Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
Ada 400 orang lebih duduk di kursi. Mereka bukan sedang mendengarkan ceramah. Mereka dengan lentur menggerakkan tubuh serta kedua tangan. Ya, mereka sedang senam ... senam pernapasan Bio Energi Power. Benarkah bisa memulihkan stroke?
Tarik Napas, Buang Napas
Dimulai dengan menarik napas dalam-dalam, sembari membungkukkan badan, kemudian meluruskan kedua tangan ke depan, hingga membuang napas sepenuh tenaga. Itulah bagian dari gerakan senam pernapasan Bio Energi Power (BEP), yang menjadi aktivitas rutin para stroker di Jogjakarta.
Stroker adalah sebutan untuk mereka yang pernah mengalami serangan stroke. Baik stroke ringan, maupun stroke berat. Baik yang mengalami sekali serangan, maupun yang lebih dari sekali. Di Jogjakarta, para stroker menghimpun diri dalam Komunitas Yayasan Stroke Indonesia, yang disingkat Komunitas Yastroki Jogjakarta.
"Komunitas Yastroki ini ada di banyak wilayah di tanah air. Yastroki Jogjakarta termasuk komunitas yang paling aktif. Secara nasional, jumlah penderita stroke di Jogja, nomor dua terbanyak, setelah Kalimantan Timur," ujar Tugas Ratmono, Wakil Sekjen Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Pusat.
Tugas Ratmono adalah dokter spesialis syaraf (neurologi), yang juga lulusan Sekolah Perwira Militer Sukarela ABRI (Sepamilsuk) tahun 1989, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Ia pensiun pada 1 Oktober 2021 lalu, dari jabatan Kepala Pusat Kesehatan TNI dan Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
Senam pernapasan Bio Energi Power, menurut Tugas Ratmono, bukan hanya baik dilakukan oleh para stroker, tapi juga bermanfaat untuk mencegah serangan stroke. Artinya, senam tersebut berguna untuk memulihkan kesehatan para stroker, sekaligus mencegah serangan stroke.
Nah, dari 400 orang lebih yang melakukan senam BEP itu, sebagian di antaranya, bukan stroker. Tapi, mereka bergabung ke dalam Komunitas Yastroki Jogja dan mengikuti berbagai kegiatan komunitas tersebut, untuk mencegah serangan stroke.
Di event pada Minggu, 30 Oktober 2022 lalu itu, yang ikut bersenam bukan hanya para stroker dan non-stroker dari Jogja saja. Ada juga yang datang dari Jakarta, Semarang, Malang, dan dari berbagai kota lainnya. Mereka datang ke Jogja, dalam konteks Peringatan Hari Stroke Sedunia, yang jatuh pada 29 Oktober.
Tugas Ratmono menyebut, peringatan secara nasional tahun ini, memang dipusatkan di Jogja, pada 29-30 Oktober 2022. Kegiatannya, antara lain, senam BEP bersama di halaman Gedung DPRD Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta, Jalan Malioboro.