Sabtu dan Minggu, 11-12 April 2025 diadakan Halal bihalal CVI Wirotaman(Camper Van Indonesia Ngawi, Ponorogo, Magetan, Madiun dan Pacitan) pada Lebaran 2025.
Acara halal bihalal Lebaran 2025 dilaksanakan di Camping Ground Gendingan, taman wisata kolam renang sekaligus terdapat camping ground untuk berkemah.
Sayangnya sejak sore hari sampai malam kondisi cuaca diwarnai hujan. Sehingga aktivitas camper Van lebih banyak dilakukan di tempat masing-masing dan gazebo yang bisa dimanfaatkan. Acara inti yang direncanakan di Pendopo, akhirnya tetap dilaksanakan para bapak yang mengadakan meeting membahas agenda giat CVI ke depannya. Sementara Ibu-ibu CVI menunggu di camper Van masing-masing.
Setelah acara inti, Om Heru, Om Amin dan Om Dodi bersama beberapa anggota CVI yang suka memancing bersama-sama memancing ikan nila yang banyak terdapat di lokasi wisata Gendingan.
Setelah mendapat ijin, akhirnya dilakukan pemancingan, dan hasilnya bisa dibeli. Sedang ikan yang masih kecil dilepas lagi.
Alhamdulillah saya kebagian juga. Terima kasih ya Om Heru, dan semua anggota CVI Wirotaman yang hadir kemarin yang bergotong royong memproses ikan nila sehingga saya ikut kebagian. Hehehe....
Dilansir dari lakewaytilapia.com, ada beberapa mitos ikan nila yang bisa dijelaskan realitanya, yaitu :
1. Ikan nila memakan Kotoran
Mitos ini tidak benar, sebab ikan nila adalah pemakan tumbuhan yang banyak hidup di air seperti lumut dan hydrilla verticillata.
2. Ikan nila hasil rekayasa genetika (GMO) hanyalah mitos belaka
Satu-satunya modifikasi genetika pada ikan nila yang dilakukan di Eropa adalah pada ikan nila "Nil Merah" , dan sekali lagi, ikan nila tersebut tidak ditujukan untuk konsumsi manusia(https://lakewaytilapia.com/Tilapia_Myths.php)
3. Ikan nila tidak mengandung asam lemak Omega-3 yang berharga adalah mitos
Gagasan bahwa ikan nila tidak mengandung asam lemak Omega-3 merupakan mitos yang diambil di luar konteks.
Gagasan ini disebar luaskan di medsos tanpa bukti pendukung sebagai kampanye yang lebih besar untuk mengkampanyekan salmon tangkapan liar.
4. Mitos: Ikan nila adalah ikan hibrida yang buruk kalau dikonsumsi
Faktanya hampir semua sumber makanan yang kita konsumsi adalah hibrida, tapi kadang orang mengacaukan hibrida dengan rekayasa genetik yang sama sekali berbeda. Hibrida juga bisa dilakukan oleh alam yang menyeleksi secara acak, dan alami.
Namun terkadang proses alamiah berjalan sangat lama, sehingga manusia membantunya, seperti pada tumbuhan dengan cangkok, okulasi, enten, dan menyilangkan tanaman, sehingga tetap aman dan manusia justru bisa mendapatkan hasil terbaik dengan sifat unggulnya.
5. Peternakan ikan besar menggunakan hormon untuk mengubah jenis kelamin ikan nila dari betina menjadi jantan.
Faktanya, saat baru menetas, jenis kelamin ikan nila susah dibedakan. Jadi ikan nila dibiarkan tumbuh alami.
Baru sekitar 2 inci, ikan nila bisa dibedakan jenis kelaminnya. Terkadang secara alami ikan nila yang menetas sudah banyak yang berjenis kelamin jantan.
Kenapa ikan nila disuntik hormon agar menjadi jantan? Hal ini karena ikan nila jantan biasanya tumbuh dengan ukuran lebih besar.
Ikan nila di Taman Wisata Gendingan tumbuh alami karena lingkungan yang cocok.
Di sini sumber air melimpah dan terus mengalir. Bahkan air mengalir melalui pipa-pipa yang tersalur tanpa diberi kran. Air mengalir tiada henti. Kondisi ini sangat cocok untuk pemeliharaan dan pertumbuhan ikan nila.
Setelah kita mengulas mitos ikan nila, kita sudah tahu bahwa ikan nila yang dipelihara di Taman Wisata Gendingan aman dikonsumsi, bahkan mengandung asam lemak omega3 yang sangat penting untuk pertumbuhan otak dan kesehatan.
Yuk kita olah ikan nila menjadi hidangan yang menggoda selera: Asem-asem Ikan Nila.
Sesuai dengan namanya, saya menambahkan tomat dan belimbing wuluh atau belimbing sayur untuk memberikan rasa asam yang segar. Jika tidak bisa/susah mendapatkan belimbing wuluh, bisa memakai asam dan tomat.
- 1/2 kg ikan nila berisi 2 ekor.bersihkan, cuci bersih, lumuri jeruk nipis dan garam sedikit saja, dan goreng setengah matang.
Bumbu :
-3 siung bawang putih, cincang
-5 butir bawang merah, cincang
- 3 biji cabe merah besar iris tipis
-5 buah cabe Hijau, iris tipis
-5 buah cabe rawit, biarkan utuh.
- 3 buah tomat ceri, potong bulat.
- 3 buah belimbing wuluh potong bulat
- lengkuas, jahe, geprek.
- daun salam, daun jeruk 2 lembar.
- kecap 1 saset
-kaldu bubuk 1 saset(jangan tambah garam karena sudah asin)
- 100 ml air
Cara Memasak:
1. Tumis bawang merah, bawang putih hingga harum.
2. Tambahkan lengkuas, jahe geprek, daun salam, daun jeruk purut.
3. Tambahkan 100 ml air, kecap, dan 1 sendok teh gula, dan kaldu bubuk
4. Setelah mendidih, Masukkan ikan yang sudah digoreng.
5. Setelah air berkurang, balik posisi ikan biar bumbu meresap di kedua sisinya.
6. Setelah air tinggal sedikit/ nyemek, masukkan semua cabe, tomat dan belimbing wuluh. Aduh sebentar sampai layu.
7. Asem-asem ikan nila siap dihidangkan dan dinikmati
Ingin memasak asem-asem ikan nila juga, tapi belum jelas? Yuk simak video nya biar lebih mudah mengolahnya.
Sumber : YouTube @Isti Yogiswandani channel
Referensi:
https://lakewaytilapia.com/Tilapia_Myths.php