Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Sumber: https://www.youtube.com/@gnafanu
Di tengah Kampung Gunung Katun, Kecamatan Baradatu, Way Kanan, sebuah kegiatan unik dan penuh makna digelar oleh siswa SMKN 1 Baradatu.
Mereka melakukan Bedah Pekarangan di rumah Ibu Upik, tepatnya di RT 1 Bukit Jambi. Konsep ini tidak sekadar berkebun, melainkan mengintegrasikan sayuran, tanaman obat keluarga (Toga), hingga kolam ikan.
Ini adalah salah satu program Community Development (Comdev) PT BWKM yang mengusung konsep, "Integrated vegetable, herbal crops, and fishpond to support family nutrition and economy".
Kegiatan ini mengusung semangat pertanian skala rumah tangga yang ramah lingkungan.
Dengan lahan terbatas, siswa belajar bagaimana setiap jengkal tanah bisa dimanfaatkan secara produktif.
Mulai dari sudut pekarangan yang ditanami cabai, bayam, terong, katuk, hingga area kecil di tengah-tengah yang disulap menjadi kolam ikan lele.
Menariknya, kegiatan ini tidak dilakukan sendiri oleh para siswa. Mereka mendapat dukungan dari staf PT Batutua Waykanan Minerals (BWKM) sebagai bagian dari implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR).
Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan, masyarakat, dan dunia usaha bisa bersinergi.
Bedah pekarangan ini juga menjadi media belajar langsung bagi siswa SMKN 1 Baradatu. Mereka tidak hanya memahami teori pertanian dari kelas.
Lebih dari itu, sisiwa PKL belajar untuk mempraktikkan cara menanam, mengelola air, dan merawat tanaman di lapangan.
Kehadiran tanaman obat keluarga atau Toga menjadi sorotan tersendiri. Siswa menanam jahe, kunyit, serai, hingga daun sirih.