Yogyakarta sebagai wilayah keraton yang masih bertahan dengan keistimewaan dan budayanya yang sangat kental menjadi daya tarik wisatawan dari manapun.
Perputaran industri wisata yang demikian pesat membuat Yogyakarta menjadi daya tarik tenaga kerja kota-kota sekitarnya seperti Klaten dan Surakarta yang masih ada hubungan batin dari budaya Jawa yang demikian kental.
Maka tak heran, KRL jurusan Yogyakarta - Solo dan sebaliknya selalu ramai dan padat termasuk pada hari libur.
Sabtu, 1 Juni 2024 jam 4 sore Stasiun Tugu di peron 2 penuh dijubeli ratusan calon penumpang KRL menuju Solo. Padahal KRL dari Solo belum datang.
Tidak seperti biasanya, tidak banyak calon penumpang yang membawa helm. Penumpang yang membawa helm sebagai tanda mereka adalah pekerja atau karyawan yang akan pulang ke Klaten atau Solo.
Melihat pakaian yang dikenakan menunjukkan mereka adalah wisatawan lokal dan para pekerja sektor pariwisata yang tetap berkarya di hari libur.
Banyak calon penumpang yang berjubel melebihi garis kuning sebagai batas aman penumpang sungguh berbahaya.
Petugas keamanan harus bekerja keras berteriak-teriak dengan megaphone mengingatkan para calon penumpang agar mundur.
Entah karena tidak ada jalan untuk mundur atau bergeser maka petugas keamanan mengajak calon penumpang untuk mengikutinya ke tempat yang agak longgar.
Calon penumpang yang tidak mau berjubel pun dengan tertib mengikuti petugas keamanan dan ketertiban tersebut.
Begitu KRL dari Solo datang dan berhenti, calon penumpang pun berebut ke arah pintu yang belum terbuka.
Tampak pula seorang bapak dengan menggendong putrinya yang tidak ingin berjubel terpaksa naik lewat pintu yang tidak sejajar dengan lantai peron. Sehingga harus melompat.
Kejadian seperti ini rupanya menjadi peristiwa yang menarik bagi beberapa wisatawan mancanegara yang mengabadikan dengan memotonya.
Seorang wisatawan dari Swedia sangat keheranan melihat suasana seperti ini.
Di Swedia tidak seperti ini, katanya begitu saat saya ajak berbincang dengan bahasa Inggris yang belepotan.
Beda lagi dengan turis dari Jepang yang mengatakan tidak jauh dengan suasana stasiun di Jepang.
Entahlah bagaimana yang benar, saya belum pernah ke Swedia dan Jepang.
Dalam dua tahun terakhir puluhan kali menggunakan kereta api Malang - Yogyakarta dan KRL Yogyakarta - Klaten - Solo selalu melihat suasana seperti ini. Kecuali jam 11 menjelang tengah malam.