Satu-satunya modifikasi genetika pada ikan nila yang dilakukan di Eropa adalah pada ikan nila "Nil Merah" , dan sekali lagi, ikan nila tersebut tidak ditujukan untuk konsumsi manusia(https://lakewaytilapia.com/Tilapia_Myths.php)
3. Ikan nila tidak mengandung asam lemak Omega-3 yang berharga adalah mitos
Gagasan bahwa ikan nila tidak mengandung asam lemak Omega-3 merupakan mitos yang diambil di luar konteks.
Gagasan ini disebar luaskan di medsos tanpa bukti pendukung sebagai kampanye yang lebih besar untuk mengkampanyekan salmon tangkapan liar.
4. Mitos: Ikan nila adalah ikan hibrida yang buruk kalau dikonsumsi
Faktanya hampir semua sumber makanan yang kita konsumsi adalah hibrida, tapi kadang orang mengacaukan hibrida dengan rekayasa genetik yang sama sekali berbeda. Hibrida juga bisa dilakukan oleh alam yang menyeleksi secara acak, dan alami.
Namun terkadang proses alamiah berjalan sangat lama, sehingga manusia membantunya, seperti pada tumbuhan dengan cangkok, okulasi, enten, dan menyilangkan tanaman, sehingga tetap aman dan manusia justru bisa mendapatkan hasil terbaik dengan sifat unggulnya.
5. Peternakan ikan besar menggunakan hormon untuk mengubah jenis kelamin ikan nila dari betina menjadi jantan.
Faktanya, saat baru menetas, jenis kelamin ikan nila susah dibedakan. Jadi ikan nila dibiarkan tumbuh alami.
Baru sekitar 2 inci, ikan nila bisa dibedakan jenis kelaminnya. Terkadang secara alami ikan nila yang menetas sudah banyak yang berjenis kelamin jantan.