Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Pejuang Mimpi Episode 67
Tak Akan Ada Hasil Yang Mengkhianati Ikhtiar
"Kalo dirasa jalanmu lebih lambat dari orang lain, itu ga paapaa. Kalo dirasa jalanmu ga sampe sampe tujuan. Itu juga ga paapaa. Kalo dirasa jalurmu banyak rintangannya..., banyak tikungannya..., dan ga semulus jalur orang lain. Ga paapaa. Hidup kan bukan arena balapan yang harus cepat sampai di garis finish. Ga ada yang menang atau kalah. Yang ada ituu..., terus berjuang dan tidak menyerah. Gituuuw!"
Hidup kan bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga tentang bagaimana kita menjalani prosesnya. Dengan bersabar dan percaya pada perjalanan kita sendiri..., kita bisa menemukan kedamaian di setiap langkah yang kita ambil. Di dunia yang serba cepat ini, banyak orang tu merasa harus selalu bergerak..., mengejar kesuksesan..., dan mencapai sesuatu dalam waktu singkat. Namun, ketergesaan sering kali justru membawa stres, kecemasan, dan keputusan yang kurang matang.Â
Saya mau share bahwa segala sesuatu memiliki waktunya sendiri dan kita..., __tidak perlu memaksakan diri atau merasa tertinggal. Percaya saja pada proses. Itu berarti memahami bahwa setiap langkah yang kita ambil, sekecil apa pun, memiliki makna dan akan membawa kita ke tempat yang seharusnya.Â
Tenang....! Kita bisa menikmati perjalanan tanpa terbebani oleh kekhawatiran yang berlebihan. Allah selalu merealisasikan hal-hal yang terasa mustahil dengan caranya. Yang diluar logika kita, maka tenanglah. Allah Maha Baik.Â
Pengalaman Pribadi;
Saya mengajak kita untuk menjalani hidup dengan lebih tenang, tanpa terburu-buru atau terlalu khawatir akan hasil akhir. Hasil akhir adalah hak prerogatifnya Allah, yang bisa manusia lakukan adalah berikhtiar. Tidak semua usaha manusia menghasilkan apa yang diinginkan atau diharapkan. Allah tidak bisa didikte oleh usaha kita misalnya apabila kita bekerja keras maka kita kan menjadi kaya..., apabila kita bekerja dengan baik dan rajin maka akan cepat naik pangkat. Heeehe. Belum tentu, gaees. Tidak selamanya usaha dan hasil itu selalu berbanding lurus, dengan menggunakan kacamata dan perspektif manusia. Hasil dari setiap usaha atau ikhtiar adalah merupakan ketetapan Allah.
Barangkali, orang akan menganggap bahwa usaha kita dalam suatu hal tidak sukses. Karena hasil yang dicapai sangat jauh dari yang diharapkan. Tetapi ingatlah..., bahwa Allah Maha adil dan tahu mana yang terbaik bagi hamba-Nya. Maka apapun hasilnya, pastilah itu yang terbaik bagi manusia. Orang yang bahagia adalah mereka yang tidak menyesali masa lalu, tidak mengkhawatirkan masa depan, dan mampu menikmati hari ini. Yang terpenting ituuuw adalah Don't think to be the best, but think to do the best, in order to be the best (Jangan berfikir untuk menjadi yang terbaik tapi berfikirlah untuk melakukan yang terbaik, agar menjadi yang terbaik).
Kita seringkali mendengar ungkapan; "usaha tak kan pernah mengkhianati hasil". Ini untuk memotivasi diri atau memotivasi orang lain yang sedang mengalami sebuah proses untuk menggapai tujuan atau mendapatkan sesuatu. Namun, ada sebagian orang yang mengatakan bahwa "hasil tidak akan mengkhianati usaha". Lantas, manakah yang benar diantara keduanya?
