Isti  Yogiswandani
Isti Yogiswandani Lainnya

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Tolong Geser: Jadi Orang Kok Egois! Bagaimana Etika di Transportasi umum?

14 Agustus 2025   11:10 Diperbarui: 14 Agustus 2025   14:19 190 11 5

Etika di transportasi umum (Ilustrasi dibuat dengan Meta AI)
Etika di transportasi umum (Ilustrasi dibuat dengan Meta AI)

Aku masuk ke angkot, dan duduk di ujung bagian dalam. Perjalanan ku sudah dekat, dan turun ku sebentar lagi. Tapi aku malas duduk di dekat pintu, karena sering tersenggol orang yang mau masuk angkot, jadi aku memilih duduk di dalam. Soal nanti angkot penuh dan Aku susah turun, pikir belakangan .

Angkot mulai jalan, meski belum penuh. Di tengah perjalanan berhenti.

"Seorang perempuan setengah baya naik. Bajunya rapi, meski ketat, tapi terlihat formal. 

" Tolong Geser!" Katanya. Aku menoleh dan mengamati lebih intensif. Ternyata tetanggaku, rumahnya hanya terpisah beberapa petak sawah dari rumahku.

Perempuan muda yang duduk di dekat pintu masuk, diam bergeming. Hanya melirik tanpa bergerak. Si Ibu terlihat kesal, dan masuk lebih ke dalam, duduk di sampingku.

"Itu lho Jeng! Orang kok egois banget. Disuruh geser nggak mau!" Beliau, sebut saja Bu Nana(pseudoname) karyawan swasta sebuah perusahaan yang cukup bonafid. 

Aku tersenyum. "Mungkin turunnya dekat, Bu!" Jawabku memberi alasan. Tapi Bu Nana masih kesal dan bersungut-sungut. Aku tak lagi menanggapi. Tak ingin membela atau menyalahkan Bu Nana atau perempuan muda yang duduk di dekat pintu angkot. Mengingat biaya transportasi mahal, aku lebih suka mengalah dan menikmati saja tempat duduk di manapun, saat menggunakan transportasi umum. 

Mungkin lebih enak, praktis dan efisien naik kendaraan pribadi, seperti motor. Tapi sekadar motor pun menurutku juga bukan transpor yang murah. Lebih enak naik angkot, menghemat biaya transportasi, daripada jika pesan taksi, atau taksi online.

Kalau perkara geser menggeser di Angkot, mungkin kondisi nya sedikit samar untuk dijelaskan, siapa yang bersalah.

Tapi kalau untuk transportasi massal yang dimungkinkan ada yang berdiri, meminta orang lain geser seperti meminta kursi yang diduduki orang. Dalam kasus ini menjadi jelas, bahwa yang mempunyai otoritas adalah orang yang sudah mendapat tempat duduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4