini, diharapkan tercipta suasana berkendara yang lebih tertib dan aman, karena pengawasan tidak lagi bergantung pada kehadiran petugas di lapangan. Pengendara akan lebih sadar untuk menaati aturan, bukan lantaran takut kepada petugas, tetapi lantaran sistem digital bekerja secara konsisten dan adil.

Dalam tugas mata kuliah Teknologi dan Transformasi Digital di Fakultas Teknik Informatika Untirta, konsep Smart Transportation ini divisualisasikan melalui miniatur kota cerdas.

Melalui karya ini, kami mahasiswa ingin menunjukkan bahwa kemajuan teknologi dapat menjadi solusi nyata bagi masalah kedisiplinan di jalan raya. Teknologi seperti AI, cloud computing, dan big data bukan hanya konsep di atas kertas, tetapi dapat diterapkan langsung untuk mendukung keselamatan berlalu lintas.

Miniatur ini juga menjadi simbol masa depan transportasi yang efisien, aman, dan berkelanjutan . Dengan penerapan sistem cerdas seperti Smart Transportation, diharapkan pelanggaran lalu lintas dapat berkurang, kesadaran masyarakat meningkat, dan kota menjadi tempat yang lebih nyaman untuk beraktivitas.

Melalui "Miniatur Smart Transportation" yang telah kami dokumentasikan dalam bentuk video ini, Kami, dari kelompok 3 ingin menegaskan pesan sederhana: "Taat aturan bukan lantaran takut kepada petugas, tetapi karena peduli pada keselamatan bersama." Teknologi hanyalah alat bantu, namun kesadaran manusialah yang menjadi kunci utama terciptanya kedamaian di jalan raya. (Akbar)*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4