Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Jelajah Wajah Baru Taman Ismail Marzuki, Jakarta

14 Agustus 2022   15:41 Diperbarui: 14 Agustus 2022   16:08 938 6 1

Jelajah Taman Ismail Marzuki (TIM) terkini. Foto: Isson Khairul
Jelajah Taman Ismail Marzuki (TIM) terkini. Foto: Isson Khairul

Gairah berkesenian mulai bangkit. Sejumlah komunitas seni budaya menggelar kreativitas mereka. Taman Ismail Marzuki (TIM) kembali ramai. Bagaimana menjaga momentum kebangkitan tersebut?

Ekspresi di Tengah Revitalisasi

  

Proses revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat, masih terus berlangsung. Sejak dibuka bertahap, mulai Senin, 3 Juni 2022 lalu, berbagai aktivitas seni budaya digelar di sana. Baik dalam wujud pameran lukisan, pementasan teater, pembacaan puisi, diskusi sastra, maupun peringatan hari-hari besar yang relevan.


PT Jakarta Propertindo (JakPro) yang menjadi pelaksana revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), misalnya, menjadikan TIM sebagai salah satu lokasi untuk rangkaian HUT Jakarta ke-495, yang puncaknya pada Rabu, 22 Juni 2022 lalu. Peringatan tersebut ditandai dengan pameran arsitektur TIM hingga pameran karya seni.

Teater Tanah Air pimpinan Jose Rizal Manua, dua hari bertutur-turut, pada  Sabtu (16/07/2022) dan Minggu (17/07/2022), mementaskan Help! karya Putu Wijaya di Teater Besar. "Di dua hari itu, lebih dari 2.500 orang datang menonton pertunjukan kami," ujar Jose Rizal Manua, yang menyutradarai pertunjukan tersebut.

Pada Selasa, 26 Juli 2022, Peringatan Satu Abad Chairil Anwar yang dipimpin Moctavianus Masheka, juga digelar di Teater Besar TIM. Peringatan tersebut menampilkan para pembaca puisi serta grup musikalisasi puisi. "Ini merupakan puncak Peringatan Satu Abad Chairil Anwar, yang sudah berlangsung sejak 4 Februari 2022," ujar Moctavianus Masheka.

Di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin di lantai 4 Gedung Panjang, juga berlangsung serangkaian aktivitas sastra dari berbagai komunitas sastra yang ada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Bahkan, komunitas Sastra Reboan yang selama ini menggelar aktivitas mereka di Warung Apresiasi di kawasan Bulungan Blok M., Jakarta Selatan, mengalihkan aktivitas mereka ke PDS HB Jassin di TIM.

Intinya, di tengah proses revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) yang masih berlangsung, Pusat Kesenian Jakarta ini tetaplah menjadi magnet bagi para pegiat seni budaya dari berbagai wilayah di tanah air. Pada Peringatan Satu Abad Chairil Anwar yang dipimpin Moctavianus Masheka, misalnya, para seniman dari berbagai penjuru negeri sengaja hadir ke TIM.

Spirit para seniman, sekaligus para komunitas seni budaya, untuk berekspresi di TIM, tentulah patut diapresiasi. Karena, sebagaimana diungkapkan Luky Ismayanti, selaku Project Director Revitalisasi TIM dari PT Jakpro, salah satu tujuan revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) adalah untuk mendukung ekosistem seni budaya.

Hal tersebut diungkapkan Luky Ismayanti kepada komunitas Teater Tanah Air pimpinan Jose Rizal Manua, ketika melakukan jelajah wajah baru TIM, yang dipandu oleh Verony Sembiring, selaku Kepala Unit Pelaksana Kerja Taman Ismail Marzuki (TIM).

Kenduri Cinta Kembali ke TIM

Dalam konteks ekspresi di tengah revitalisasi, kembalinya Kenduri Cinta ke Taman Ismail Marzuki, tentulah bagian penting untuk membangkitkan gairah seni budaya di sana. Sekadar mengingatkan, Kenduri Cinta adalah pentas seni budaya yang digagas oleh Budayawan Emha Ainun Nadjib, yang akrab disapa Cak Nun.

Kenduri Cinta pertama kali dilaksanakan di Lapangan Parkir terbuka Taman Ismail Marzuki, pada Jumat, 9 Juni 2000. Gelaran seni budaya tersebut pada awalnya dimulai setelah shalat Maghrib, namun kemudian dirubah menjadi seusai shalat Isya, sekitar pukul 19.30 WIB. Secara reguler tiap bulan, Kenduri Cinta menyapa para penontonnya, yang sebagian besar duduk lesehan di Lapangan Parkir terbuka TIM.

