KS Story
KS Story Petani

Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)

Selanjutnya

Tutup

Video

Pejuang Mimpi Episode 83 Berjuang Tak Sebercanda Itu

14 Mei 2025   19:35 Diperbarui: 14 Mei 2025   19:56 178 2 0

KS Story
KS Story




Pejuang Mimpi Episode 83

Berjuang Tak Sebercanda Itu

Perempuan adalah salah satu makhluk yang rentan terhadap perasaan. Mereka terkadang berlebihan pada seseorang yang membuat mereka nyaman. Tak jarang ada yang sudah memberikan segalanya kepada seseorang yang mereka temui tanpa kesengajaan. Semudah itu mereka meyakinkan diri bahwa pilihannya sudah sangat benar, pada kenyataannya malah rasa sakit yang mereka dapatkan. 

Mereka pernah berkata, "bahwa kami trauma lalu mencari tempat lain untuk bernaung mencari ketenangan. Setelah kami tenang..., kami berambisi untuk kembali jatuh cinta pada orang yang kami temui. Sementara luka lalu masih membiru namun kami sudah berani mengambil keputusan bahwa kami harus bersama dengan seseorang itu lagi. Sebenarnya kami boleh tidak berlarut-larut di dalam kesedihan, tapi kami perlu mengingat apa yang kami rasakan bisa jadi terulang dengan orang baru yang kami temui di masa depan. Lantas mengerti apa tentang arti dari kata trauma, sementara kami selalu mengulang kesalahan yang sama, jika kami salah dalam memilih seseorang seharusnya kami jadikan itu perjalanan untuk pembelajaran. Memetik setiap kesalahan yang di lakukan untuk suatu pengalaman, dan akan dijadikan suatu pedoman di hari yang akan datang. Bukan malah mengguyur kembali luka yang masih basah. Biarkan ia benar-benar mengering dulu, barulah kami memulai semua nya dari awal tentunya dengan seseorang yang mampu menerima masa lalu kami yang kelam dan mau memperbaiki kami di masa yang akan datang".

Perempuan lain juga pernah berkata; "Aku mencintaimu dengan segala yang kupunya, tanpa ragu, tanpa syarat. Aku selalu ada, bahkan sebelum kau meminta. Aku hadir secepat mungkin, seutuh mungkin, sejujur mungkin. Tapi kamu?, kamu hanya datang saat perlu. Mengingatku saat sepi, mencari saat butuh, lalu menghilang saat dunia sedang baik-baik saja untukmu. Aku adalah tempatmu kembali, tapi kau tak pernah benar-benar ingin tinggal. Berjuang Tak Sebercanda Itu. Aku memberi segalanya, kau mengambil seperlunya. Aku bertahan seutuhnya, kau hadir hanya sebutuhnya. Aku berlari mendekat, kau hanya melangkah ketika sempat. Kini perlahan aku sadar diri, mungkin aku harus berhenti. Sebab tak ada gunanya memberi seluruh hati, untuk seseorang yang hanya datang di sela-sela waktunya. Berjuang Tak Sebercanda Itu".

Hah. Pernah ga, kamu diposisi rasa ini? Pernah lah pasti yaa. Hhmm, bagaimana rasanya...? Hanya romantisme yang bisa menjadi cara untuk mengobati rasa sakit. Kata romantis dalam kehidupan kita bisa muncul dalam berbagai momen, termasuk saat momen "konslet" sekalipun. Momen "konslet" dalam kehidupan kita bisa diartikan sebagai situasi yang terasa kacau, sulit, atau bahkan melelahkan. Dalam kondisi seperti ini, hanya kata romantis yang bisa menjadi peringatan untuk tidak lupa pada hal-hal indah. Sehingga apa? Di tengah kesulitan pun, kita tetap ingat untuk menghargai keindahan kecil dalam hidup, seperti senyum seorang pasangan..., kehangatan keluarga..., atau pemandangan alam yang menenangkan. Seperti dalam Videoklip iniiiy, ini memberikan dukungan emosional, atau bahkan menjadi pengingat kehangatan dan cinta kembali. 

