Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Aku tampil apa adanya, apa yang ada ya aku pake, hehe. Mumpung milik sendiri. Aku ga tahu klo orang sini banyak dengkinya. Kan aku baru pulang kampung setelah sekian lama merantau. Aku biasa hidup ga pernah sih ngerepotin apalagi sampe ngurusin hidup orang. Karena dikota-kota lain emang begitu akutu.Â
Cuek. Dingin. Sok kulkas. Seloow. Dieman. Cuman say hello goodbye, doang. Susah ditebak. Kayaknya baik nih, kayaknya bisa ni dimanfaatin. Klonyang sudah kenal aku banget, mereka tau aja seringnya aku tu ya begitu. Antara marah beneran dan ga marah itu betilah. Beda-beda tipis. Dalam benci, gampang baiknya.Â
Aku klo baru berinteraksi sama orang baru, enggak yang banyak cerita tentang diri sendiri. Aku emang  enggak suka kuq, cerita menampilkan diri kalo baru kenal. Keknya gimana yah? Ga penting aja kurasa. Sehingga apa? Banyak yang meremehkan. Banyak juga yang suudzon-suudzon gitu.Â
Karena aku tampil pada adanya menurut aku. Apa yang ada ya itu aku pake. Karena menurutku biasa ajah sih. Dan enggak tau kenapa? Banyak yang jahil, kadang diremehkan aku tu. Heh, kayak aku tu yah yang ga bisa kerja gitu lho, hehehe. Emang dasarnya orang kali ya, ada yang hatinya baik ada juga yang hatinya yang berulat-ulat.Â
So, aku yang dulunya lumayan diam sambil lihat-lihat gimana sebenarnya orang, akhirnya aku berontaklah. "...apa sih lu, siapa sih lu. Segitunya lu sama gue!". Gitulah KS tu, dari kecil. Muaknya banyak disimpan dulu. Suka mencek-cek, apalah yang sebenarnya terjadi pada diri orang ini dan orang itu. Ya gondok2an, sambil mengamati sifat orang.
Akhirnya menulis.
Dulu pertama kerja jadi pegawe, diremehkan sama Kepala Seksiku. Ga pernah lupa akutu perihal diremehkan ini. Cerita lagi sedikit ha-ha, sedikit tapi pasti super duper panjang. Karena aku menangis dibuatnya. Hatiku sakit karenanya. Gimana enggak? Aku kan ga biasa ya ga kerja sebelum ini. Begitu pertama jadi pegawe, akutu yang ga dianggap gitu. Yang serba dianggap ga bisa gitulah..., dikira ga mao disuruh-suruh lah.... Macam-macam.
Kepala Seksi ku dulu bilang gini; " eh KS tuh ga usah disuruh-suruh, paling juga ga bisa ngetik," bayangkan gitu katanya sama aku. Hh, ndak ku jawab do. Paling dalam hati menyeringai. "Eh kawwuu, baru itu jabatan kau, sombong lak sama aku", jawabku dalam hati. Tapi aku tahu diri, aku diam aja ditempat duduk.Â
Terkadang aku yo selow melihat-lihat cara kerja orang yang sangat jauh berbeda dengan aku sebelumnya. Aku digituin tuh, pasti dimobil pas arah pulang aku nangis. Dan setiap pulang kantor, pasti ku bilang sama mamakku, "mumet aku mak. Nganggur, tapi bekerja, ora produktif. Menang baju doang. Sudahlah rumah jauh, pergi kosong, pulang kosong. Abis gaji dek BBM je!", kataku ngeles. "Lha piye, nduk?", kata bojoku. Sambil ketawa-ketawa. Aku nangis sesenggukan sambil mencampakkan sepatu dan melempar kaus kaki, ouugh.
"Kenapa-kenapa?". Yang dirumah sibuk, kepo. Akhirnya aku cerita, waktu itu ayah masih ada. "Masa' aku dibilang ga bisa ngetik?". Suami malah tertawa. "Aku ga pernah ingin cerita kalo aku pernah kerja apa dan dimana serta bagaimana. Ga penting tau ga? Disini, aku bengong, tau ga? Ga jelas jobdesk nya kataku". "Terus piye?". "Besok aku dianterin doong ke kantor, nebeng kamu, ya! Males aku, ga masuk aja hitunganku. Kerja ngango-ngango, abis hari sekian jam. Pulang kosong, ga berbuat apa-apa. Gitu lho seharian suntuk."
Pagi tiba, kami pun berangkat satu irama. Dentingan musik pertama; BCL"kuiingin maaraaah....!". Kupencet off. "Kok sama pulak dengan perasaan ini, xixiixi". Suami ketawa.