Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com
Ini terobosan baru tentang Covid-19. Yang melakukannya adalah dr. Rina La Distia Nora, SpM(K), PhD., dokter mata dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI). Ia meneliti air mata serta berbagai hal tentang mata, untuk mendeteksi Covid-19. Keren, kan?
Mendeteksi Air Mata
Tiap orang memiliki mata. Tiap mata mengandung air mata. Nah, air mata itulah yang menjadi salah satu poin penelitian dr. Rina La Distia Nora, SpM(K), PhD. Dalam hal ini, ia meneliti air mata, untuk menemukan korelasi antara air mata dengan paparan virus Covid-19. Ini tentu saja merupakan terobosan baru, dalam konteks percepatan penanganan Covid-19.
Pada Sabtu (19/12/2020) lalu, dr. Rina La Distia Nora datang ke Unit Riset Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. Unit Riset RSDC adalah salah satu unit kerja RSDC Wisma Atlet, yang menghimpun lebih dari 20.000 data pasien Covid-19, yang pernah dan yang sedang dirawat di rumah sakit darurat tersebut.
Ribuan data itu, meliputi data medis, data psikis, serta data sosio-ekonomi tiap pasien Covid-19. Data tersebut sebagian besar sudah ditabulasi dan sudah diklasifikasi secara digital. Karena hal itulah, dr. Rina La Distia Nora menjalin kerjasama dengan Unit Riset RSDC Wisma Atlet untuk melakukan penelitian yang dimaksud.
Pada Sabtu (19/12/2020) siang itu, dr. Rina La Distia Nora mempresentasikan model riset yang akan ia lakukan, kepada para tim riset di Unit Riset RSDC Wisma Atlet. Pertama, dr. Rina La Distia Nora mengukur kandungan air mata dengan perangkat Oculus Keratograph. Pasien yang diteliti duduk dengan kedua mata menghadap ke perangkat tersebut.
Oculus Keratograph akan mencatat serta menampilkan data air mata sang pasien secara digital di layar monitor. Dari data itu, akan diketahui, apakah jumlah kandungan air mata sang pasien, normal atau tidak. Dokter Rina La Distia Nora menyebut, Oculus Keratograph secara cermat akan mengukur tingkat kekeringan mata sang pasien.
Hipotesanya, air mata orang yang sudah terpapar Covid-19, cenderung lebih kering dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar. Kedua, dr. Rina La Distia Nora mengambil sampel air mata pasien yang bersangkutan. Tujuannya untuk meneliti kandungan air mata tersebut. Ketiga, mencermati kondisi mata sang pasien, apakah memerah atau tidak.
Keempat, menanyakan secara langsung ke sang pasien, apakah yang bersangkutan merasakan gangguan pada mata atau tidak. Antara lain, apakah ia merasa matanya panas atau tidak. Hasil dari keempat tahap tersebut, ditambah dengan beberapa tahapan lain, akan mengarah ke suatu kesimpulan tentang korelasi mata dengan paparan Covid-19.
Riset Mata, Riset Strategis