Saya mau share, ada banyak cara orang-orang romantis mengungkapkan rasa sakitnya tanpa konflik. Orang-orang romantis, ia paham betul bagaimana mengapresiasi atas kehangatan yang ada. Cara-cara ini juga bisa menjadi pengingat untuk bersyukur atas kehangatan dan dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat kita. Jadi, tidak hanya dalam momen-momen bahagia, tapi juga saat "konslet", kata romantis juga bisa menjadi cara untuk memberikan makna dan kehangatan dalam kehidupan kita..., membantu kita untuk tetap kuat..., dan optimis. Semacam, "Aku menempatkanmu sebagai bilangan prima. Sebentuk utuh yang tak bisa terbagi, kecuali untuk aku sebagai angka satu. Artinya apa? Berjuang Tak Sebercanda Itu". Saya sengaja meletakkan status ini di profil wa saya hahaha. 

Agar apa? Agar Ini menjadi pengingat kehangatan untuk tidak lupa pada hal-hal indah. Ini sarana untuk menghibur diri sendiri. Kata-kata romantis bisa lho, menjadi sumber kekuatan dan semangat kita. Membantu kita untuk bangkit dari rasa sakit..., atau frustrasi.

Sayangnya, nggak semua orang bisa menulis cerita romantis. 

Saya mau ceritakan manfaat yang saya rasakan dari hobi menulis. Pertama menikah, ternyata saya baru tau pernah menulis ini di diary. "Diburu-buru nikah dengan alasan "expired" itu nggak enak. Saya bukan susu formula! Di depan saya masih banyak tantangan. Bagaimana mengatur cash flow keuangan agar seluruh tagihan peralatan rumah tangga ini lunas terbayar. Ini terlalu memberatkan. Bagaimana bisa berbincang tentang apa yang harus dilakukan di akhir pekan..., supaya ikatan ini jauh dari kata membosankan. Saya tak keberatan berjuang sepenuh hati. Tapi untuk hal-hal yang lebih penting dari ini. Meminta pergi hanya untuk dicari tentunya sangat dangkal sekali. Berjuang tak sebercanda itu".

Kemudian ada lagi nemu tulisan gini, gaees!

"Jika memang bersama saya, kamu mau menjalani, bolehkah saya minta agar kamu tak labil lagi? Saya suka pria saya yang apa adanya, lumayan blak-blakkan meskipun kadang melukai saya, apalagi pria yang mapan, berpengetahuan luas, serba bisa, bisa diandalkan, bisa memahami saya dalam segi apapun, dewasa..., dan banyak hal lain yang bisa dibanggakan". Tulisan itu, setelah kami menikah hampir dua tahun. Ia masih tetap sama. Tidak ada perubahan dari kami. Yang berubah hanya kalau dulu pulang kencan ia anterin saya ke rumah orangtua, sekarang ia langsung bawa saya pulangnya ke rumah hahahaha. Semoga tidak akan ada perubahan sampai kami sama-sama lanjut usia dan di panggil yang kuasa. Amin!

Terus kan gaees, saya nemu lagi tulisan yang super duper panjang. Padahal buat saya ini menggelikan, xixixi. Agak lebih terbuka aja sekarang, ceritanya. Pake di publish segala, karena ini rekomended banget nget nget. Begini ceritanya kalo saya sedang momen konslet itu;

"Mungkin kamu lupa. Kuatnya cinta tidak menjamin hati tak luka. Buktinya sama sekali tak pernah kamu pikirkan perasaan saya. Setiap pertikaian memenuhi kepala, dengan ringan saja kata ini menguar ke udara. Sudah. Saya mau pergi. Toh nanti saya pasti kembali.

