Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Diplomat

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Menara Lonceng Tawau, Bangunan Bersejarah Peninggalan Perang Dunia Pertama

19 September 2024   05:20 Diperbarui: 19 September 2024   15:59 308 5 3


Apabila kita berbicara tentang menara, maka bayangan yang muncul di benak adalah suatu bangunan atau bagian bangunan yang didirikan lebih tinggi daripada bangunan induknya. 

Sebagai contoh menara masjid yang digunakan untuk mengumandangkan azan. Menara masjid selalu menjulang lebih tinggi dari bangunan masjidnya. 

Demikian pula dengan menara suar atau mercusuar, sebuah bangunan tinggi untuk mengawasi daerah sekitar Pantai atau yang menjadi petunjuk bagi kapal dan sebagainya yang sedang berlayar.

Namun tidak demikian halnya dengan bangunan "Menara Lonceng Tawau" atau Belfry Circa yang terletak di salah satu sudut kawasan Padang Bandaran Tawau, tepatnya di depan kantor Pelabuhan Tawau. 

Bangunannya tidak menyerupai menara yang menjulang tinggi, namun lebih menyerupai sebuah struktur bangunan pondok penjagaan tanpa dinding. Atap Belfry Circa dibuat dari kayu keras, yang ditopang 6 tiang teras kayu Billian dan atap sirap yang terbuat dari kayu billian.

Dibangun pada tahun 1918 oleh orang-orang Jepang yang bermukim di Tawau, Belfry Circa ini dibangun sebagai "monumen" perdamaian pasca berakhirnya Perang Dunia Pertama seperti tampak dari tulisan "PEACE 1918" di lantai Menara. Jepang sendiri pada saat itu mendukung Inggris yang menguasai Tawau pada 1898.

Diperkirakan pada masa itu terdapat sekitar 300 orang Jepang yang bekerja dan memiliki ladang-ladang yang luas seperti Ladang Getah di Kuhara, mempunyai padang golf dan membangun rumah sakit di perkebunan. 

Menara Lonceng Tawau September 2024, sumber gambar: Aris Heru Utomo
Menara Lonceng Tawau September 2024, sumber gambar: Aris Heru Utomo

Selain itu, Jepang mendirikan Borneo Fishing Company untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan. Bukan hanya itu, Jepang pun menempatkan perwakilan Japanese Bank untuk melayani kepentingan orang-orang Jepang.

Selain sebagai monumen perdamaian, Belfry Circa ini pada awalnya berfungsi sebagai tanda mulainya jam kerja pegawai pemerintah lewat bunyi lonceng setiap pukul 08.00 pagi. Selain itu, lonceng yang berada di menara digunakan sebagai tanda keadaan darurat, misalnya saat terjadi kebakaran.

Terletak di Padang Bandaran, Belfry Circa menjadi sedikit bangunan bersejarah yang bertahan dan selamat dari perusakan pasca berakhirnya Perang Dunia kedua 1945. 

Belfry Circa menjadi saksi peristiwa penyerahan diri tentara Jepang yang dikumpulkan di lapangan yang persis berada di dekatnya dan kemudian dikirim ke Jesselton (sekarang Kota Kinabalu). Belfry Circa juga menjadi saksi tragedi kebakaran besar pada 7 Maret 1953 yang memusnahkan seluruh bangunan dan kantor pemerintahan di Bandar Tawau.

Sayangnya, kini di Menara Lonceng Tawau tersebut tidak ada lagi lonceng yang pernah digunakan untuk menandakan dimulainya jam kantor atau tanda bila terjadi peristiwa darurat seperti kebakaran. Sementara sampah-sampah berserakan di bawah dan sekitar menara dengan rumput-rumput yang menjulang.  

Agar Menara Lonceng Tawau menarik saat dikunjungi, mungkin fungsi menara tersebut dapat dikembalikan, setidaknya ada replika lonceng di menara tersebut. Selain itu sampah-sampah yang terdapat di sekitar Menara Lonceng Tawau, perlu dibersihkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2