Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
Seminar Internasional Golok Banten di Mata Dunia ini, adalah langkah awal Polda Banten secara official untuk mendaftarkan Golok Banten sebagai warisan dunia ke The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). "Yang terdekat, Team Golok Banten akan menjadi bagian dari seminar sejenis, yang akan diselenggarakan Nederlance Pencaksilat Federacti, pada 16-17 Desember 2022 mendatang di Belanda," tutur Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto, lebih lanjut.
Golok Banten memiliki sejarah yang panjang, menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah rakyat Banten ketika melawan penjajah. Dengan kata lain, Golok Banten merupakan senjata warisan para leluhur Banten dalam upaya merebut kemerdekaan. Hingga kini, Golok Banten masih terus dirawat sebagai benda pusaka serta dikembangkan sebagai cindera mata khas Banten.
Golok Banten memiliki nilai histori yang tinggi, sejak era Kerajaan Sunda atau Padjadjaran, era Kesultanan Banten, sampai dengan era Kemerdekaan. Atas dasar itulah Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto memperjuangkan agar Golok Banten terdaftar, tercatat, dan diakui sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO.
Dalam konteks yang lebih detail, Golok Banten telah melalui uji laboratorium metallurgy sebagai domain of materials science and engineering, untuk menyusuri jejak peradaban seni besi tempa yang berkembang di Tanah Banten pada masa lalu.
Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto menuturkan, unsur kimia yang ditemukan di material Golok Banten, menunjukkan, betapa luar biasa adiluhung-nya para empu atau pandai besi di wilayah Banten pada zaman dahulu. Ke-adiluhung-an tersebut yang membuat Golok Banten mampu bertahan lestari hingga ratusan tahun.
Salah satunya dikenal dengan nama Golok Si Rebo, yang merupakan golok tertua di masa kepemimpinan Sultan Maulana Hasanuddin Banten, pada tahun 1552-1570 Masehi. Konon, Golok Si Rebo dengan berbagai kesaktiannya tersebut, membutuhkan waktu pembuatan lebih dari 7 tahun. Sekali lagi, hal tersebut menggambarkan, betapa luar biasa adiluhung-nya para empu atau pandai besi di masa lalu, yang merupakan para leluhur rakyat Banten.
Tercatat Sejak Tahun 1300
Menyebut Golok Banten, tentulah tidak mungkin untuk tidak menyebut Ciomas, salah satu Kecamatan di Kabupaten Serang, yang sangat dikenal sebagai wilayah penghasil Golok Banten. Motif golok dari wilayah Ciomas, sangat beragam. Antara lain, motif Kembang Kacang, Mamancungan, Candung, dan Salam Nunggal.
Bahan dasar golok dari Ciomas adalah dari besi yang disebut Sulakar, yang juga dipakai sebagai bahan pijakan kaki di kereta delman pada masa lampau. Artinya, historical Golok Banten, dalam konteks rencana pengajuan sebagai warisan dunia ke UNESCO, masih bisa ditelusuri jejaknya melalui serangkain penelitian.
Ketika membuka Seminar Internasional Golok Banten di Mata Dunia pada Sabtu, 12 November 2022 lalu, Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto menyebut, serangkaian penelitian intensif terus dilakukan. "Bukan hanya untuk meraih pengakuan dari UNESCO, tapi sebagai bentuk penghormatan terhadap para empu, yang menjadi leluhur rakyat Banten," ungkap Kapolda Banten, yang disambut tepuk tangan meriah para jawara Banten.
Di sela-sela seminar tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Banten Kombes Shinto Silitonga, menuturkan, memang golok ditemukan di banyak wilayah di tanah air. Tapi, di sejumlah manuskrip sejarah Sunda -Jawa Barat kini- yang tersimpan di museum, golok sudah tercatat sejak tahun 1300.