Buatmu mungkin cinta seperti tisu sekali pakai, yang bisa dibuang kapan saja. Atau bisa jadi kamu menganggap saya punya kesabaran yang berlebih jumlahnya. Sampai-sampai komitmen bisa kamu permainkan seenaknya. Memang, saya mencintaimu. Tak perlu meragukan lagi fakta itu. Tapi jangan seenaknya meminta pergi agar saya berjuang mencari. Asal kamu tahu, berjuang seharusnya tidak sebercanda ini. Kita ini punya komitmen. Tapi kamu malah main keluar-masuk seperti orang tanpa preseden. Jika memang kamu menganggap sakral apa yang kita punya, kamu tak akan main masuk dan keluar seenaknya. Mati-matian kita bangun komunikasi dan rasa saling percaya. Kamu membawa saya ke keluarga. Saya pun mengenalkanmu ke Ayah, Ibu, dan adik lelaki satu-satunya. Sekarang kita bahkan punya hewan peliharaan bersama. Buat saya jelas hubungan ini investasi. Sejak bersamamu, tak lagi saya mau peduli pada godaan di kanan-kiri. Cuma kamu yang signifikan di otak dan hati. Ah, tapi cinta bukan neraca pendapatan yang mesti seimbang 'kan? Tak bijak rasanya jika sekarang kita duduk berhadapan hanya untuk saling menghitung kebaikan. Mari kita buat ini sederhana saja! Sementara saya mengerahkan semua upaya, kamu malah melengos acuh pada kata 'kita'. Kata 'pergi' buatmu setara dengan harga diri. Bagi saya, lama-lama permainan ini terasa membosankan sekali. Buatmu ini harga diri. Buat saya, ah saya bisa menguap bosan sekali. Pernah sekali saya bertanya. Harusnya kamu belum lupa. Sore itu termasuk dalam salah satu senja terbaik kita. Sementara tanganmu merengkuh lengan saya, pelan-pelan saya bisikkan di telinga:

"Tolong. Jangan lagi pergi seenaknya."

Kamu tertawa. Renyah sekali bunyinya. Jawabanmu masih meninggalkan gaung perih yang sama. 'Saya pergi karena kesal sekali. Juga agar kamu mencari. Saya tak mau perjuanganmu berhenti'. Kalau tidak ingat kesopanan dan harga penggantian gelas yang mahal, ingin rasanya meja di depan kita saya balikkan. Buatmu, kata pergi ternyata setara dengan permainan. Demi melihat saya memperjuangkanmu mati-matian. Mewah sekali ya hak yang kamu dapatkan? Sementara saya mesti pontang-panting untuk mempertahankan. Tidak sedangkal itu perjuangan saya untukmu. Diam-diam sudah saya siapkan sepetak masa depan bersamamu. Jika buatmu diperjuangkan hanya berarti mati-matian dicari saat meninggalkan, maka selamat, kamu sudah membuat saya sangat terkesan. Sementara ada begitu banyak hal lain sebagai pembuktian, kamu malah memilih melihat hal yang kurang signifikan. Kenapa alismu meninggi sangsi? Mau saya jelaskan?

Sebutlah bagaimana gaya hidup berubah belakangan. Saat saya merayumu mengurangi nongkrong cantik demi penghematan. Diam-diam saya mulai berhitung bagaimana 2-3 tahun lagi kita sudah punya uang muka untuk rumah masa depan. Supaya kelak kita bisa move on dari cicilan tempat tinggal ke cicilan kendaraan. Dengan level hubungan kita, bukankah itu harusnya definisi perjuangan? Menggabungkan visi bersama demi masa depan yang lebih nyaman. Tapi sudahlah, barangkali kamu memang masih suka berlama-lama dalam hubungan yang dramanya berlebihan. Padahal buat saya ini menggelikan".

