Udara begitu dingin. Entah karena udara di Tlogo Dringo memang dingin, atau karena sudah masuk musim bediding yang dinginnya di luar kebiasaan.
Saya sempat khawatir kalau harus sering-sering ke toilet karena toilet nya cukup jauh. Kalau sudah kebelet, takutnya ngompol dalam perjalanan menuju toilet. Tapi beruntung kondisi tubuh bisa diajak kompromi.
Meski tetap harus ke toilet, tapi justru di musim bediding dan dingin yang menusuk saya justru tidak terlalu sering buang air. Mungkin tubuhku tahu diri, karena toilet jauh dan harus bayar, jadi tidak sering kebelet. Hihihi....
Biasanya Aku dan ayah ke toilet menjelang waktu salat, sekalian ambil air wudhu.
Malam yang cerah. Para camper asyik menghangatkan diri di dalam tenda dengan kopi panas dan camilan yang dibuat, beli, atau bawa dari rumah.
Selepas Maghrib ayah mengajak jalan- jalan melihat kondisi di luar. Mau ngajak ngopi di warung nggak berani, sebab di tenda sudah tersedia air panas dalam termos dan kopi bubuk tinggal diseduh. Akhirnya ayah mengajak beli wedang jahe, kebetulan minuman serbuk jahe yang kubawa sudah habis.
Sambil berjalan melihat keramaian, kami melihat -lihat warung yang ada di sekitar lokasi bukit mongkrang. Penasaran juga, wisata apa saja yang bisa dinikmati selain pendakian bukit Mongkrang yang berlokasi di Tlogo Dringo, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
Lumayan banyak warung, tapi rata-rata menawarkan mie instan dan minuman saset ala angkringan, jadi kami kurang berminat mampir.