Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Sumber: https://www.youtube.com/@gnafanu
Masyarakat Indonesia umumnya mengenal 2 jenis tanaman belimbing, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan belimbing wuluh (Averhoa belimbii) .
Belimbing manis rasanya memang manis sesuai dengan namanya, meskipun ada yang rasanya asam. Sementara belimbing wuluh rasanya asam atau kecut.
Kedua jenis buah ini sama-sama bisa dimakan, namun belimbing manis biasa dijadikan sebagai kelompok buah yang dimakan sebagai buah-buahan.
Sementara belimbing wuluh, lebih sering dipakai dalam masakan meskipun ada yang membuatnya menjadi jus. Karenanya, belimbing wuluh sering disebut sebagai belimbing sayur.
Dalam topik ini, kita sedikit membahas lebih jauh mengenai belimbing wuluh yang sering pula dinamakan sebagai belimbing sayur atau belimbing asam.
Belimbing wuluh adalah buah yang memiliki rasa asam dan segar. Selain digunakan dalam masakan, belimbing wuluh juga dikenal memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan.
Belimbing wuluh berasal dari Kepulauan Maluku. Tanaman ini banyak tumbuh di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, dan Myanmar.
Belimbing wuluh dapat diperbanyak dengan cara vegetatif, yaitu melalui stek atau mencangkok (goote) sehingga lebih cepat berbuah.
Stek dilakukan dengan cara memotong batang sehat dan menancapkannya ke media tanam, sementara mencangkok dilakukan pada cabang pohon yang sudah cukup kuat.
Selain itu, belimbing wuluh juga bisa diperbanyak secara generatif dengan biji. Umumnya, perbanyakan dengan biji juga tidak lama. Hanya perlu 1-2 tahun sudah dapat berbuah.