Demikianlah suara yang muncul di dalam benak perempuan-perempuan yang sebetulnya sedang kekurangan cinta, namun menutupinya dengan memanfaatkan orang lain untuk menutupi "vakum cinta" yang sudah lama terkubur di dalam jiwa mereka. Ternyata, mereka baru menemukan bahwa di balik segala sedementasi rasa romansa yang telah lama dipupuk hanyalah sebuah kekosongan belaka yang mereka coba tutupi dengan kehadiran seorang pacar/pasangan. Cinta seperti ini bukanlah cinta antara manusia yang saling berkorban untuk yang lain tetapi adalah bentuk simbiotik-mutualisme seperti vampir. Jangan mau kek gitu, duhai perempuan!

Jangan terlalu heran kalau hubungan cinta yang begitu indah di awal dapat berujung sakit. Sebab dari awal mereka yang tidak saling mencintai tetapi saling memanfaatkan satu dengan yang lain atas nama cinta. Ketika masing-masing pihak sudah tidak mempunyai "darah kebahagiaan", maka vampir yang sudah merasa bosan akan mencoba untuk mencari mangsa yang baru, pasangan yang baru, sosok yang lebih segar daripada yang sebelumnya. Terus-menerus dia akan berkeliling untuk mencari orang yang dapat mengisi kebutuhannya yang takkan terpenuhi.

Hubungan romantis bukanlah sesuatu yang mudah. Nyatanya, seseorang tidak akan pernah bisa"jatuh cinta" namun "berdiri untuk mencintai". Masing-masing pihak menghormati satu dengan yang lain, rela melepaskan satu dengan yang lain, dan tidak "menyuntik" keinginannya sendiri ke dalam pribadi orang lain untuk kemudian dimanipulasi. Cinta yang sejati, hubungan romansa yang otentik tidak akan memaksakan atau menyusupkan kehendak pribadi ke orang lain. Melainkan sudah menggerakkan diri untuk bertanggung jawab dan mengasihi orang lain tanpa meminta suatu imbalan. "Love is the willingness to endure being hated as a reward".

Permasalahannya adalah kita hidup di tengah zaman yang tergila-gila dengan cinta, namun tidak mempunyai kemampuan untuk mencintai. Kita menjadi gila dengan narsisme, dengan perasaan sendiri, dengan memanfaatkan kehadiran orang lain untuk mengisi vakum emosi yang termuat dalam jiwa sendiri. Hubungan romansa yang indah adalah hubungan yang betul-betul membuat kita merasa berutang kepada orang yang kita sayangi. Kita tidak menggunakan orang lain untuk mengisi perasaan, tetapi tetap bekerja untuk bertanggung jawab, menghormati, menghormati batasan dan otonomi orang lain. 

Cinta dan romansa yang sejati adalah hubungan yang membangun, dan bukan hanya teriyang-iyang dalam emosi. Menjadikan masing-masing individu sebagai pribadi yang semakin kuat, mampu untuk menerima kelemahan sendiri, mencintai sendiri, sehingga dari sana mereka mempunyai kemampuan untuk mencintai orang lain.

Buku Seni Mencintai yang ditulis oleh Erich Fromm menguak fakta bahwa banyak sekali mispersepsi orang pada zaman ini mengenai makna cinta dan hubungan romansa yang baik. Banyak di antara kita yang terjebak dalam gaya hidup falling in love. Ketika kita merasa begitu sendirian dan mencoba untuk mencari "belahan jiwa" dan berhasil menemukannya, kita akan merasakan sebuah pengalaman emosi yang sangat indah. Seolah-olah kita sedang bertemu dengan seorang pangeran yang mampu membawa angin segar ke dalam kehidupan personal. Dua orang yang saling bertatapan mata dan merasa terharu, teriyang-iyang dengan suara dan getaran jiwa, sebetulnya ini semua adalah pengalaman dari sebuah "cinta micin" yang hanya akan bertahan sangat singkat.

