Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
ABC Wirayudha FC sukses mengalahkan SoccerED, klub yang tak terkalahkan selama 12 pekan. Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025, kian sengit. Talenta-talenta muda usia 16-17 tahun, bermunculan di liga dengan kompetisi penuh ini.
Membina Skill, Membangun Kepribadian
Arifin Adam mengangkat tangan kanan, dengan senyum merekah. Ia menyongsong serta menyambut salam sepak bola, dari para pemain SoccerED, yang berbaris mendatanginya. Momen yang sangat mengesankan. Penuh dengan sikap ke-bapak-an serta vibes pembinaan.
Itulah kekhasan Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025. Padahal, di lapangan sintetis 1 Pancoran Soccerr Field ini, beberapa menit lalu, klub ABC Wirayudha asuhan Arifin Adam, baru saja mengalahkan SoccerED dengan skor 3-1.
Kemenangan ABC Wirayudha sekaligus memusnahkan gelar klub tak terkalahkan, yang disandang SoccerED selama 12 pekan berturut-turut, sejak Liga Jakarta U-17 digulirkan, pada Sabtu, 19 April 2025 lalu, di Pancoran Soccerr Field, Jakarta Selatan.
Artinya, di pekan ke-13 ini, 18 klub peserta Liga Jakarta U-17, sama-sama sudah merasakan kekalahan. Bagi SoccerED, kekalahan pada Minggu, 13 Juli 2025 tersebut, adalah kekalahan yang pertama, setelah berlaga 13 kali dengan 13 klub yang berbeda.
Kita tahu, kemenangan dan kekalahan adalah pelajaran berharga dalam sepak bola. Pemain, pelatih, pemilik klub, dan seluruh pihak yang menjadi bagian dari suatu kompetisi, adalah elemen yang berkorelasi langsung dengan kemenangan dan kekalahan tersebut.
Poin pentingnya adalah, bagaimana para pihak itu menyikapi kemenangan dan kekalahan. Sikap itulah yang menentukan, seberapa besar komitmen mereka terhadap pembinaan persepakbolaan. Apalagi ini menyangkut tunas-tunas muda yang berusia 16-17 tahun.
Sejak awal, Yosef Erwiyantoro selaku head of Liga Jakarta U-17, mengingatkan, "Substansi dari liga ini adalah kompetisi pembinaan. Membina talenta-talenta muda usia 16-17 tahun secara menyeluruh. Membina skill sepak bola mereka, sekaligus membangun kepribadian mereka melalui sepak bola."
Itu tercermin ketika para pemain SoccerED saling bersalam sepak bola dengan pemain ABC Wirayudha, juga dengan para team official ABC Wirayudha. Talenta-talenta muda dari kedua klub tersebut menyadari, mereka berlaga dalam konteks saling adu skill sepak bola. Bukan saling memusuhi.
See You Next Game
Di balik kekalahan dan musnahnya gelar klub tak terkalahkan tersebut, ada hal tragis yang dialami SoccerED, yaitu gol bunuh diri. Di babak pertama, SoccerED sudah ketinggalan 0-2 dari ABC Wirayudha. Nah, gol bunuh diri tersebut terjadi di menit ke-51 babak kedua.
Awalnya, Achmat Nabil, pemain ABC Wirayudha nomor 10 menggiring bola dari arah sayap kanan. Rafael Aditya dari SoccerED nomor 6, berusaha merebut bola. Rivky Rahman, penjaga gawang SoccerED nomor 1, berlari ke arah kanan gawang untuk merebut bola yang sedang diperebutkan tersebut. Tapi, gagal. Ia tersungkur. Achmat Nabil melesatkan bola ke arah gawang.
Di garis depan gawang, ada Muhammad Ghifari nomor 23 dari SoccerED, yang menjaga, karena gawang ditinggalkan Rivky Rahman. Dekat gawang itu, ada M. Raihan nomor 9 dari ABC Wirayudha. Bola yang melesat kencang, disambut oleh kaki kanan Muhammad Ghifari. Bola pun muntah ke dalam gawang. Gol bunuh diri terjadi.
SoccerED ketinggalan 3-0 akibat tambahan gol bunuh diri tersebut. Namun, talenta-talenta muda usia 16-17 tahun itu, tidak patah semangat. Hanya berselang 8 menit, yaitu di menit ke-59, Muhammad Khoirul Anam nomor 16 dari SoccerED menciptakan gol ke gawang ABC Wirayudha. Itu berkat umpan keren dari Rifqi Julianur nomor 9, rekan seklubnya.
Kalah, kehilangan gelar klub tak terkalahkan, dan gol bunuh diri, tak membuat para pemain SoccerED terpuruk dalam kesedihan. Rizki Dermawan Saputra dari SoccerED, dengan lugas berujar, "See you next game." Ia adalah kapten klub tersebut, dengan nomor punggung 4.
Itu tentulah ujaran optimis, yang menumbuhkan harapan. Sebagai kapten sebuah kesebelasan, sikap Rizki Dermawan yang demikian, patut kita acungkan jempol. Ia tak ingin kawan-kawannya larut dalam kekalahan dan saling menyalahkan, terutama karena gol bunuh diri tersebut.
Terbukti, mereka mampu mengendalikan emosi, hingga SoccerED berhasil mencetak gol, setelah gol bunuh diri. Mental pemain tidak ambruk. Strategi yang sudah dirancang pelatih, tetap on going di lapangan. Sikap yang demikian, menjadi modal penting untuk SoccerED, dalam melakukan evaluasi diri.
Jakarta, 15 Juli 2025