Pilih jadi solopreneur atau bermitra?
Berbisnis juga perlu ilmu dan trik agar berhasil, Bro! Eh ..
Saat bermimpi mendapatkan kebebasan finansial, jadi bos untuk diri sendiri, dan mewujudkan sesuatu yang benar-benar diinginkan , mungkin memasuki dunia wirausaha adalah pilihan tepat.
Tapi, tentunya tidak semudah itu untuk berhasil mencapai keinginan. Apalagi jika masih belum berpengalaman. Sangat beresiko untuk berhadapan dengan dunia usaha. Bisa-bisa baru menginjakkan kaki di dunia usaha/ bisnis langsung terjun bebas. Waduh!
Satu pertanyaan krusial yang sering timbul adat: Harus menjadi Solopreneur, atau bermitra dengan pelaku bisnis yang sudah berpengalaman?
Pilihan ini bukan sekadar preferensi pribadi, melainkan keputusan strategis yang akan sangat memengaruhi arah dan kecepatan bisnis saat berjalan nanti.
Pada artikel sebelumnya, Saya sudah mengemukakan keinginan untuk berbisnis gorengan rumahan.
Kalau bisnis gorengan, mungkin saya lebih suka Solopreneur, sebab modalnya bisa bertumbuh dari sedikit menjadi besar. Tapi kalau sudah tersedia dana mencukupi, mungkin mengambil kemitraan dari bisnis gorengan yang sudah viral dan banyak diminati konsumen juga bisa menjadi pilihan menarik.
Kali ini saya tertarik pada bisnis es teler yang masih agak langka. Sedang untuk minuman, berbagai jenis es teh ada di sepanjang jalan yang sering saya lewati. Meski berprospek bagus dan banyak peminatnya, es teh juga banyak pesaing nya.
Akhirnya saya mencoba mencari info tentang bisnis kemitraan es teler tak jauh dari rumah, dan hanya ada 1 di sekitar sini.
Untuk kategori keunikan, franchise es teler ini sudah memenuhi kriteria untuk dipilih, di antara menjamurnya bisnis es teh
Akhirnya saya bermaksud membeli es teler sambil sedikit mengobrol dengan penjualnya, yang ternyata baru lulus SMA tahun ini, Mas Varel(19 tahun).
"Mas, ini jualannya franchise ya, Mas? Bermitra dengan teh kita dan es teler kita?"
"Iya, Bu!"
" Kalau ikut franchise seperti ini, biasanya butuh dana berapa, Mas?"
"Saya cuma menunggui, Bu!"
"Oh, sebagai karyawan?"
"Kalau pemiliknya rumahnya dekat sini, Mas?"
Ternyata pemiliknya tinggal tak jauh dari tempat Mas Varrel berjualan. Sebagai owner, beliau tetap membuka gerai di rumahnya. Selain itu, masih ada 2 gerai es teler lain yang sekarang ditunggui Mas Varel, dan satu lagi di jalan raya Madiun-Ponorogo.
Meski tidak bertemu langsung pemilik bisnis kemitraan ini, sepertinya bisnis es teler ini menguntungkan. Terlihat dari pemiliknya yang langsung membuka 3 gerai. Yang satu dihandle sendiri, yang 2 diserahkan pada karyawannya.
Di line yang berbeda, para karyawan juga bisa menjadi mitra, karena merekalah yang menghandle pemasaran produk. Karyawan yang terampil dan menarik, tentunya juga akan bisa memasarkan lebih banyak produk yang menguntungkan bagi owner.
Dengan kemitraan, ternyata lebih mudah membuka cabang di beberapa tempat dengan menggaji karyawan. Ilmu bermanfaat yang bisa saya petik dari bisnis kemitraan seperti ini. Pokoknya noted!
Setelah sedikit mencari info tentang bisnis kemitraan, dalam implementasi nyata, nanti saya bisa berselancar tentang bagaimana cara mengikuti bisnis kemitraan ini, dari pelatihan, Mou, sampai dana yang harus dipersiapkan dari link yang ada di internet.
1. Kekuatan Kolaborasi
Dua kekuatan lebih baik dari satu. Di sini bisa menggabungkan ide, keahlian, dan perspektif yang berbeda, menciptakan solusi yang lebih inovatif dan kompromi yang sehat.
2. Beban Terbagi Rata
Tanggung jawab, risiko finansial, dan tekanan bisa dibagi dengan mitra. Ini bisa mengurangi beban dan membuat perjalanan wirausaha terasa lebih ringan.
3. Akses ke Keahlian Beragam
Mitra bisa membawa keahlian yang kita tidak miliki (misalnya bermitra dengan karyawan jago marketing, sedang kita ahli mengelola bisnis ). Ini mengisi celah kelemahan kita dan membuat bisnis kita lebih kokoh.
4. Modal Tambahan
Owner sebagai mitra bisa berkontribusi modal, baik finansial maupun non-finansial (seperti jaringan, peralatan, atau waktu). Ini bisa mempercepat pertumbuhan bisnis kita saat menjadi karyawan jika ingin membuka cabang baru secara mandiri.
5. Dukungan Emosional
Memiliki rekan seperjuangan yang memahami tantangan dan kegembiraan wirausaha adalah aset tak ternilai. Kita berasa punya sounding board dan pendukung.
6. Peluang Skalabilitas Lebih Besar
Dengan tim yang kuat dan beragam keahlian, bisnis yang kita bangun berpotensi untuk berkembang lebih cepat dan mencapai skala yang lebih besar.
