Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Sumber: https://www.youtube.com/@gnafanu
Budidaya ikan lele memang identik dengan usaha yang sederhana, namun siapa sangka dari kesederhanaan itu bisa menghasilkan omzet jutaan rupiah setiap kali panen.
Inilah yang dijalani seorang ayah muda bernama Agung, warga Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Lampung.
Dengan cara unik dan penuh ketekunan, Mas Agung membuktikan bahwa usaha kecil pun bisa berbuah besar.
Mas Agung memanfaatkan empat kolam terpal di pekarangan rumahnya. Setiap kolam ia isi dengan seribu ekor benih lele.
Jumlah itu terbilang standar untuk ukuran kolam terpal, namun pengelolaannya tidak bisa asal-asalan.
Ia menata siklus budidaya secara bertahap, sehingga panen bisa dilakukan bergantian tanpa henti.
Dengan sistem bertahap ini, ia tidak pernah kekurangan stok ikan untuk dipasarkan. Saat satu kolam siap panen, kolam lainnya sedang masa pertumbuhan.
Artinya, Mas Agung selalu punya ikan lele segar untuk ditawarkan ke pembeli, baik perorangan maupun pedagang.
Dalam proses budidayanya, tentu ada risiko kematian ikan. Dari setiap 1000 ekor, sekitar 10 persen biasanya tidak bertahan hidup.
Namun, 90 persen sisanya tumbuh sehat hingga masa panen. Hasil itu cukup memuaskan, mengingat budidaya lele memang relatif mudah dibanding jenis ikan lain.