Setelah masa-masa 2-3 tahun sudah lewat, ada kemungkinan perasaan yang akan luntur, dan cinta awal menguap dan menjadi tiada lagi. Kedua orang akan merasa bahwa mereka sudah tidak merasakan cinta yang sama, dan mereka akan masuk fase baru: saling menuntut satu dengan yang lain untuk memenuhi kebutuhan emosi yang seperti mereka inginkan pada pertemuan pertama. "Kamu kenapa tidak sayang aku lagi? Kenapa aku tidak merasakan cinta yang sama? Kenapa kamu sudah tidak ada perasaan ke aku?" . Tapi bisa saja, malah makin erat. Ini pandangan Erich Fromm mengenai cinta.

Sehingga, dalam dunia yang serba sibuk dan penuh tekanan, menciptakan tradisi romantis menjadi kunci untuk memperkuat ikatan emosional dalam suatu hubungan. Tradisi ini tidak selalu harus menjadi acara besar atau mahal. Dengan melakukan kegiatan romantis bersama secara konsisten, kebiasaan inilah yang akan memperkuat hubungan kita dan pasangan. Apa saja kegiatan romantis yang sebaiknya dilakukan secara konsisten dengan pasangan kamu? Ini rekomendasinya!

Saya membuat bucket list bersama sebagai cara yang menyenangkan untuk merencanakan masa depan keluarga saya sekaligus mengeksplorasi pengalaman baru. Saya tentukan impian dan tujuan bersama yang ingin dicapai..., seperti liburan impian di kebun sendiri kelak atau hobi baru yang ingin saya kuasai. Bucket list ini akan menjadi panduan saya dan pasangan untuk menciptakan kenangan bersama dan membangun visi yang saling memotivasi.

Saya menemukan hobi yang diminati bersama..., yang menjadi tradisi romantis yang dapat memperdalam hubungan bersama pasangan. Apakah itu memasak bersama saat liburan singkaat, berkebun, membuat taman bunga di belakang rumah,

atau karya seni lainnya. Berbagai hobi bersama, terbukti dapat menciptakan ikatan yang lebih kuat. Saya dan pasangan pun bisa saling mengapresiasi dan mendukung minat masing-masing.

Saya menciptakan momen kebersamaan yang bermakna di tengah kesibukan masing-masing. Date Night rutin, misalnya. Pilih satu hari dalam seminggu untuk pergi berdua aja bersama pasangan, tanpa anak-anak. Baik itu makan malam romantis di cafe atau sekadar duduk-duduk aja di ayunan depan rumah. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menciptakan kenangan lain untuk diingat bersama. 

Beberapa kali, saya akan mengirim pesan motivasi atau surat cinta tertulis pada pasangan. Itu, cara saya untuk mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayang. 

Bukan yang memposting kata-kata romantis di media sosial. Meski saya tahu, banyak netizen akan menyukai postingan romantis saya karena mereka juga menyukai hal-hal yang romantis. Ini hanya akan rame komentar saja, sehingga dapat menyebabkan saya terlena untuk menanggapi komentar receh dan remeh temeh itu. Ngabis-ngabisin waktu. Saya tidak sedang mencari validasi publik, yang berharap kemungkinan besar netizen akan merespon positif dengan memberikan like, komentar, atau bahkan share. Karena saya ga suka membaca komentar yang ujung-ujungnya cuma basa-basi doang. 

Ketika saya melihat seseorang memposting foto bersama sang pujaan hati dengan kata-kata romantisnya yang bertujuan untuk pasangannya. Wuiih, banjir komentar, gaeees! Beberapa memang berkomentar dengan ungkapan yang positif, seperti "Aww, manis bangeet", "Romantis banget nih", atau "Cinta banget ya". "Romantis banget", "Bikin baper", atau "Sayang banget ya". Hahaha. Saya tidak mengharap itu. Lucunya, beberapa netizen juga memberikan komentar yang lucu atau santai, "Duh, bikin iri nih", atau "Jangan lupa kasih hadiah juga ya". Wkkwkwaa, saya ga tahan mau ketawa. Dan, ada juga yang berbagi pengalaman mereka sendiri di kolom komentar tentang cinta mereka. Ha, kan jadi panjang gitu ceritanya kan gaess? Inilah yang saya sebut tadi, kita akan terlena melihat hape terooos hanya untuk hal-hal yang kita ciptakan sendiri. Jangan bodoh, kamu!