Sebelum kita memilih mana yang benar, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari usaha dan hasil. Usaha merupakan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu tanpa berputus asa. Contohnya, KS remaja yang terus belajar setiap hari, pergi ke perpustakaan, tidak memiliki waktu untuk bersenang-senang dengan teman-temannya, mengikuti kelas dengan baik, mencatat semua materi yang diberikan guru/pendidik, terus membaca saat memiliki waktu luang, hal tersebut merupakan usaha saya untuk mendapatkan sesuatu.Â
Sedangkan, hasil adalah sesuatu dimana didapatkan sesudah melakukan sebuah usaha. Ketika saya bersedia melakukan semua usaha tersebut, tentunya terdapat dasar yang membuat saya ada kemauan untuk melakukannya. Dasar yang dimaksud merupakan sebuah tujuan yang ingin saya dapatkan. Tujuan yang ingin saya peroleh, misalnya ingin mendapatkan nilai didalam Laporan Hasil Belajar terbaik sebagai juara kelas atau memiliki prestasi akademik terbaik disekolah yang akan diumumkan pada saat penerimaan raport. Betapa bahagianya orangtua saya dulu setiap penerimaan raport, "Juara Umum Satu..., anak kita Selpi Keswita, dimohon kepada orangtuanya mengambil tempat. Haa...., jreng jreng....., Emak awak kedepan, abis tu akan bercakap-cakap dengan orang tua lainnya sebelum pulang". Itulah hasil. Ini adalah pola sebab akibat dimana, hasil adalah akibat dan usaha adalah sebab. Sehingga hasil tidak akan berkhianat kepada usaha, karena hasil bergantung pada usaha, dan karena hasil adalah akibat dari usaha.
Tapi ada juga teman KS, ia sudah berjuang..., ia sudah belajar sungguh-sungguh..., namun belum sesuai dengan harapan. Hidup memang sebuah ujian dan seperti simulasi permainan game, penuh tantangan yang harus ditaklukkan..., dan hidup adalah tentang bertahan hidup agar bisa naik level. Nikmati saja hitam dan putihnya kehidupan. Menerima kenyataan hidup..., walaupun kita tidak menyukainya dan berdamai dengan takdir.Â
Nah. Perjuangan yang dilalui saat berusaha itu, membuat orang-orang beranggapan bahwa usaha tidak akan membohongi hasil atau tidak ada usaha yang akan mengkhianati hasil. Yang Benar adalah "Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha", ini adalah pola sebab akibat dimana, hasil adalah akibat dan usaha adalah sebab. Sehingga hasil tidak akan berkhianat kepada usaha, karena hasil bergantung pada usaha, dan karena hasil adalah akibat dari usaha itu sendiri.
Jadi. Ketika melakukan sebuah usaha, kita harus bisa mengerjakannya dengan baik dan tidak mudah untuk menyerah. Terkadang, untuk membuat sebuah hasil yang memuaskan, dibutuhkan usaha yang ekstra dengan perjalanan yang tidak begitu mudah. Namun, sebuah motivasi bermakna muncul bahwa ketika kita mau untuk berusaha dengan melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan atau pencapaian kita, maka akan menemukan sebuah hasil yang sesuai dengan harapan. Hal tersebut terkesan sederhana, cukup dengan berusaha sebaik mungkin. Melakukan proses dengan baik..., jatuh bangun.. , dan bisa mengontrol diri di kala jenuh atau lelah saat mengalami sebuah proses usaha. Pemahaman yang sederhana itu dapat ditarik kesimpulan dan diterapkan bahwa, usaha saja tidaklah cukup.Â
Sehingga. Saat kita mengalami keputusasaan, kita harus mengingat tujuan yang ingin dicapai. Kita udah berusaha niy dengan sekuat tenaga, maka kita mengira akan memperoleh hasil yang sebanding dengan upaya atau usaha yang kita lakukan selama proses mendapatkan hasil. Pemahaman ini yang keliru. Ingatlah bahwa..., hasil yang diharapkan adalah dalam konteks dan perspektif harapan manusia, bukan menurut perspektif Tuhannya. Benar bahwa manusia bisa merubah nasibnya, kondisi yang melekat padanya pada saat itu, dengan usaha yang dilakukannya, namun tentu semuanya dengan ridho Allah. Ya kan?
