Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Memangnya benefit semacam apa yang akan kita dapatkan jika kita memposting atau memperlihatkan wajah pasangan kita ke hadapan publik? Tidak ada, 'kan? Saya rasa hubungan akan terasa jauh lebih baik jika hanya diketahui oleh pasangan itu sendiri. Selain melindungi privasinya, kita juga dapat mencegah para haters menyerang pasangan kita melalui komentar. Ingat, sekarang kejahatan dapat dilakukan melalui apa saja.
Ketika kita mencintai seseorang pastinya kita ingin melindunginya juga, 'kan? Ada pulak menilai orang hanya lewat postingan doang. Lawak.
Ada yang lebih lawak lagi. "Ayo dong kalian berdua foto, buat kenang-kenangan di media sosial!". Ha-ha-ha. Saya kan, bukan abegeh yang haus pengakuan. Ya..., saya bukan usia remaja, yang ketika pacaran seluruh dunia harus tahu kalau saya itu laku. That's not me. Boleh dong, saya menjaga privacy. Emangnya privacy untuk kalangan artis aja? No. Saya adalah tipe yang riskan sekali kalau hal-hal pribadi diumbar-umbar dan diketahui khalayak ramai. Toh, manfaat juga enggak. Takut digebet orang. Hahahaha..., yang ini becanda yaa.
Kadang saya mau ketawa, karena banyak kali cerita tentang kawan baru yang lawak-lawak niy. Suatu ketika, terdengar sampai ke telinga saya tentang bagaimana sebagian orang yang baru saya kenal mencoba menebak kehidupan saya. Kata mereka..., di balik senyum ramah dan canda ringan yang KS tampilkan itu, terletak konflik, kegetiran, dan kelelahan batin. Ia terjebak dalam hubungan yang terasa seperti penjara. Ha-ha-ha, itu kacamata mereka. Begitu rupanya, cara orang menggosip diluar sana. Awak ndak ngeh.
Jadi selama ini, KS hanyalah seorang wanita yang meski terlihat kuat, namun ia merasakan kekosongan dalam dirinya. Doi, sosok suami yang di permukaan saja tampak sempurna ; sayang anak, serta penuh bakat. Dan banyak wanita menginginkannya, wkwkka. Sedangkan KS lain lagi modelnya, KS sosok istri yang dipermukaan juga tampak sempurna, padahal sebenarnya rapuh ha-ha-ha. Ia mana bisa masak..., ga bisa ngurus anak dan enggak bisa ngurus suaminya. Sibuk-sibuk sendiri aja keliatannya, dan lihat...; suaminya sering makan ke rumah emaknya, wkwkwka. Apa dah pecah kongsi kali yaaa? Asli lawak..., dasar biang gosip.
Saya punya cara tersendiri untuk bermesraan tanpa haus pujian sana-sini. Eh, bukannya ngobrol berdua sembari menikmati segelas cokelat hangat di kebun keintimannya awet hingga nanti? Kami bukan B.J Habibie dan Bu Ainun yang keromantisannya menusuk sampai tulang..., kami hanya pasangan suami-istri biasa, yang tiap bulan masih berdebat soal kenaikan harga gula dan juga rebutan ceramahin anak pas mereka lagi bandel-bandelnya. Meski gitu, kami sudah cukup bahagia. Cinta kami pun nggak harus ditunjukkan sedemikian rupa, diberi tanda "love" lalu dipuja-puja. Cukup monyet di kebun dan capung yang usil saja yang tahu, betapa kami ini akan tetap saling mencintai hingga nanti jadi debu.Â
Saya termasuk yang jarang posting hal-hal berbau pribadi seperti pasangan dan keluarga, karena menurut saya pasangan dan keluarga bukan bagian untuk jadi konsumsi publik. Dia juga sukanya berkarya dan hening. Saya menaruh respek padanya. Hari-hari setelah menikah saya banyak menghabiskan waktu bersama suami setelah sama-sama pulang kerja. Kami selalu berusaha meluangkan waktu untuk ngobrol dan ehmm sebenarnya untuk melepas rindu, haha.Â
Jadi ya makin jarang juga buka Instagram apalagi post feed dan story. Kami lebih tertarik menikmatinya berdua, tanpa sibuk memikirkan konten untuk dipamerkan kedunia. Sosial media untuk saat-saat bersama, tak lagi menjadi  fokus dan prioritas saya. Di momen itu, kegiatan post feed dan story otomatis berkurang cukup banyak. Saya bisa 1--2 minggu baru post video baru dan story. Tapi, kalo sudah sempat saya post daily activity saya, itupun kalo sedang pengen ha-ha.
Gara-gara jarang posting di medsos aja saya dikira sudah pecah kongsi? Jangan kolot kamu karena sosial media niy! Medsos ternyata tidak selalu berdampak baik, pernah suatu ketika, saya bertemu salah satu teman lama di sebuah acara kantor, tiba-tiba teman saya bertanya tanpa tedeng aling-aling, " KS. Lo, udah divorce ya sama suami?" Saya agak mengernyitkan dahi, sibuk berpikir dari mana teman saya yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu, tiba-tiba menanyakan hal yang menurut saya sangat pribadi.
Belum habis kebingungan saya, dia berucap, "Soalnya gue lihat di sosial media lo, lo nggak pernah upload foto berdua ataupun foto pasangan lo". Hh, karena sosial media? Semudah itu ternyata seseorang menilai orang lain yang jarang ditemuinya, jarang dichat, jarang diajak curhat atau sekadar minum kopi bareng. Yang hanya bertemu lewat sosial media, dan bertatap mata langsung pas kebetulan aja setelah bertahun-tahun lamanya. Tidak adakah pertanyaan yang lebih berbobot atau obrolan yang lebih bisa menghangatkan suasana?
"Stop tanyakan masalah pribadi yang tidak ada kaitannya dengan dirimu, setiap orang berhak atas hidup dan pilihannya. Kadang kita harus bisa menahan rasa penasaran kita, dengan tutup mata dan telinga akan hal-hal yang memang tak perlu kita ketahui!".