Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
Refleksi Diri dan Realitas
Menyimak Warisan Luka, Balutan Cinta, terasa sekali, betapa Rahayu Saraswati berhasil merekam realitas yang bertaburan dalam kesehariannya. Ia bukan hanya mencermati angka dan data tentang kesehatan mental, tapi sekaligus menghayati realitas tersebut, hingga membangkitkan kepedulian kepada sesama.
Melalui puisi, ia menggugah kepedulian kita. Rahayu Saraswati menilai, "Mental Health atau kesehatan mental, sesungguhnya sudah menjadi masalah yang serius di Indonesia." Pada Senin, 10 Juli 2023 | 05:10 WIB, media Kompas.id melansir Krisis Kesehatan Mental Menghantui Generasi Z Indonesia.
"Krisis kesehatan mental dialami kaum muda di sejumlah daerah di Tanah Air. Namun, akses mereka terhadap layanan kesehatan jiwa masih amat terbatas," begitu tulis media Kompas.id. Bahkan, pada Rabu, 18 Desember 2024 | 05:00:24 WIB, media yang sama kembali melansir Kesehatan Mental Gen Z di Zaman yang Sulit.
Untuk mendapatkan gambaran, kita bisa mulai menyusuri data di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), yang mencatat bahwa jumlah penduduk Indonesia per 31 Desember 2022 mencapai 277,75 juta jiwa. Dengan rincian, 24,5 juta jiwa berusia 10-14 tahun dan 21,7 juta jiwa berusia 15-19 tahun.
Sejumlah penelitian menemukan, dari remaja berusia 10-19 tahun tersebut, sebanyak 2,54 juta di antaranya masuk kategori orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Dan, 16,1 juta remaja tersebut, tergolong orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).
Nah, serentetan data tersebut, sesungguhnya merupakan alarm, agar kita lebih peduli kepada sesama. Saling berkolaborasi, saling support. Antara lain, seperti pesan Rahayu Saraswati: sudah seharusnya kita meluangkan waktu untuk mendengarkan curhat orang-orang sekitar kita.
Salah satu upaya untuk meminimalkan gangguan kesehatan mental adalah membangun kebiasaan berpikir positif. Dengan berkolaborasi, bekerjasama dalam suatu aktivitas komunitas misalnya, kita memiliki kesempatan untuk melatih diri berpikir positif. Menghargai gagasan orang lain, sekaligus belajar merumuskan gagasan sendiri untuk kepentingan orang banyak.
Artinya, berlatih mengelola ego, menimbang kepentingan sesama, seperti petikan puisi Rahayu Saraswati ini:
Jakarta, 6 Januari 2025