Dan...., perihal hasil yang tidak selalu berbanding lurus dengan usaha, __tidak lah bertentangan dengan pernyataan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al Qur'an Surat Ar-Ra'd Ayat 11; "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." Â Tapi, kan? Apapun hasil yang diharapkan dengan suatu usaha, belum tentu dikabulkan. Jadi, siapa bilang hasil dan proses akan selalu berbanding lurus? Benar..., hasil yang baik akan dihasilkan oleh usaha yang baik, atau usaha yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik. Terus, kalau menginginkan hasil besar maka harus melakukan usaha yang keras, dan usaha yang besar. Tapi kan, semuanya tetap dengan ridho Allah. Karena, "Keberhasilan atau Kegagalan adalah Ketetapan Terbaik".
Itulah kenapa...? Saya mau bilang, Jangan katakan ; "Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil". Memutlakkan kata seperti ini tidaklah tepat, karena yang menentukan hasil adalah Allah. Benar..., Allah menilai usaha kita. Tapi bagaimana pun..., yang menentukan hasil adalah Allah. Akan lebih baik..., jika kita ucapkan; "Insyaallah..., jika kita berusaha akan ada hasilnya". Seperti yang kita tahu, ukuran manusia tidak mencapai setitik debu di alam semesta ini. Kita tidak bisa menuntut alam semesta untuk mengabulkan setiap permintaan kita.
Saya mau cerita bagaimana saya menemukan makna dari kedua ungkapan ini. "Usaha tak kan pernah mengkhianati hasil" atau "Hasil tak kan pernah mengkhianati usaha". Ini menarik, ya teman-teman!
Saya senyum-senyum mendengar pidato orang-orang besar di tipi dan media massa beberapa hari belakangan. Sambutan yang entah siapa yang menulis di awal tahun ini, berisi ucapan terimakasih kepada para anak buahnya yang telah bekerja keras sehingga bisa mendapatkan pencapaian yang baik selama tahun belakangan. Tak lupa pula dia terus memompa semangat juang para anak buahnya agar bisa terus berprestasi dalam lingkungan pekerjaan yang penuh dengan VUCA (volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity). Volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas dan ambiguitas. Masih dalam sambutan, dia menyampaikan "Untuk tahun 2025, saya mengajak seluruh rekan-rekan dengan tidak memandang jabatan, untuk bersatu padu, bahu membahu dalam mencapai tujuan kita bersama. Yes it ain't gonna be easy, tapi percayalah Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil, Insha Allah."
Haaaa. Ungkapan "usaha tidak akan mengkhianati hasil" dalam sambutan tersebut cukup menggelitik untuk ditelaah lebih jauh. Saya tidak terlalu mempermasalahkan ungkapan "usaha tidak akan mengkhianati hasil" atau "hasil tidak akan mengkhianati usaha", karena hasil penulusuran yang saya lakukan kadang di suatu kesempatan orang menggunakan ungkapan yang pertama, namun di kesempatan yang lain orang memakai ungkapan yang kedua.Â
Kedua ungkapan tersebut menurut saya bermuara pada satu pengertian dan konteks yang sama yaitu ingin menunjukkan bahwa hasil dan proses akan selalu berbanding lurus, hasil yang baik akan dihasilkan oleh usaha yang baik, atau usaha yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik. Kalau menginginkan hasil besar maka harus melakukan usaha yang keras, usaha yang besar, kira-kira begitu memaknai ungkapan tersebut di atas. Padahal ya, tidak selamanya usaha dan hasil itu selalu berbanding lurus, dengan menggunakan kacamata dan perspektif manusia. Hasil dari setiap usaha atau ikhtiar adalah merupakan ketetapan Allah. Keberhasilan dan kegagalan adalah ketetapan terbaik.Â
Mulai sekarang..., jangan salah kaprah lagi yaaach! Jangan katakan usaha tidak akan mengkhianati hasil. Usaha tidak akan mengkhianati hasil adalah ungkapan yang keliru. Saya sengaja, saya balik judulnya. "Tidak akan ada hasil yang mengkhianati ikhtiar". Malu atuh sebagai blogger melestarikan kesalahan..., hehehe. Ingatlah motivasi sederhana ini, "Hasil tidak akan mengkhianati usaha". Artinya apa? Tidak akan ada hasil yang mengkhianati ikhtiar.
