Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com
Untung saja, peron stasiun ini lebih tinggi dibandingkan ruang tunggu sehingga tidak tenggelam. Beberapa saat kemudian, KRD Kedung Sepur tiba di stasiun ini setelah tertahan lama di Stasiun Alastua.
Lalu, KA Ambarawa Ekspres dari Surabaya datang dengan lokomotif khusus. Kereta ini yang akan saya naiki tetapi harus menuju Stasiun Poncol dulu untuk bergnati loko dan menurunkan penumpang.
Akhirnya, setelah menunggu 3 jam lebih, saya bisa naik ke dalam kereta. Para penumpang langsung menyerbu kereta makan dan hanya menemukan mie instan. Pengalaman ini sangat berkesan dan bisa jadi pelajaran bahwa manajemen krisis saat bencana sangat penting.
Pihak KAI harus mengevaluasi kejadian ini yang ternyata berdampak pada perjalanan KA lain. Daripada sibuk membuat branding dengan KA Panoramic yang tiketnya tak terjangkau, lebih baik mereka sibuk mengupayakan bagaimana Stasiun Tawang tidak lagi tenggelam.
Entah meninggikan rel, memindahkan ruang tunggu dan boarding, atau yang paling ekstrem memindahkan stasiun. Apapun itu, keinginan para penumpang hanya satu yakni naik kereta api tepat waktu dan nyaman.
Tidak hanya itu, informasi yang jelas kepada penumpang juga sangat penting agar penumpang tidak seperti bola pingpong yang bingung harus ke mana dan berbuat apa.