Talk show dalam acara pembukaan Desa Kare sebagai Desa wisata berlanjut dengan Nara sumber Pak Sumadi, petani, pelaku usaha sekaligus pembudi daya kopi dari Desa Kare.
Salah satu potensi yang bisa diandalkan dari desa Kare adalah produksi kopinya. Kopi Kare cukup terkenal sampai ke luar daerah karena dengan ketinggian sekira 800 mdpl, kopi Kare dengan jenis Robusta bisa tumbuh optimal.
Pak Sumadi adalah seorang pekerja kopi yang belajar melalui nonformal. Kiprahnya di dunia perkopian diawali dengan bekerja sebagai buruh liar di Perkebunan Kopi Kandangan yang masuk wilayah Desa Kare.
Pekerjaan itu turun temurun dari ayah dan kakeknya, sehingga beliau merupakan generasi ke-3 dari pekerja kopi di perkebunan Kandangan. Juga merupakan generasi ke-3 pengusaha kopi kare.
Menurut Pak Sumadi, berdasarkan cerita kakeknya, kopi di Kare sebenarnya merupakan kopi tertua ke-2 setelah Kopi Lembang.
Menurut Kakeknya, kopi di Indonesia ditanam pemerintah Kolonial Belanda pertama kali di Lembang. Tapi ternyata kurang berhasil.
Entah kenapa, tiba-tiba ditanam di Perkebunan Kandangan, Desa Kare, sekitar tahun 1883 sebagai uji coba. Kemudian disebarluaskan sampai sekitar 2000 hektar lebih di tahun 1911.
Beliau mengisahkan, awalnya bekerja menjadi buruh liar hingga belajar menjadi pembersih gulma yang tumbuh di antara tanaman kopi, menyiangi ranting dan cabang tidak berguna sehingga berpengalaman di bidang perkopian melalui pengalaman, atau pendidikan nonformal.
Kenapa Pak Sumadi tidak melanjutkan pekerjaan di perkebunan Kandangan?
Pak Sumadi mengisahkan, di samping saat itu hanya sebagai buruh liar pembersih gulma dan cabang tidak berguna, adanya krisis moneter saat reformasi 1998, banyak perusahaan koleps.
Perkebunan Kandangan saat itu juga sedikit koleps, sehingga yang bukan karyawan tetap diberhentikan terlebih dulu.
Hal itu membuat Pak Sumadi bingung, apa yang harus dilakukan? Sebab saat itu tumpuan orang -orang khususnya di Desa Kare saat itu adalah perkebunan Kandangan.
Sebab, ibaratnya berangkat jam 06.00 pagi ke Kandangan, gaji yang dimakan setiap hari ada. Pulang ke rumah juga bisa membawa rumput untuk pakan ternak, dan kayu bakar untuk memasak.
Tapi apa boleh buat, kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan membuat Pak Sumadi keluar dari perkebunan Kandangan.
Pada 6 tahun sejak keluar dari perkebunan, Pak Sumadi mendirikan kelompok "Mugi Lestari" yang menggeluti sapi perah. Jadi produk yang dihasilkan adalah susu.
Menurut Pak Sumadi, sebenarnya enak menjadi petani susu, sebab setiap hari pasti dapat uang, dan setiap 4 hari selama 6 tahun mengantar susu ke Pasuruan. Tapi setelah 6 tahun itu, akhirnya kelompok Mugi Lestari tidak berjalan dan koleps, dan selama 2 tahun Pak Sumadi hanya berdiam diri.
Akhirnya, pada tanggal 6 Oktober 2008, Pak Sumadi mendirikan Kelompok Tani kopi yang namanya masih tetap Mugi Lestari.
Dalam menanam kopi, bekerjasama dengan perhutani sampai sekarang.
Menurut Pak Sumadi, ada 4 jenis kopi yang ditanam di Kandangan, tapi yang pertumbuhannya paling bagus adalah jenis kopi Robusta, yang cocok ditanam di ketinggian Desa Kare, 800 mdpl.
1. Kopi Arabika yang cocok ditanam pada ketinggian di atas 1000 mdpl.
2. Kopi Robusta, yang sesuai ditanam pada ketinggian sekitar 800 mdpl.
3. Excelsa
4. Liberica
Untuk nomor 3 dan 4, bisa tumbuh bagus pada ketinggian di bawah 600 mdpl
Pada kesempatan itu, diberikan waktu untuk tanya jawab untuk 5 orang.
Di antara nya, ada yang bertanya:
1. Jenis kopi apa yang paling enak?
Menurut Pak Sumadi, itu tergantung selera masing - masing orang.
2. Apakah penampakan 4 jenis kopi itu bisa dibedakan?
Pada umumnya, ke 4 jenis kopi itu mempunyai penampilan yang relatif sama. Tapi mungkin ada yang buahnya lebih kecil atau lebih besar. Daunnya lebih lebar atau lebih sempit, dll.
Pak Sumadi juga menjelaskan jenis kopi istimewa yang ada di Kare. Kopi itu adalah kopi Lanang.
Mengapa disebut kopi Lanang?
Kopi Lanang adalah kopi yang mempunyai buah tidak wajar. Jika sebuah kopi terdiri dari 2 biji, maka untuk kopi Lanang, dalam 1 buah hanya ada 1 biji. Tapi menurut selera orang-orang penikmat kopi, kopi Lanang ini rasanya lebih enak dan istimewa.
Sebenarnya ada lebih banyak video yang bisa kita simak saat tanya jawab. Tapi mohon maaf ponsel saya terkena virus akibat mengakses wifi gratisan, sehingga semua video yang saya rekam malam itu terhapus.
Hanya ada satu sesi yang masih tersisa saat Pak Sumadi memberi penjelasan tentang sejarah kopi kare.
Silakan disimak video nya.
Sumber : YouTube @Isti Yogiswandani channel