Bukankah hasil selalu terjadi setelah usaha dan doa? Ketika kita ingin menyatakan bahwa hasil akan selalu sepadan dengan ikhtiar yang kita kerjakan, maka ungkapan yang tepat adalah hasil tidak akan mengkhianati usaha. Tidak akan ada hasil yang mengkhianati ikhtiar. Usaha tidak akan mengkhianati hasil adalah ungkapan yang keliru, sebab hasil datang belakangan setelah usaha dilewati. Yang menyelisihi atau mengkhianati ya mesti hasil terhadap usaha, bukan sebaliknya. Tak mungkin usaha mengkhianati hasil, karena hasil belum ada saat usaha dilakukan.Â
Banyak contoh kasus dimana seseorang sudah berusaha sungguh-sungguh, bekerja sangat keras diiringi dengan doa dan kepasrahan namun tetap miskin. Itu tadi, persoalan retak tangan. Apakah bila hal seperti itu yang terjadi maka kita dapat mengatakan bahwa hasilnya mengkhianati usaha? Jawabannya tentu tidak, ingatlah kembali kepada konsep bahwa Allah tahu mana yang terbaik bagi hamba-Nya. Barangkali apabila orang tadi memperoleh hasil yang diharapkan, sukses dan menjadi kaya raya, justru malah akan membuatnya jauh dari Allah, somboong, lebih mendekati kemaksiatan dan kekufuran karena ternyata dia lebih tahan diuji dengan kemiskinan dan kegagalan daripada dengan kekayaan dan kesuksesan. He-he-he.
Pernah dengar Kisah Abdurrahman bin Auf?Â
Ia seorang sahabat Rasulullah, yang ingin menjadi miskin agar dapat masuk surga lebih dulu, karena dia dulu mendengar bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan bahwa Abdurrahman bin Auf akan masuk surga terakhir karena terlalu kaya, sementara orang yang paling kaya akan dihisab paling lama. Walhasil setelah perang Tabuk, kurma yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk dan harganya jatuh.Â
Abdurrahman bin Auf kemudian menjual semua hartanya dan memborong semua kurma busuk tersebut dengan harga kurma bagus. Semua sahabat gembira karena kurmanya diborong, Abdurrahman bin Auf juga gembira karena harapannya untuk menjadi miskin akan terwujud. Tiba-tiba datang utusan dari Yaman membawa berita bahwa Raja Yaman mencari kurma busuk sebagai obat untuk penyakit menular yang sedang mewabah di negeri itu. Singkat cerita semua kurma busuk Abdurrahman bin Auf diborong oleh utusan Raja Yaman tersebut dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa. Abdurrahman bin Auf yang sudah berusaha keras untuk menjadi miskin ternyata mengalami kegagalan, bahkan membuatnya menjadi semakin kaya. Ha-ha ha. Ia memang cocok jadi horangkaya. Kata Tuhan, lho, __bukan kata saya.Â
Surah An-Najm 39-42 mengupas tentang ikhtiar manusia yang akan dibalas secara sempurna oleh Allah. Apa isi kandungan yang bisa didapatkan dan contohnya? Dalam bahasa Arab, ikhtiar artinya mencari hasil yang lebih baik. Dalam Islam, ikhtiar adalah pelengkap sikap optimis. Pada penerapannya, ikhtiar kerap diiringi dengan doa dan tawakal. Ketiga sikap itu dianggap sebagai kunci sukses hidup di dunia dan akhirat. Ikhtiar merupakan aspek penting dalam kehidupan seorang muslim. Kendati seseorang berdoa dengan sungguh-sungguh, namun tak diikuti dengan usaha, harapannya itu hanyalah angan-angan dan nyaris tak akan tercapai. Begitu juga sebaliknya, usaha aja tanpa doa, bila Allah tidak ridho, ya tidak jadi.Â
