Saya jarang posting foto pasangan di medsos, bukannya nggak cinta. Ya, kadang kan doi males aja masuk lensa. Saya pasti punya pertimbangan yang baik atas pilihan tidak menggunakan media sosial untuk mengunggah foto bersama pasangan secara terus-menerus karena saya tidak sedang mencoba meyakinkan pengikut tentang kisah cinta yang indah. Dan heeeyy... posting foto pasangan kan bukan bagian dari pembuktian cinta. Ada banyak kuq pasangan yang jarang tampil romantis di media sosial justru bahagia-bahagia ajah, mereka tak butuh pengakuan orang lain. Jangan selalu percaya dengan apa yang terlihat, tahun 2023 kemarin ada teman saya yang puitis-puitis pulak dia di sosial media, pas saya telpon sengaja nanya kabar dan ngeledek, rupanya mereka abis bertengkar, wkwkka. Iya, ada lho gitu pasangan tu huahaha lucu.
Mengenai jarang mengunggah kebersamaan dengan pasangan, saya menilai hal tersebut adalah proses pendewasaan masing-masing orang dan kehidupan setiap kita yang berbeda. Karena gini, kita waktu jaman pacaran sama udah menikah apalagi kita udah punya anak, suami sudah fokusnya lebih ke cari uang, fokus untuk masa depan anak-anak dan untuk masa depan istrinya. Kalau ada waktu senggang untuk kita berdua ya kita nikmatin bukan untuk kita sharing.
Gess...,
Ada banyak alasan yang membuat orang jarang mengunggah kehidupan pribadi di media sosial. Yah..., mungkin karena sibuk aja di dunia nyata, jarang pegang handphone kecuali untuk urusan penting. Atau mereka mungkin merasa tak perlu pengakuan orang lain. Mungkin mereka tidak narsis, bahkan mereka tidak bergantung pada media sosial.
Mereka jauh dari insecure, dan tidak merasa perlu membandingkan diri dengan orang lain.
Â
Saya sendiri hadir dengan motif yang mungkin berbeda dari kebanyakan orang. Saya ingin mengasah keterampilan menyampaikan gagasan secara tertulis dan bercakap-cakap tertulis dalam iklim penuh hormat. Itu pertama. Yang kedua, saya juga menjadikan media sosial laboratorium perilaku yang asyik untuk hadir jadi pengamat hening di situ (eh, di sini). Yang ketiga, saya mendapatkan banyak pengetahuan dari banyak orang.Â
Saya merasa tidak perlu mengunggah secara teratur...., dan sering kali memilih menikmati momen sehingga jarang mengunggah foto berdua selama aktifitas liburan. Saya baru akan membagikannya setelah kembali ke rumah. Itu karena saya tidak merasa perlu memberi tahu orang lain tentang kesenangan yang saya alami. Saya lebih suka menikmatinya sendiri.Â
Saat ini fokus saya dan suami sudah berbeda jika dibandingkan ketika kami masih pacaran. Jadi kalau pacaran kan kita pengen nya yang gimana gitu, tapi kalau udah menikah itu ya kita fokus nya udah beda. Yang penting suami saya pulang, kasih sayangnya masih full, jadi ya kami fine-fine aja. Namanya suami istri kan ya kita harus jaga keharmonisan lah, jaga komunikasi tetap. Itu yang pasti.
Media sosial kan, bukan sebuah kompetisi. Terkadang..., media sosial memaksa orang menjadi insecure dan tidak bahagia dengan apa yang dimiliki. Tapi pasangan yang bahagia tidak merasa perlu membandingkan diri dengan orang lain. Rahasia pasangan bahagia dalam hubungan adalah jujur, tidak harus bergantung pada orang lain untuk kebahagiaan satu sama lain.Â
Saya tidak membuang banyak waktu di media sosial untuk merasa bahagia. Tidak perlu menyombongkan diri, membuat orang lain cemburu, atau membuktikan apa pun kepada orang lain. Tetap menjadi diri saya dengan versi terbaik setiap saatnya. Terus berproses menjadi sosok yang tangguh dan tegar dari waktu ke waktu. Dengan semua kelebihan dan keterbatasan yang saya miliki, saya tetap fokus kepada manfaat untuk orang lain dan semua yang ada di sekitar saya.