Berhubung berat badan saya yang 2x Bu RT, ATVnya jadi nggak imbang dan susah melaju. Mungkin nggak kuat, hihihi.
Akhirnya kami coba bertiga dulu. Saya di depan, Bu RT dan Mas Gigim, putranya membonceng di belakang. Setelah mendapat briefing sejenak, di mana kopling, di mana gas, dan bagaimana mundur, saya mencoba mengendarai ATV. Sementara Bu RT dan putranya membonceng di belakang kanan kiri.
Bismillahirrahmanirrahim....
Setelah saya masukkan kopling, saya mulai menarik gas di stang sebelah kanan. Breng...breng..breng...! ATV mulai melaju.
Eits ..kok susah belok. Sementara ATV menuju ke laut. Bu RT berteriak.
"Eh ..kok mau nyebur ke laut!" Beruntung kurang beberapa meter saya berhasil menekan rem, dan ATV berhenti. Alhamdulillah.
Berkali-kali ATV yang saya kendarai susah berbelok, dan hampir menabrak ATV lain yang sama-sama hilir mudik di pasir pantai. Berkendara di lautan pasir tebal rasanya seperti mau tergelincir. Berasa mau terbalik, ingatnya mengendarai motor, padahal ATV beroda 4, tidak mungkin ambruk.
Tapi ya itu, kalau melaju tidak bisa mengendalikan, arahnya miring ke kanan atau kiri. Tapi sebenarnya malah asyik. Yang lain jalannya lurus yang ini muter-muter. Hahaha...
Saya meminta Bu RT dan putranya turun dulu, dan saya mencoba mengendarai ATV sendirian.
Breng...breng..breng...ATV melaju pelan dan semakin kencang.