Hal itu dikuatkan dengan firman Allah SWT dalam surah Ar-Ra'd ayat 11: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri," (QS Ar-Ra'd [13]: 11). Ini erat kaitannya dengan "Man jadda wanjada", siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil. "Man shabara zhafira", siapa yang bersabar pasti beruntung. "Man sara ala darbi washala", siapa menapaki jalan-Nya akan sampai ke tujuan. Dan ingatlah Firman allah dalam Al Qur'an Surat At-Talaq ayat 3: "Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." Hidup bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga tentang bagaimana kita menjalani prosesnya. Hasil dari setiap usaha atau ikhtiar adalah merupakan ketetapan Allah. Keberhasilan atau Kegagalan adalah Ketetapan Terbaik.
Apakah kegagalan dan hasil yang tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan membuat kita meratapi nasib dan berfikir bahwa Allah tidak adil serta memutuskan untuk berhenti berusaha? Hhmm. Tidak boleh bagi kita untuk berputus asa atas kegagalan yang kita raih, namun semestinya hal tersebut akan meningkatkan kesabaran yang kita miliki. Allah selalu punya rencana dan dan memberikan hasil yang terbaik bagi manusia, karena keadilan Allah tidak ada yang bisa menyaingi. Kita..., sebagai seorang manusia, __sudah sepantasnyalah kita tetap berusaha untuk membuat diri dan kehidupan kita ini menjadi lebih baik dari hari ke hari. Bukankah usaha yang mati-matian kita lakukan adalah semata-mata untuk mencari ridho Allah? Â
Ya. Lagi-lagi saya senang denger videoklip ini. Â "Kalo dirasa jalanmu lebih lambat dari orang lain, itu ga paapaa. Kalo dirasa jalanmu ga sampe sampe tujuan. Itu juga ga paapaa. Kalo dirasa jalurmu banyak rintangannya..., banyak tikungannya..., dan ga semulus jalur orang lain. Ga paapaa. Hidup kan bukan arena balapan yang harus cepat sampai di garis finish. Ga ada yang menang atau kalah. Yang ada ituu..., terus berjuang dan tidak menyerah. Gituuuw!".
Ini menenangkan, ya gaeess! Dan pada akhirnya; Kita hanya butuh percaya pada perjalanan kita sendiri, kita bisa kuq menemukan kedamaian di setiap langkah yang kita ambil. Segala sesuatu ituuuw, memiliki waktunya sendiri. Percaya saja pada proses bahwa setiap langkah yang kita ambil sekecil apa pun, __memiliki makna. Dan akan membawa kita ke tempat yang seharusnya. Kita juga bisa kuq..., menikmati perjalanan tanpa terbebani oleh kekhawatiran yang berlebihan. Percaya saja..., Allah selalu merealisasikan hal-hal yang terasa mustahil dengan caranya. Yang diluar logika kita, maka tenanglah. Allah Maha Baik. Tak akan ada hasil yang mengkhianati ikhtiar.
Sampai jumpa di episode KS Selanjutnya.
#KSStory #KSMotivasi #KSGarden
#PejuangMimpi #Episode67
#TakAkanAdaHasilYangMengkhianatiIkhtiar