Saya sederhana saja cara berpikir saya tu. Jika postingan atau storytelling saya menarik dan romantis, ya biar aja beberapa netizen mungkin akan membagikannya di media sosial mereka. Saya jarang berbagi momen keromantisan di laman media sosial saya, kecuali storytelling saya tentang studi kasus, motivasi dan inspirasi, dan potret kehidupan sehari-hari. Mau dibaca orang atau enggak, mau di like atau enggak, di komentari atau enggak, toh saya juga ga mau mikirin itu. Urusan saya cuma nulis buat berbagi pemikiran saja. Syukur-syukur bermanfaat, syukur-syukur banyak yang share. Ga perlu merasa wauw tentang hal-hal receh begitu. Saya tahu, secara umum memang postingan kata-kata romantis kita akan disambut positif oleh netizen, meskipun ada juga yang mungkin memberikan komentar yang lebih santai atau humoris. Tapi itu, akan buang-buang waktu hanya untuk menanggapinya satu persatu. Ya kan? Kayak kita ga ada kerja yang lain ajaa selain scroll sosial media, hh. Kita tu hidup di dunia nyata, ya gaeees! Dunia maya hanya selingan. 

Dunia maya kan, tidak juga mencerminkan dunia nyata aslinya. Yang kelihatan indah, belum tentu dalamnya serupa, bukan? Kayak yang, "Mencintaimu adalah hal terindah yang pernah aku rasakan. Bersamamu adalah tempat terbaik untuk berada". Haallaah, berjuang tak sebercanda itu. Diungkapkan langsung pada pasangan jauh lebih baik dari pada memberi tahu orang sejagad raya. 

Saya jelas, hanya akan memposting hal-hal baik yang kaya manfaat. Atau setidaknya berbagi momen lucu tapi menyakitkan, kayak yang, "Hubungan itu seperti lampu, kalau dimainin terus bisa putus". Momen kocak tapi mengena, "Jika kelak tak bisa seatap, setidaknya aku mendoakanmu setiap saat" atau "Segala sesuatu memiliki kesudahan, yang sudah berakhir biarlah berlalu dan yakinlah semua akan baik-baik saja".

Sedangkan kata-kata cinta lucu, gokil dan bikin ngakak, lebih baik langsung ajah disampaikan pada pasangan tanpa harus orang banyak tau, kayak yang, "Aku tak ingin kamu mendengar bahwa aku mencintaimu, tapi aku ingin kamu merasakannya tanpa aku harus selalu mengatakannya haha ha". Atau tiba-tiba mendadak dangdut, "Mengapa aku selalu rindu padamu?". Dan ada lagi, "Angkutan kota jauh dekat 2.000, kalau kamu jauh dekat, ya di hatikuu". Saya ga peduli, apa itu menurutnya romantis yang bikin hatinya meleleh? Entahlah. 

Yang pasti, romantisme atau cinta romantis adalah perasaan cinta atau ketertarikan kamu terhadap pasangan. Ini yang bisa bikin hubungan kamu awet. Ga usah bingung-bingung mencari kata-kata motivasi penyemangat cinta untuk tetap sayang ataupun mendapatkan hati sang pujaan hati. Keintiman dalam sebuah hubunganlah yang akan diperkuat dengan kata-kata. Tradisi romantis dengan menyampaikan pesan motivasi atau surat cinta tertulis secara rutin, bisa berisi ungkapan rasa cinta..., apresiasi, ungkapan mengingat kembali kenangan indah bersama.., atau sekadar semangat untuk menghadapi hari. Memang sederhana, tapi kegiatan romantis ini akan membuat satu sama lain merasa dihargai dan dicintai bila dilakukan secara rutin. 

