Saat berkeliling benteng, ternyata waktu dhuhur telah tiba. Kebetulan pandanganku bertemu papan nama bertuliskan mushola.
Aku bergegas mengikuti petunjuk arah. Ada yang menarik perhatianku di samping meja prasmanan yang tertata rapi. Eh...
Di sebelah timur meja prasmanan, di depan atau sebelah selatan musala ada sebuah makam yang membangkitkan rasa penasaran ku. Siapakah ulama yang istimewa ini?
Mengikuti petunjuk arah, mentok ke timur. Ada sesuatu yang istimewa. Saat ini bukan berbicara tentang anak muda sekarang yang ragu ambil KPR, tapi ini tentang rumah abadi, yaitu makam seorang ulama di dalam benteng Pendem Van den Bosch Ngawi.
Agak ragu-ragu, saat melihat kondisi makam yang bersih dan rapi. Khawatir kalau dilarang masuk atau tidak diperbolehkan memasuki area makam. Sehingga aku hanya merekam kondisi di luar makam saja.
Di samping pintu masuk, ada prasasti yang memuat nama ulama yang dimakamkan di situ, dan sedikit keterangan tentang siapa beliau berikut fotonya.
Ternyata beliau adalah Kyai Muhammad Nursalim. Beliau merupakan pengikut setia Pangeran Diponegoro.