
Saya sudah bersiap menuju pintu keluar dan kembali ke camping ground. Tiba-tiba Aku teringat sesuatu.
"Sebentar, Mas!" Kuhentikan langkah suamiku.
"Ada apa lagi?"
"Tunggu sebentar!" Aku bergegas ke loket masuk. Tapi bukan untuk membeli tiket, sebab loket tiket berada jauh dari air terjun, dengan HTM 25 ribu, sudah tidak perlu membayar lagi di sini. Di sini cuma loket informasi dan pelayanan.

"Assalamualaikum, permisi Pak. Boleh bertanya?"
"Ada apa, Bu?"
"Legenda Coban Rondo itu bagaimana ceritanya ya, Pak?"
"Oh, itu sudah tertulis di dekat pendopo itu, Bu!"
" Pendopo yang dekat tempat bilas itu?"
"Iya"
"Memangnya ada? Saya kok nggak melihat, ya Pak?"
"Kalau dari sini kiri jalan!"
"Ya, sudah. Saya cari dulu. Terima kasih ya, Pak!"
"Sama-sama!"
"Mas, Aku ke sana ya!"
"Ya, kutunggu di sini," kata suami ku sambil mencari tempat duduk di gazebo terdekat.
Aku segera berbalik ke arah air terjun. Hari sudah siang, kami harus cepat kembali. Takut hujan di jalan.

Betul juga, di dekat pendopo dan tempat bilas ada papan bertuliskan legenda Coban Rondo.
Tertulis asal usul nama coban Rondo berasal dari sepasang pengantin Dewi Anjarwati yang berasal dari Gunung Kawi dan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro.

Saat usia pernikahannya baru mencapai 36 hari, Dewi Anjarwati mengajak suami nya berkunjung ke Gunung Anjasmoro. Orang tua Dewi Anjarwati melarang, tapi kedua nya tetap nekad berangkat.
Di perjalanan, mereka bertemu dengan Joko Lelono, pemuda yang tidak jelas asal-usulnya.
Joko Lelono terpikat pada kecantikan Dewi Anjarwati, dan berniat merebut nya, tapi Raden Baron Kusuma melawan sebagai bahasa cinta(love language ) pada istrinya.

Dia berpesan pada pelayanan nya agar Dewi Anjarwati disembunyikan di tempat yang ada cobannya(air terjun). Dalam perkelahian itu keduanya sama kuat, hingga akhirnya nya sampyuh, sama-sama tewas.
Akhirnya Dewi Anjarwati menjadi janda(Jawa: Rondo) Maka air terjun tempat persembunyian Dewi Anjarwati bersembunyi dinamai Coban Rondo. Batu besar di dekat air terjun diklaim sebagai tempat duduk Dewi Anjarwati.

Yuk simak videonya.
Sumber : YouTube @Isti Yogiswandani channel