Saat berkeliling benteng, ternyata waktu dhuhur telah tiba. Kebetulan pandanganku bertemu papan nama bertuliskan mushola.
Aku bergegas mengikuti petunjuk arah. Ada yang menarik perhatianku di samping meja prasmanan yang tertata rapi. Eh...
Di sebelah timur meja prasmanan, di depan atau sebelah selatan musala ada sebuah makam yang membangkitkan rasa penasaran ku. Siapakah ulama yang istimewa ini?
Mengikuti petunjuk arah, mentok ke timur. Ada sesuatu yang istimewa. Saat ini bukan berbicara tentang anak muda sekarang yang ragu ambil KPR, tapi ini tentang rumah abadi, yaitu makam seorang ulama di dalam benteng Pendem Van den Bosch Ngawi.
Agak ragu-ragu, saat melihat kondisi makam yang bersih dan rapi. Khawatir kalau dilarang masuk atau tidak diperbolehkan memasuki area makam. Sehingga aku hanya merekam kondisi di luar makam saja.
Di samping pintu masuk, ada prasasti yang memuat nama ulama yang dimakamkan di situ, dan sedikit keterangan tentang siapa beliau berikut fotonya.
Ternyata beliau adalah Kyai Muhammad Nursalim. Beliau merupakan pengikut setia Pangeran Diponegoro.
Dikisahkan, jatuhnya Ngawi ke tangan Belanda membuat Pangeran Diponegoro gerah, dan menunjuk orang kepercayaannya untuk pergi ke Ngawi dan mengadakan perlawanan menentang segala bentuk penindasan yang dilakukan Belanda kepada rakyat Ngawi.
Mendapat titah dari Pangeran Diponegoro, Kyai Muhammad segera mengatur strategi untuk berdakwah menyebarkan agama Islam, sekaligus mengobarkan semangat perlawanan terhadap segala bentuk penindasan tidak berperikemanusiaan kemanusiaan yang dilakukan Belanda. Metode dakwah seperti ini mendapat apresiasi dari masyarakat Ngawi.
Namun, saat melakukan tugas yang diberikan Pangeran Diponegoro, Kyai Muhammad Nursalim berhasil ditangkap oleh Belanda, dan dimasukkan ke penjara di dalam benteng Pendem Van den Bosch Ngawi.
Karena kesaktiannya, Kyai Muhammad Nursalim tidak mempan senjata apapun, bahkan kebal peluru.
Kelemahan Kyai Muhammad Nursalim justru diikat tali tambang. Kyai Muhammad Nursalim diikat tambang dan dikubur hidup-hidup. Sebenarnya dalam tradisi Belanda, tidak pernah menjadikan benteng sebagai makam.
Hanya karena Kyai Muhammad Nursalim sangat sakti, pihak Belanda untuk pertama kalinya mengubur tawanan di dalam benteng.
Kyai Muhammad Nursalim adalah seorang ulama dan pejuang yang memiliki peran penting dalam Perang Diponegoro (1825-1830).
Beliau adalah salah satu dari banyak pengikut Pangeran Diponegoro yang bersumpah setia untuk melawan penindasan Belanda dan menegakkan syariat Islam di tanah Jawa.
Keberanian dan keteguhannya dalam membela perjuangan sang pangeran membuatnya menjadi target utama bagi pasukan kolonial.
Peran dalam Perang Diponegoro.
Sebagai seorang kyai, Muhammad Nursalim kemungkinan besar tidak hanya berperan sebagai pejuang fisik di medan perang, tetapi juga sebagai pemimpin spiritual dan motivator bagi para pengikut Diponegoro.
Ia mungkin memberikan dukungan moral, mengajarkan nilai-nilai keislaman, dan mengobarkan semangat jihad di kalangan rakyat untuk melawan Belanda. Para kyai dan ulama memang memegang peranan vital dalam menggalang kekuatan rakyat selama perang tersebut.
Tragedi di Benteng Pendem Van den Bosch
Kisah Kyai Muhammad Nursalim yang paling menyayat hati adalah bagaimana ia menghadapi akhir hidupnya. Setelah tertangkap oleh Belanda, ia tidak dieksekusi secara biasa. Sebagai bentuk teror dan upaya untuk memadamkan semangat perlawanan, sekaligus melumpuhkan kesaktian Kyai Muhammad Nursalim, Belanda melakukan tindakan keji: mengubur hidup-hidup Kyai Muhammad Nursalim di dalam Benteng Pendem Van den Bosch di Ngawi.
Benteng ini, yang juga dikenal sebagai Benteng Pendem Ngawi, adalah salah satu peninggalan kolonial Belanda yang dibangun pada sekitar tahun 1839.
Makam Kyai Muhammad Nursalim di Benteng Pendem Van den Bosch kini menjadi situs ziarah yang ramai dikunjungi, terutama pada malam Jumat Legi.
Hal ini menunjukkan bahwa pengorbanan dan perjuangannya tidak dilupakan oleh masyarakat.
Makam ini menjadi pengingat akan kekejaman penjajahan, namun juga menjadi simbol perlawanan dan ketabahan para pejuang kemerdekaan, dan kisah heroik Kyai Muhammad Nursalim.
Sebelum direnovasi, makam Kyai Muhammad Nursalim hanya berupa gundukan semak di bawah pohon Kamboja. Tapi kini makamnya telah dibangun dan tetap dibiarkan berada di dalam benteng.
Akhirnya saya tergoda untuk masuk, karena ada yang berada di dalam makam.
"Bu, boleh masuk ke area makam?" Tanyaku.
"Boleh saja,kan tidak ada pintu nya, jadi terbuka. Tidak dijaga juga, jadi boleh masuk!" Jawab seorang ibu yang sedang bercerita tentang Kyai Muhammad Nursalim.
Akhirnya saya memutuskan untuk masuk sehingga bisa melihat kondisi di dalam.
Dengan Bismillah, saya masuk .
"Assalamu'alaikum ya ahli kubur..!"
Saya merekam kondisi di dalam makam.
Penasaran ingin melihat kondisi makam nya? Yuk simak videonya.
Sumber: YouTube @Isti Yogiswandani channel