Ikrom Zain
Ikrom Zain Tutor

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Video Artikel Utama

Jalan Kaki dari Simpang Lima ke Stasiun Tawang, Penutup Akhir Tahun yang Menyedihkan di Kota Semarang

2 Januari 2023   09:47 Diperbarui: 2 Januari 2023   11:10 5475 24 15

Genangan air di Simpang Lima saat itu sudah sangat tinggi. Banyak pemotor yang jatuh dan ditolong petugas kepolisian yang berjaga. Saya pun mencoba mengorder taksi dan ojek online tetapi gagal. Tak satu pun driver yang merespon pesanan saya. 

Akhirnya, saya memutuskan untuk berjalan kaki dari Simpang Lima ke Stasiun Tawang. Seorang polisi pun menyarankan saya hal yang sama. Ia meminta saya berhati-hati dan meminta bantuan petugas jika kesulitan berjalan. 

Entah dari polisi, TNI, BPBD, atau siapapun pokoknya jika menemukan arus sungai yang mengalir sebaiknya segera meminta pertolongan. 

Saya pun berjalan kaki pelan-pelan sambil membawa barang bawaan yang banyak dari Simpang Lima. Rute yang saya lalui adalah Jalan Gajah Mada, Jalan Pemuda, Pasar Johar, Kota Lama, dan berakhir di berakhir di Stasiun Semarang Tawang. Sepanjang perjalanan, saya mengoptimalkan trotoar jalan yang lebih tinggi dibandingkan jalan raya. 

Rute yang saya naiki. - Dokumentasi pribadi
Rute yang saya naiki. - Dokumentasi pribadi

Keputusan saya tepat karena air menggenangi jalan raya setinggi lutut di Jalan Gajah Mada. Padahal, jalan ini menjadi salah satu jalan penting di Semarang karena berdiri banyak hotel berbintang. 

Beberapa tamu hotel juga tampak kebingungan karena mobil yang akan mereka naiki kesusahan keluar hotel. Pun demikian dengan para ojol yang bingung mencari akses masuk hotel saat para tamu memesan makanan. 

Banyak motor yang mogok. - Dokumentasi pribadi
Banyak motor yang mogok. - Dokumentasi pribadi

Ada seorang driver ojol yang sudah hampir sejam duduk di dekat trotoar karena mesinnya mogok terkena banjir. Padahal, ia harus mengantarkan makanan di sebuah hotel di sana. 

Saya pun terus berjalan menuju Jalan Pemuda. Di sini banjir semakin parah. Bus-bus Trans Semarang berjajar di perempatan jalan tak bisa lewat. Beberapa mobil juga harus menepi dengan sopir dan penumpangnya yang mukanya kusut. Belasan pengendara motor bersusah payah mengetrap mesin motornya yang mogok. Hari itu Semarang benar-benar lumpuh. 

Saya melanjutkan perjalanan menuju Pasar Johar. Kondisi di sana semakin parah karena ada sungai yang mengalir di sisi utara pasar tersebut. Beberapa pedagang mencoba menyelamatkan dagangan mereka. Saya takjub melihat baju-baju yang dijual basah kuyup dan beberapa barang pecah belah juga terendam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5