Sejak dirilis sebagai bagian tak terpisahkan dari album monumental ".Feast" yang bertajuk Membangun dan Menghancurkan (30 Agustus 2024), lagu "o, Tuan" telah mengundang decak kagum sekaligus renungan. Namun, ketika visualnya dirilis, .Feast kembali membuktikan mengapa mereka adalah salah satu band paling relevan saat ini. Music Video (MV) "o, Tuan" bukan hanya pelengkap lagu, ia adalah sebuah entitas seni mandiri yang merangkum segala kegelisahan eksistensial manusia dengan balutan visual yang getir namun memukau.
Sejak detik pertama, MV "o, Tuan" langsung mencengkeram. Bukan dengan ledakan warna atau narasi linier yang mudah dicerna, melainkan dengan atmosfer minimalis yang sarat simbolisme dan melankolia. Sutradara, yang berhasil menerjemahkan esensi lirik Baskara Putra, memilih pendekatan yang terasa personal dan intim, seolah kita diundang masuk ke dalam ruang kontemplasi sang vokalis sendiri.
Visual Getir, Pesan Menggema
MV ini didominasi oleh palet warna yang suram abu-abu, hitam, dan nuansa sepia yang secara sempurna merepresentasikan tema kematian, penuaan, dan ketidakberdayaan di hadapan waktu. Tak ada adegan ramai atau plot yang rumit. Fokus utama adalah pada ekspresi Baskara Putra yang intens, sesekali diselingi oleh visual abstrak yang menghantui. Setiap kedipan mata, setiap kerutan dahi, setiap tarikan nafas Baskara terasa begitu jujur, merefleksikan lirik yang berbicara tentang permohonan "jangan hari ini" kepada sang kematian.
Satu elemen visual yang patut disorot adalah penggunaan objek-objek sederhana namun kuat. Misalnya, kita melihat karakter ibu yang perlahan mendekati sang kematian atau “The Death”, daun kering yang berguguran, atau bayangan yang memanjang. Semua adalah metafora visual yang memperkuat pesan tentang kefanaan dan berjalannya waktu yang tak terhindarkan. Keheningan dan ruang kosong dalam setiap frame justru memperkuat rasa kesepian dan isolasi yang kerap menyertai pikiran tentang akhir hidup.
Baskara Putra
Lagu 'o, Tuan' sendiri diketahui sangat personal bagi Baskara Putra, vokalis .Feast. Pengalaman pribadi yang memicu refleksi mendalam tentang kefanaan, seolah tercermin jelas dalam setiap gestur dan sorotan mata di MV ini. Visual yang minimalis justru memberi ruang bagi penonton untuk merasakan kedalaman emosi yang sama, seolah ikut merasakan pergulatan batin sang seniman.