Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Liga Jakarta U-17 Main Cantik Tiap Hari untuk Kemenangan

22 April 2025   14:25 Diperbarui: 22 April 2025   14:25 192 1 0


19 April adalah hari lahir Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Kick off Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025 dilakukan pada Sabtu, 19 April 2025 lalu, di Pancoran Soccer Field, Jakarta Selatan. Ini liga untuk orang-orang muda usia 16 dan 17 tahun. Mari support mereka.   

Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025 di Pancoran Soccer Field, Jakarta Selatan. Foto: Isson Khairul 
Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025 di Pancoran Soccer Field, Jakarta Selatan. Foto: Isson Khairul 

Bermain Cantik, Membangun Kekompakan

Bermain cantik, setiap hari. Itulah pesan penting dari Yosef Erwiyantoro, Head of Liga Jakarta U-17. Pesan tersebut ia sampaikan kepada orang-orang muda, yang penuh gairah beraktivitas sebagai pemain sepak bola. Usia mereka di kisaran 16 dan 17 tahun.

Sepak bola bukan hanya tentang menang dan kalah. Ada prinsip fair play yang dijunjung tinggi. Menang secara terhormat dan kalah tetap bermartabat. Atas dasar itulah, Yosef Erwiyantoro merumuskan pesannya sebagai bermain cantik.

Cantik secara individual, cantik pula secara team kesebelasan. Pada hakekatnya, kerjasama team dalam sepak bola, menjadi kunci utama untuk meraih kemenangan. Gol tak akan tercipta tanpa bangunan kerjasama dari seluruh lini yang bergerak di lapangan.

Kekompakan team adalah kekuatan yang sesungguhnya, dari suatu kesebelasan. Harap diingat, tujuan didirikannya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) adalah sebagai media pemersatu kaum muda Indonesia. Itu 95 tahun yang lalu, jauh sebelum Indonesia merdeka pada 1945.

Adalah Soeratin Sosrosoegondo, yang memimpin pendirian PSSI tersebut. Dimulai dengan berkumpulnya tokoh-tokoh dari sejumlah organisasi sepak bola dari berbagai daerah di Yogyakarta, pada 19 April 1930. Melalui sepak bola, kekompakan orang-orang muda digalang untuk menentang kolonialisme Belanda.

Nah, momentum 19 April 1930 itulah yang dipilih Yosef Erwiyantoro untuk melakukan kick off Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025. Kick off dalam sepak bola adalah sebuah tendangan awal, yang dilakukan untuk memulai sebuah pertandingan.

Kick off itu dilakukan pada Sabtu, 19 April 2025 lalu, di Lapangan Sepak Bola TNI AU Pancoran, Pancoran Soccer Field, Jakarta Selatan. Tendangan pertama oleh legenda sepak bola nasional, Maman Siuryaman. Ia adalah gelandang bertahan nasional, peraih medali emas di SEA Games 1991.

Tendangan Maman Siuryaman langsung disambut oleh tendangan Tias Tano Taifik, bek kiri legendaris, yang juga peraih medali emas di SEA Games 1987. Kedua pemain kawakan tersebut menandai dimulainya Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025. Ada 18 klub sepak bola, dari berbagai wilayah DKI Jakarta, yang mengikuti Liga Jakarta U-17 ini.

Semua pertandingan akan digelar di Pancoran Soccer Field, setiap hari Sabtu dan hari Minggu. Pertandingan dimulai pukul 08:00 WIB pagi secara bersamaan di dua lapangan, yang posisinya bersebelahan. Pancoran Soccer Field tentulah bergengsi, karena berada di tengah kota sekaligus mudah diakses dari berbagai arah.

Support Penuh Orangtua

Dari 18 klub sepak bola yang mengikuti Liga Jakarta U-17 ini, nampak jelas, betapa besar minat orang-orang muda untuk mengembangkan diri melalui sepak bola. Bagi mereka, sepak bola bukan hanya sebagai penyaluran hobi, tapi sudah menjadi tekad untuk berkarir sebagai pemain sepak bola.

Ini menjadi wadah yang positif untuk pengembangan diri, baik secara fisik maupun secara psikis. Dan, orang-orang muda peserta Liga Jakarta U-17 ini, sebagian besar didukung penuh oleh orangtua masing-masing. Para orangtua dengan suka-ria mengantar anak-anak mereka untuk bertanding.

Kemudian, dari pinggir lapangan, mereka menonton sekaligus memberi semangat kepada anak-anak mereka yang tengah berlaga. Dalam konteks hubungan orangtua dan anak, hal itu sungguh mengesankan. Bukan kah anak-anak di usia 16 dan 17 tahun, masih sangat membutuhkan support orangtua?

Substansi edukasi orangtua dan anak itulah yang menjadi bingkai besar Liga Jakarta U-17 ini. Yosef Erwiyantoro selaku Head of Liga Jakarta U-17 berkali-kali mengungkapkan, bahwa sepak bola adalah perekat yang kuat untuk menyatukan spirit antar manusia.

Dalam hal Liga Jakarta U-17, ia menciptakan ruang untuk merekatkan hubungan orangtua dan anak. Dukungan orangtua tentu saja akan memotivasi anak untuk giat berlatih, sekaligus meningkatkan skill dalam bermain sepak bola.

Karena sepak bola berbasis team, bertumpu pada kekompakan kesebelasan, maka Liga Jakarta U-17 ini merupakan momentum bagi anak-anak usia 16 dan 17 tahun tersebut untuk mengembangkan kepribadian. Yang tak kalah penting adalah kesempatan membangun network, memperluas jejaring, serta meningkatkan kompetensi sosial.

Proses pengembangan jati diri tunas-tunas bangsa secara keseluruhan itulah, yang menjadi landasan utama Yosef Erwiyantoro menggelar Liga Jakarta U-17. Proses tersebut berlangsung panjang dan secara terus-menerus. Diperkirakan, tiap klub dari 18 klub yang menjadi peserta, masing-masing akan menjalani 30 kali pertandingan.

Dengan kata lain, anak-anak usia 16 dan 17 tahun tersebut, akan menjalani penempaan diri secara maksimal, dalam Liga Jakarta U-17. Ditempa secara fisik dan psikis. Ditempa secara skill dan strategi. Proses yang intens tersebut tentu saja merupakan jalan untuk mencapai prestasi sekaligus meraih kemenangan.

Jakarta, 22 April 2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2