Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
Janjian ketemu dengan Sandy Andarusman, drummer Pas Band. Titik temunya hanya beberapa meter dari Stasiun Jakarta Kota, Jakarta Pusat. Saya keluar stasiun melalui pintu selatan, kemudian langsung melangkah ke arah kiri.
Meriah di Titik Kuliner
Tak lama, tak sampai 10 menit jalan kaki, tibalah saya di tempat sesuai perjanjian: Wedrink Mangga Dua. Rasanya sebentar banget, karena trotoar yang dilintasi bersih dan rapi. Lokasinya, persis di depan halte TransJakarta Pangeran Jayakarta. Benar-benar berhadap-hadapan.
Wah, kok banyak balon warna-warni? Kemeriahan apa kah? Ternyata, ada momen istimewa: grand opening gerai Wedrink Mangga Dua. Rupanya, sudah sejak beberapa hari lalu, gerai kuliner tersebut soft opening. Kita tahu, Wedrink adalah brand minuman ternama asal China dan telah membuka lebih dari 3.000 gerai di penjuru dunia.
Salah satunya, Wedrink Mangga Dua yang saya kunjungi itu. Hanya selang beberapa saat, nongol tuh sang anak band, Sandy Pas Band. Gayanya simpel. Rambutnya yang dikuncir berwarna keemasan, tentu saja menarik perhatian pengunjung gerai kuliner itu.
Kami salaman dan ketawa-ketawa renyah. Sandy Pas Band langsung meng-order milk tea, lengkap dengan boba dan kacang merah. "Ini salah satu minuman favorit gua. Bahkan, ketika sedang di luar negeri pun, gua lebih memilih milk tea dibanding yang lain," ujar Sandy Pas Band sembari menggenggam milk tea pesanannya.
Beberapa waktu lalu, ia mengunjungi sejumlah negara. Antara lain, China, Taiwan, dan Jepang. Di negara-negara tersebut, di sela kesibukannya sebagai musisi, ia tentu saja kulineran, termasuk menyeruput minuman favoritnya: milk tea.
"Bener. Ini bener bikinnya," ungkap Sandy Pas Band spontan, setelah menikmati milk tea Wedrink Mangga Dua. Ia menyeruput lagi minumannya, untuk meyakinkan kenikmatan rasanya. "Boba-nya enak, lunak, fresh banget," lanjut Sandy senyum-senyum keenakan.
Dari pengalaman Sandy Pas Band sebagai penikmat milk tea, milk tea bisa dijadikan acuan rasa untuk menu-menu lainnya. Karena, memadukan teh dan susu, kemudian dilengkapi dengan boba dan kacang merah, itu membutuhkan trik khusus untuk meraciknya.
Sandy terkesan banget dengan milk tea Wedrink Mangga Dua. Itu ia ungkapkan setelah lidahnya meng-compare dengan milk tea yang pernah ia seruput di berbagai gerai kuliner di berbagai negara. "Karena milk tea-nya sudah oke, gua yakin menu-menu lainnya ya tentu oke," ujar Sandy sumringah.
Musik dan Kuliner
Wedrink Mangga Dua tersebut milik Clement Winarko, rekan Sandy Pas Band, yang juga berkecimpung di ranah musik. Musik-lah yang mempertemukan mereka. Selama ini, Clement kerap menggelar berbagai event musik, yang antara lain melibatkan Sandy Pas Band.
Pada Rabu, 28 Februari 2024 lalu itu, saya dan beberapa rekan jurnalis ngobrol tentang musik dan bisnis kuliner dengan Sandy dan Clement di Wedrink Mangga Dua. "Secara ruangan, memang tidak seluas restoran, tapi di sini cukuplah untuk ngobrol kreatif," tutur Clement tentang gerai kulinernya.
Dalam konteks bisnis kuliner, gerai tersebut konsepnya ready to go drink. Mengacu kepada konsep itulah, makanya Clement Winarko bersama dua rekannya, mencari lokasi yang benar-benar strategis. Maksudnya, lokasi yang berdekatan dengan pusat lalu-lintas orang.
Lokasi Wedrink Mangga Dua yang akhirnya mereka pilih, karena dekat dengan stasiun kereta, halte TransJakarta, sekolah, gereja, dan hunian warga. "Sejak soft opening, respons terhadap gerai ini, cukup positif. Leluasa diakses dari berbagai tempat tersebut. Apalagi, banyak pilihan menu dengan harga yang terjangkau," lanjut Clement Winarko.
Beberapa siswa sekolah yang saya temui di gerai, umumnya meng-order menu minuman segar dengan harga di kisaran 10.000 rupiah. Sementara, para penumpang kereta dan TransJakarta yang umumnya adalah karyawan, rerata meng-order menu berharga 15.000-an. Mereka memilih take away.
Tiap pengunjung leluasa memilih, karena daftar menu tertera dengan jelas, lengkap dengan rate masing-masing. Selain pembayaran secara cash, juga tersedia berbagai fitur pembayaran secara digital. Dengan kata lain, konsep ready to go drink benar-benar diimplementasikan di gerai tersebut.
Secara kualitas tiap menu, Clement Winarko menyebut, tidak ada minuman yang bermalam. Boba, misalnya, dibuat tiap hari dan dijual untuk hari yang sama. Buah-buahan pun demikian. Jadi, konsumen mendapatkan menu yang benar-benar fresh tiap hari.
Jakarta, 3 Maret 2024