Selain sebagai sarana untuk menghibur diri sendiri. Kata-kata romantis bisa menjadi sumber kekuatan dan semangat, membantu kita untuk bangkit dari rasa sakit. "Aku diam-diam dah pilih kamu, ga boleh cuekin aku, yaach!". Bahkan, dalam momen-momen sulit pun, saya mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayang..., yang bisa menjadi sumber kekuatan dan dukungan emosional bagi diri sendiri dan pasangan.

Ini saya ada Stories from the Heart ; "Jangan pergi agar dicari, jangan sengaja lari agar dikejar, berjuang tak sebercanda itu". Kata romantis ini dalam kehidupan kita, bisa bermakna dalam berbagai momen..., terutama saat terjadi konflik atau ketidaksetaraan. Momen seperti ini bisa menjadi peluang untuk menunjukkan kelembutan, pengertian, dan kasih sayang, bahkan dalam situasi yang sulit. Tidak semua hal-hal romantis bentuknya manis. Ada banyak tuh, kata-kata romantis yang bisa menjadi sumber kekuatan dan semangat, membantu kita untuk bangkit dari rasa sakit.

Apakah kamu pernah dengar kutipan kalimat dari Sujiwo Tejo tentang berjuang tak sebercanda itu? Menurutku itu benar. Aku merasa ditertawakan oleh baris kalimat itu sekarang. Apalagi saat konflik terjadi. Saya selalu jujur aja, tentang perasaan-perasaan tu. Saya asli, jujur tentang perasaan-perasaan. Ga tau kenapa. Itu menjadi semacam sarana menghibur diri sendiri. Dan, tepat sasaran jika disampaikan langsung. Kalo enggak, ya tulis aja. Misal, "Mau bilang rindu, tapi malu mau bilang langsung ha-ha ha". Kan ada ya, momen-momen gitu dalam hidup. Momen lain, tulis aja biar lega. Ga papa. "Akulah si sok percaya diri yang mencoba sembunyi. Akulah si besar kepala yang sok-sok pergi. Berharap, kau akan mencariku seperti biasa. Berandai, kau akan mengejarku seperti yang dulu-dulu. Aku lupa jika batas kesabaran manusia ada garisnya. Aku lalai jika level perjuangan seseorang ada titik akhirnya. Hingga saat kusadari kau telah benar-benar pergi. 'Lo gak harus dateng'. Berjuang tak sebercanda itu. Ohiya, nulis tu semacam terapi lho gaeess!

Oh kamu mau nambah nulis, ya tulis! "Lalu kini..., kau memutuskan menyudahi perjuanganmu? Berjuang tak sebercanda itu. Kau memutuskan mengakhiri kekonyolan itu. Dan, memilih cinta yang baru. Rasanya ... entah bagaimana aku harus menjabarkannya. Di sini, di dalam dadaku ini seperti terimpit batu besar. Mencipta sesak dan sakit secara bersamaan. Jujur, aku tak pernah mengira kau benar-benar melakukannya. Cepat pergi dariku dan dapatkan penggantiku!". Dan boleh ditambahkan lagi, sampai puas dah pokoknya. Tapi kalo misalnya kamu tiba-tiba sadar, tulis lagi! "Bukan kau yang jahat. Tapi aku. Aku yang telah puluhan kali menyakitimu. Aku yang telah berkali-kali mempermainkanmu. Membuat kau terluka, luka yang tak kasat mata. Lalu..., bagaimana kalau kau memaafkan aku? Apa kau bisaa😂? 

