Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Tujuannya untuk mempercepat kerja mikroba sehingga proses pengomposan berjalan lebih cepat.
Tumpukan kompos ini perlu ditutup menggunakan terpal agar suhunya terjaga dan tidak terlalu lembap.
Selama proses fermentasi, tumpukan kompos perlu dibalik setiap 5–7 hari sekali.
Hal ini dilakukan untuk memberikan oksigen yang cukup dan menjaga bahan agar tidak berbau busuk.
Biasanya dalam waktu 30–40 hari, kompos sudah matang ditandai dengan warna hitam pekat dan tidak berbau menyengat.
Generasi muda yang memimpin kegiatan ini juga memberikan edukasi langsung kepada warga tentang cara menguji kualitas kompos.
Kompos yang baik teksturnya remah, tidak terlalu basah, dan aromanya seperti tanah hutan.
Edukasi ini membuat masyarakat semakin yakin untuk menggunakan pupuk organik hasil karya mereka sendiri.
Dalam hal aplikasi, pupuk kompos bisa langsung ditaburkan di sekitar perakaran tanaman.
Kompos juga bisa dicampur dengan tanah sebelum proses tanam agar struktur tanah menjadi lebih gembur.
Cara ini terbukti efektif meningkatkan kesuburan tanah tanpa harus bergantung pada pupuk kimia.