Sejak TIM direvitalisasi pada tahun 2019, gelaran seni budaya Kenduri Cinta pun jeda sejenak. Dan, sejak TIM dibuka secara bertahap mulai Senin, 3 Juni 2022 lalu, Kenduri Cinta langsung menyambutnya dengan penuh spirit. Pada Jumat, 22 Juli 2022, itulah untuk pertama kali Kenduri Cinta kembali pulang ke Taman Ismail Marzuki, sebagai edisi bulan Juli.

Untuk edisi bulan Agustus, Kenduri Cinta menyapa para penontonnya di TIM pada Sabtu, 13 Agustus 2022 lalu. Baik pada edisi Juli maupun edisi Agustus, ribuan penonton menyambangi gelaran seni budaya Kenduri Cinta tersebut. Acara digelar di Plaza Teater Besar TIM secara terbuka, kolosal, dan gratis.

Sebagaimana Kenduri Cinta di Lapangan Parkir terbuka TIM tempo dulu, kini di Plaza Teater Besar TIM, mereka juga dengan leluasa menikmati sajian Kenduri Cinta secara lesehan. Pada Sabtu, 13 Agustus 2022 lalu itu, Kenduri Cinta menyajikan gelaran Teater Perdikan dan Gamelan KiaiKanjeng asal Yogyakarta. Naskah yang mereka pentaskan, Waliraja-Rajawali.       

Gelaran seni budaya yang melibatkan 50 pemain tersebut, disambut ribuan penonton dengan penuh rasa kangen. Nyaris, sejak awal hingga akhir, tak ada yang beranjak dari lokasi. Mereka bukan hanya datang dari seputaran Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, tapi juga ada yang sengaja menempuh perjalanan jauh dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung demi menikmati sajian Kenduri Cinta.

Secara sosial ekonomi, penonton Kenduri Cinta sangat beragam. Ada yang datang dengan kendaraan umum, sepeda motor, dan mobil pribadi. Meski demikian, di Plaza Teater Besar TIM, semua membaur dan bersuka-ria, meski hanya duduk beralaskan terpal sederhana. Bahkan, cukup banyak yang hanya duduk di atas sepasang sandal jepit milik masing-masing.

Menjaga Momentum Kebangkitan

Pembukaan TIM secara bertahap, mulai Senin, 3 Juni 2022 lalu itu, tentulah merupakan momen kebangkitan. Semarak aktivitas seni budaya dalam wujud pameran lukisan, pementasan teater, pembacaan puisi, dan diskusi sastra yang tengah dan telah berlangsung, merupakan awal kebangkitan. Setidaknya, ada dua momen yang menjadi pemicu: HUT Jakarta ke-495 dan Peringatan Chairil Anwar.

Tapi, apakah aktivitas seni budaya di TIM hanya bergantung kepada momen? Mestinya, tidak. Dari penelusuran saya, sejauh ini, belum ada program seni budaya untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang yang di-publish ke publik. Di Instagram resmi uppkjtim, wajahbaru_tim, dan pds_hbjassin misalnya, belum ada info tentang kegiatan seni budaya untuk bulan September. Padahal, bulan Agustus sudah separuh jalan.

Memang, revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) belum selesai dan masih terus berlangsung. Tapi, momentum di pembukaan TIM secara bertahap ini, hendaknya dijaga dengan berbagai program yang relevan. Ada banyak komunitas seni budaya yang bisa dilibatkan untuk menjaga momentum kebangkitan tersebut.

Dalam Taman Ismail Marzuki (TIM) Dikelola Jakpro agar Kegiatan Bisnis Seimbang dengan Kebudayaan yang dilansir Kompas.com pada Rabu, 03 Juli 2019, disebutkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menyerahkan pengelolaan Taman Ismail Marzuki (TIM) kepada PT Jakarta Propertindo (Jakpro) setelah selesai direvitalisasi.

Artinya, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai pengelola, baru akan bergerak setelah TIM selesai direvitalisasi. Nah, di masa menjelang selesai revitalisasi, apakah TIM dibiarkan vakum dari aktivitas seni budaya? Alangkah lugu-nya Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM) yang didirikan pada 10 November 1968 di atas lahan seluas sekitar 8 hektar tersebut, pasrah saja.

Jakarta, 14 Agustus 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3