Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
Wali Kota Bogor Bima Arya sudah melempar wacana sejak Januari 2020. Desember 2022, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, menyebut, Pemkot Bogor sudah berkirim surat cukup lama ke mana-mana. Sekali lagi, kapan Museum Kerajaan Pajajaran Terwujud?
Titik Penting Kawasan Batutulis
Inilah kawasan Batutulis, Bogor, Jawa Barat. Dari sejumlah literasi, kawasan Batutulis ini diyakini sebagai area utama Keraton Kerajaan Pajajaran. Salah satu titik penting yang menjadi penandanya adalah Situs Batutulis, batu pipih berbentuk trapesium yang merupakan sasakala.
Yang dimaksud dengan sasakala adalah batu prasasti peringatan bagi Raja Pajajaran yang telah meninggal dunia, yaitu Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi tahun 1521. Prasasti tersebut dibuat pada Candrasangkala Panca Pandawa Emban Bhumi, tepatnya pada tahun Saka 1455 atau tahun 1533 Masehi.
Prasasti Batutulis ini untuk memperingati wafatnya Prabu Siliwangi, setelah 12 tahun meninggal. Prasasti Batutulis dibangun oleh Prabu Surawisesa sebagai peringatan terhadap ayahandanya Prabu Siliwangi, Raja Kerajaan Pajajaran.
Batu prasasti tersebut berukuran tinggi 151 centimeter, lebar bagian dasar 145 centimeter, dengan ketebalan antara 12--14 centimeter, ditulis dengan huruf Sunda Kawi. Prasasti itu berada dalam Kompleks Prasasti Batutulis, seluas 17 x 15 meter. Persisnya, di Jalan Batu Tulis No.54, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Dari stasiun kereta Bogor, berjarak sekitar 7,7 kilometer.
Secara kesejarahan, Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu. Kerajaan ini berdiri pada tahun 923 Masehi dan runtuh pada 1597 Masehi, setelah diserang oleh Kesultanan Banten. Sejumlah literasi menyebut, puncak keemasan Kerajaan Pajajaran adalah pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi, 1482-1521 Masehi.
Kompleks Prasasti Batutulis tersebut, tentulah sangat mungil bila dibandingkan dengan kebesaran Kerajaan Pajajaran. Menurut sumber Portugis, Kerajaan Pajajaran diperkirakan memiliki 100.000 prajurit dan 40 ekor pasukan gajah.
Yang keren, Prabu Siliwangi dikenal sebagai Raja Pajajaran, yang memegang teguh asas kesetaraan dalam kehidupan sosial. Ia mengedepankan kesejahteraan warga. Yang fenomenal, setelah Prabu Siliwangi diangkat secara resmi menjadi Raja Pajajaran, kebijakan pertamanya adalah membebaskan penduduknya dari empat macam pajak.
Di sekitar Kompleks Prasasti Batutulis itu, ada sejumlah situs bersejarah, sebagai bagian dari jejak Kota Bogor, yang juga telah dijadikan cagar budaya. Antara lain, Situs Puwakalih dan Situs Arca Puragalih. Selain itu, kawasan Batutulis, dikelilingi tiga aliran sungai yaitu Sungai Cisadane di sebelah utara, Sungai Cianten di sebelah barat, dan Sungai Ciaruteun di sebelah timur.
Ketiga sungai tersebut dipercaya sebagai benteng alami Keraton Kerajaan Pajajaran pada masa lalu. Kompleks Prasasti Batutulis berada di dataran tinggi, 334 meter di atas permukaan laut, sementara tiga aliran sungai tersebut berada jauh di bawah.
Aset Sejarah Belum Dikelola
Kawasan Batutulis sesungguhnya adalah asset sejarah yang sangat bernilai, khususnya bagi Kota Bogor. Apalagi, usia Kota Bogor sudah melampaui 5 abad dan memiliki banyak peninggalan budaya. Bahkan, Kota Bogor sudah menyandang predikat Kota Pusaka sejak tahun 2012 lalu. Kota Bogor menjadi salah satu dari 12 kota di Indonesia, dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI).
Sayangnya, Kawasan Batutulis yang bernilai sejarah tinggi tersebut, belum ditata serta belum dikelola sebagaimana mestinya. Pada Rabu, 15 Januari 2020 lalu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto sudah meninjau Prasasti Batutulis. Niat untuk menjadikan kawasan situs Batutulis menjadi museum yang isinya koleksi benda-benda bersejarah peninggalan Kerajaan Sunda Pakwan Padjadjaran, sudah ada.
Pada Kamis, 16 Januari 2020, Bima Arya mengungkapkan, sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Provinsi Banten, terkait dengan rencana Museum Pajajaran tersebut. Ia juga menyatakan, Pemerintah Kota Bogor menggandeng Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Bahkan, pada Rabu, 29 Januari 2020, Bima Arya menyelenggarakan sarasehan "Penataan Kawasan Batutulis Bogor" di Balai Kota Bogor. Sarasehan itu menghadirkan Guru Besar Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Bandung Prof. Dr. Nina Herlina, Guru Besar Arkeologi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Prof. Dr. Agus Aris Munandar, serta Direktur Perlindungan Cagar Budaya dan Permuseuman Kemendikbud Fitra Arda.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, pada Jumat, 2 Desember 2022, menyebut, sejauh ini modalitas yang dimiliki Pemkot Bogor untuk menata kawasan Batutulis yakni sudah merelokasi dua sekolah dasar yang berada di kawasan Batutulis. Pemkot Bogor pun sudah berkirim surat cukup lama ke mana-mana.
Hingga hari ini, belum tampak tanda-tanda serius di kawasan Batutulis gerakan untuk mewujudkan Museum Kerajaan Pajajaran.
Bogor, 8 Maret 2023