Keracunan MBG? Walah!!!
Kok bisa? Ada yang sudah terjadi?
Dilansir dari regional.kompas.com,
Ratusan siswa SMP Negeri 35 Kota Bandung mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (29/4/2025).
Kejadian ini tentu di luar prediksi masyarakat yang menganggap makan bergizi gratis adalah paket lengkap gizi dan keamanan makanan nya.
Untuk sementara, diduga peristiwa keracunan terjadi karena siswa mengonsumsi makaroni dan sayuran yang tidak layak konsumsi karena sudah basi.
Para siswa mengalami pusing, mual dan muntah dan diare. Sejumlah siswa mendapatkan penanganan medis di faskes terdekat, tapi tidak ada yang harus rawat inap.
Pihak Sekolah sudah berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional(BGN) untuk menyampaikan dugaan keracunan makanan.
Tentunya ini bukan kesengajaan meski terkesan sembrono dan ceroboh. Pasti ada alasan, kenapa bisa terjadi kasus seperti ini.
Program harus memastikan bahan baku makanan berasal dari pemasok yang memiliki reputasi baik dan standar keamanan pangan yang jelas.
- Penanganan yang Higienis
Semua pihak yang terlibat dalam penyiapan, pengolahan, dan pendistribusian makanan harus mengikuti praktik kebersihan yang ketat, termasuk mencuci tangan secara teratur, menggunakan peralatan yang bersih, dan menghindari kontak langsung tangan dengan makanan yang sudah matang.
-Penyimpanan yang Tepat
Bahan baku dan makanan yang sudah jadi harus disimpan pada suhu yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya. Makanan panas harus tetap panas dan makanan dingin harus tetap dingin.
- Proses Pengolahan yang Benar
Makanan harus dimasak dengan matang sempurna untuk membunuh bakteri atau parasit yang mungkin ada. Perhatikan suhu internal makanan, terutama daging, telur, dan produk olahannya.
Sebisa mungkin, waktu antara makanan selesai dimasak dan dikonsumsi harus sesingkat mungkin untuk meminimalkan risiko kontaminasi dan pertumbuhan bakteri.
-Wadah yang Aman
Makanan harus didistribusikan dalam wadah yang bersih, tertutup, dan aman untuk makanan (food-grade).
- Transportasi yang Terjaga
Jika makanan perlu diangkut, pastikan suhu tetap terjaga selama perjalanan menggunakan alat pendingin atau penghangat yang memadai.
Semua petugas yang terlibat dalam program makanan bergizi gratis harus mendapatkan pelatihan tentang keamanan pangan, kebersihan, dan penanganan makanan yang benar.
-Pengawasan Berkala
Ada sistem pengawasan rutin terhadap seluruh proses, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pendistribusian dan konsumsi makanan. Ini termasuk inspeksi kebersihan dapur, penyimpanan, dan proses pengolahan.
-Umpan Balik dan Pelaporan
Harus ada mekanisme untuk menerima umpan balik dari penerima manfaat atau pihak lain terkait kualitas dan keamanan makanan. Sistem pelaporan kejadian keracunan makanan juga penting untuk tindakan korektif yang cepat.
- Transparansi Informasi
Informasi mengenai sumber makanan, kandungan gizi, dan tanggal produksi/kedaluwarsa sebaiknya tersedia dan mudah diakses.
-Pemeriksaan Visual
Penerima manfaat juga perlu diedukasi untuk memeriksa makanan sebelum dikonsumsi. Perhatikan bau, warna, dan tekstur yang mencurigakan. Jangan ragu untuk tidak mengonsumsi jika ada kejanggalan.
-Penyimpanan Setelah Diterima
Jika makanan tidak langsung dikonsumsi, penerima manfaat harus mengetahui cara menyimpan sisa makanan dengan benar agar tetap aman.
Jika mengalami gejala keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan dari program tersebut, segera laporkan kepada pihak penyelenggara atau petugas kesehatan.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang komprehensif di setiap tahap, risiko keracunan makanan dari program makanan bergizi gratis dapat diminimalkan, sehingga manfaat baik dari program ini dapat dirasakan secara maksimal.
Bagaimana kalau menu MBG nasi pecel saja seperti menu sarapan kami di Telaga ngebel?
Yuk simak menu pecel dalam video berikut:
Sumber : YouTube @Isti Yogiswandani channel
Referensi: