Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makanš )
Potret Kehidupan Episode 89
Tenang Itu Mahal
Hai....hai..hay.....,Ā
Lagi-lagi cerita tentang KITA. Kisah KITA akan abadi dalam rangkaian kata. Bagaimana KITA bisa melupa, sedangkan malaikatpun turut mencatatnya. Rasa yang bertahta bahkan semakin kuat oleh seringnya pertengkaran antara KITA. Bahkan saat terpisah jarak, apa-apa yang sudah terucappun, perihnya sangat terasa. Terkadang emosi yang menggila sama-sama KITA pelihara. Saat meluap memanaskan isi kepala. Kata demi kata bak belati yang tajamnya menusuk rongga dada. KITApun mengakhiri semuanya dengan tangis tanpa isaknya. Air mata yang tertahan keluarnya tak mampu menjadi saksinya. Tapi perih dihati tak mampu menyembunyikannya. Terkadang, keangkuhan yang menutup pandangan KITA. Yang sebelumnya begitu mudah menerima segala kekurangan yang ada. Lagi-lagi emosi yang telah memenangkannya. Terkadang, ego KITA meninggi sepuncak gunung yang tak kuasa KITA mendakinya. KITA tahu, KITA mencintai dengan tidak tahu diri. Ya Tuhan, sadarkanlah KITA yang selalu tidak tahu diri dalam mencintai! Kuputuskan mundur dan berdiam seribu bahasa. Mencoba menerima dan menjadikannya kenangan yang mungkin tak bisa kulupa. Dan kenangan itu, abadi dalam rangkaian kata.Ā
Ini bukan cerita KITA yang sekarang ya gaesss. Ini hanyalah sepenggal cerita KITA di masa silam yang abadi dalam rangkaian kata. Ketika itu KITA masih LDR an, sama-sama masih kerja di bank, tapi beda kota. Mereka bilang hidup KITA udah enak, karena sudah memiliki pekerjaan kali yaaa. Padahal KITA tu gelisah tiap hari. Cuma mengeluh, bukanlah sifat KITA.
Bekerja atau berkarir di sebuah bank terkenal bagi generasi KITA saat itu merupakan hal impian dan sangat membanggakan. Gaji yang dikira sangat besar, bekerja di tempat yang mewah, dan bisa dibanggakan itu, menyisakan banyak pertanyaan. Apakah tempat kerja tersebut membuat hati tenang? Belum tentu. Bekerja dengan gaji melimpah sekalipun, seringkali pulang bekerja merasa gelisah, banyak sekali cobaan yang datang dikehidupan, bahkan uangpun hilang tak bersisa.
Apa yang bisa dilakukan ketika keadaan seakan tidak mendukung KITA bekerja di tempat itu? Jawabannya ada di hati KITA masing masing, masih maukah berlanjut dengan yang tampak dan pujian duniawi namun tersiksa bathin atau takut meninggalkan status sosial dan memilih mencari ketenangan hati. Ini murni soal pilihan KITA saja selama hidup.
Gaees, lebaran kemaren KITA dikunjungi temen SMP. Ujung-ujungnya KITA dan orang tua ngebahas tentang Ā bagaimana suami teman KITA itu yang juga meninggalkan pekerjaan tetapnya demi hidup tenang. KITA bercerita ngalor ngidul bahwa meninggalkan pekerjaan yang mencukupi kehidupan KITA itu memang berat. Akan tetapi apakah KITA ingin bergelimang kesenangan yang tampak dipermukaan saja tapi tiada ketenangan di hati KITA? Itulah pilihan. Akan ada semakin banyak pertanyaan-pertanyaan yang bakal muncul dan menghantui KITA pada saat KITA membuat sebuah keputusan yang terkadang tidak populer di mata orang-orang. Begitulah cerita KITA kemaren pas momen lebaran.