Di samping keunggulan bisnis bermitra, kita juga harus memahami kelemahan bisnis jenis ini.
1. Potensi Konflik
Ini adalah risiko terbesar. Perbedaan visi, gaya kerja, etika, atau bahkan masalah pribadi bisa memicu konflik yang merusak bisnis.
2. Berbagi Keuntungan
Kita harus membagi keuntungan dengan mitra, yang berarti pendapatan pribadi akan lebih kecil dibandingkan Solopreneur.
3. Proses Pengambilan Keputusan yang Lebih Lama
Setiap keputusan penting perlu didiskusikan dan disepakati bersama, yang bisa memperlambat proses perjalanan bisnis.
4. Kehilangan Kendali Penuh
Kita tidak bisa lagi mengambil keputusan sepihak. Perlu kompromi dan kesepakatan bersama, yang bisa jadi tantangan jika mempunyai visi pribadi yang spesifik.
5. Perlu Komunikasi Intensif
Kunci sukses kemitraan adalah komunikasi yang terbuka, jujur, dan teratur. Tanpa itu, jika terjadi miskomunikasi bisa fatal akibatnya.
6. Legalitas yang Lebih Kompleks
Memulai kemitraan membutuhkan perjanjian hukum yang jelas dan detail untuk melindungi semua pihak.
Tapi ada baiknya kita juga belajar dari Solopreneur yang sudah menjalankan bisnis sendiri tanpa bermitra. Dengan begitu kita bisa membandingkan bagaimana yang terjadi dalam kenyataan.
Untuk bisnis Solopreneur, saya mencoba mengobrol bersama Bu Siti(41 tahun) pelaku usaha kuliner nasi pecel.
Bu Siti dalam menjalankan usahanya, menyewa tempat di emperan sebuah rumah yang ditata sebagai lapak nasi pecel, dengan sewa sekitar 7 juta/tahun.
Sedang peralatan dan masakan dibuat sendiri bersama asistennya yang bertugas menyediakan gorengan untuk camilan maupun lauk nasi pecel.
Produk dagangan Bu Siti cukup beragam, dari nasi pecel, nasi jotos, aneka lauk dari rica-rica ayam, sambal goreng ati ampela, balado tongkol, lele goreng krispi, kerupuk, tempe, bakwan jagung, sayur kuah kuning, dan sundukan telur puyuh.
Dagangan Bu Siti sangat laris, sehingga sebelum pukul 10.00 biasanya sudah habis.
Bu Siti juga menerima titipan dengan sedikit keuntungan seperti telur asin, kadang jamu beras kencur dan kunir asem.
Untuk usaha Solopreneur seperti Bu Siti yang sudah punya banyak pelanggan, sepertinya juga cukup menjanjikan. Ini karena beras yang digunakan adalah beras premium, sehingga banyak orang yang suka dengan nasinya yang putih dan pulen.
Bagi sebagian orang, menjadi bos untuk usahanya sendiri adalah daya tarik utama berwira usaha.
1. Kendali Penuh
Setiap keputusan mutlak milik sendiri.
2. Kecepatan dan Fleksibilitas
Kita bisa bereaksi dan beradaptasi dengan sangat cepat tanpa perlu koordinasi atau persetujuan banyak pihak
3. Keuntungan Maksimal
Tidak ada bagi hasil dengan siapa pun, membuat potensi keuntungan pribadi lebih besar.
4. Pembelajaran Intensif
Kita bisa belajar segalanya, dari pemasaran, keuangan, produksi, hingga manajemen, kita harus menjadi ahli multifungsi.
5. Visi yang Utuh
Tidak ada risiko visi "terkontaminasi" karena perbedaan pandangan dengan mitra.
1. Beban lebih berat
Hal ini karena kita harus menanggung semua tanggung jawab sendirian.
2. Sumber Daya Terbatas
Sumber daya, ide, dan keahlianmu bisa jadi terbatas dibandingkan dengan tim yang beragam.
3. Kesepian dan Kurangnya Sounding Board Terkadang, kita butuh seseorang untuk diajak bertukar pikiran, memvalidasi ide, atau sekadar berbagi beban. Kesepian bisa jadi tantangan psikologis.
4. Sulit Berkembang Cepat
Skalabilitas bisa menjadi tantangan.Karena itu, bisa jadi kita butuh perekrutan karyawan.
5. Spesialisasi Terbatas
Kita mungkin menguasai di satu atau dua bidang, tapi mustahil ahli di semua aspek bisnis. Ini bisa meninggalkan celah di area lain.
Wirausaha adalah sebuah petualangan. Memilih Solopreneur yang "melaju kencang" sendirian atau bermitra yang "berduet maut" untuk meraih angka fantastis, harus dipilih yang paling sesuai dengan kondisi pribadi dan tujuan yang ingin dicapai.
Melakukan riset, evaluasi diri, dan aktif berdiskusi dengan mentor atau sesama pengusaha sangat diperlukan untuk mengambil langkah penting dalam berwirausaha di dunia entrepreneur.
Jadi, pemilihan jalur mana yang akan ditempuh untuk mencapai kesuksesan dalam wirausaha benar-benar harus dipahami dan dilakukan.
Menentukan Pilihan yang tepat, akan mendukung kelancaran dan kesuksesan. Tapi pilihan yang tidak tepat bisa merugikan dan menghancurkan usaha yang kita rintis dan kita bangun.
Yuk kita simak video bisnis bermitra dan Solopreneur di sekitar tempat tinggal saya.
Sumber : YouTube @Isti Yogiswandani channel