Isti  Yogiswandani
Isti Yogiswandani Lainnya

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Menikmati Pendakian Bukit Mongkrang: Saat Turun Bisa Tersenyum

15 Juli 2025   23:11 Diperbarui: 15 Juli 2025   23:11 264 14 6

Turunan tajam dan licin yang sempat kulalui tadi dan membuat ku terpeleset dan nyaris tergelincir ke bawah tidak kutemui. Mungkin suasana saat turun dan naik berbeda, sehingga aku kesulitan mengenali tempat yang tadi ku lewati.

Tapi banyak nya pendaki yang baru naik dan yang menuju puncak membuatku yakin kalau aku tidak salah arah.

Aku menikmati sekali perjalanan kali ini. Santai dan pelan. Tidak ada yang menunggu dan memburu, jadi langkahku seperti nenek-nenek. Tapi aku cuek. Toh jalan sendiri, tidak membebani orang lain. Yang penting tetap di jalur yang benar. Kalau ada persimpangan, aku menunggu orang yang lewat, kupilih jalur yang dipilih banyak orang.

Beberapa pendaki kutitipi pesan, kalau bertemu orang yang ciri-ciri nya seperti ayah sedang mencari istri nya, bilang saja istri nya sudah turun. Spekulasi saja, siapa tahu ada yang bertemu ayah. Aku khawatir ayah masih setia menunggu di Pos Bayangan.

Pokoknya saat ini yang penting yakin, dan mengandalkan telepati dan chemistry yang kukirim pada ayah. Menurut perasaan, logika dan prediksiku, ayah nggak bakalan betah diam menunggu di pos bayangan. Tidak mungkin berbalik ke arah puncak, kalau aku tidak ada, pasti kalau berniat mencari akan turun ke bawah.

" Seperempat jam lagi nyampai. Ayo semangat... semangat!" Rombongan pendaki yang naik berpapasan denganku membuatku tersenyum simpul. Sampai puncak masih satu jam lebih dibilang nya seperempat jam lagi. Masih jauh , Bro! Hihihi....

Sampai di turunan dekat warung bertemu Mbak Tiwi dan Mas Rudi. Mas Rudi dulu adalah murid ayah saat SMA. Sedang Mbak Tiwi istri nya. Pucuk dicita ulam tiba. Aku bisa titip pesan kalau nanti di atas ketemu ayah. Tentunya titip pesan pada yang kenal lebih efektif daripada yang tidak kenal. 

Setelah saling menyapa sebentar, kami melanjutkan perjalanan. Mas Rudi mendaki bersama rombongan nya, sedang aku turun ke basecamp.

Aku berjalan santai, menikmati perjalanan sendiri, tidak khawatir ditunggu dan terburu-buru. Kalau ayah sudah menerima pesan ku, sudah jelas kalau aku turun, pasti akan gegas dan langkah nya lebih cepat. Tidak sabar ingin bertemu si jantung hati. Eh....para selingkuhan pasti manyun atau malah geli. Hihihi.... bercanda ya..!

Saat kembali melangkah pelan-pelan sambil melamun, di rute yang sunyi, tiba-tiba terdengar suara yang sangat kukenal.

"Haiiiii!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4