Nah, kalo semenit sudah itu, ia akan menelpon kamu sambil tertawa-tawa, dan bilang..., "Maafin aku juga yaah, I love you, so much!". Hhhmm. Saya mencoba menarik sudut-sudut bibir, tersenyum,  karena suara yang keluar darinya setelahnya, menegaskan segalanya. “Gue ... gak pa-pa,” ucapku terbata, sedikit serak karena menahan hasrat untuk meneteskan air mata. Huhuhuuhu, dramatis sekaleee cerita episode ini.

Itulah tradisi romantis saya yang dapat dibentuk melalui pernyataan apresiasi terhadap satu sama lain secara rutin. Entah itu marah, sedih, ataupun bahagia. Saya membuat momen khusus untuk memberikan ucapan terima kasih atau memberikan kejutan kecil sebagai tanda penghargaan. Hal-hal simple seperti ini akan membuat pasangan saya merasa diperhatikan dan dihargai. Saya cuma berbagi tips ahaha, sile dicoba juga.

Nah, untuk menciptakan momen apresiasi yang makin istimewa, saya juga bisa memberikan hadiah unik tetapi sarat akan makna dan mampu mewakili perjalanan cinta bersama pasangan. Setelah tu. Bertemu. Ia meraih tubuhku dalam pelukannya, mengusap punggungku berulang. Hal yang justru membuat tangisku pecah. “Gak papa, nangis aja,” ucapnya nyaris hanya berupa bisikan.

“Gue bodoh banget, ya,” ujarku di sela isak. “Bodoh banget ....” katanya haha. Air mataku bercucuran, berderai sepanjang pipi, dan berakhir membasahi bajunya. Ia tidak lagi mengatakan apa-apa. Ia hanya semakin intens mengusap punggungku. Mungkin ia tahu aku butuh meluapkan emosi terlebih dahulu. Wkwka, lawak KS tu orangnya🤣.

“Harusnya gue sadar, harusnya gue gak terus-terusan bikin lo ngejar, harusnya gue ngehargain semua jerih payah lo, harusnya ....” , tambahnya. Oh, tenggorokanku tercekat, tak bisa melanjutkan kalimat. Sesak di dada kian bertambah kuat.  “Sshh ... bukan salah lo. Lo kan cuma pengen ngebuktiin seberapa besarnya cinta lo ke gue". Lantas aku menggeleng kuat. “Enggak! Gue udah berlebihan. Gue yang salah”. Aku menunjuk dada sendiri. Menegaskan bahwa aku yang salah. Aku yang memang pantas dihukum seperti ini. “Iya ... iya...”.  Ia mengusap jejak basah di pipiku dengan jemarinya. “Lo yang salah, tapi jangan nyalahin diri sendiri terus. Anggap aja kita emang jodoh sampai mati, wkwk?”. Menelan ludah kelat, aku tak langsung menanggapi ucapannya. Mengangkat kepala, aku menatapnya. Aku mengerutkan kening beberapa saat, lantas mengedikkan bahu. “Nangis...”. Ia terkekeh, dan belai kepalaku kayak biasanya. Ia menyentuh telapak tanganku, ondee rasanya membuat racunku berhenti😂.

Dalam hati merutuk kenapa aku secengeng ini. Entah sudah serupa apa wajah ini. Lantas pandanganku menerawang ke arah dinding kaca itu. Pada luasnya cakrawala yang membentang. Tapi bukan birunya langit yang membuatku tertegun, sesuatu yang lain. Sebuah bayangan seolah terbentuk di sana. Serupa slide sebuah film yang menampilkan adegan tokohnya. Ada aku dan dia, si lelaki itu di sana.

Gaees, 

Semua ada batasnya. Percuma juga dikejar, dicari dan diperjuangkan dengan susah payah. Terluka, menderita dan lelah. Jodoh sudah di atur. Kalo setelah berjuang tapi terus menjauh, lebih baik mundur cari yang lain ha-ha ha. Masa depan diperjuangkan bersama, bukan cuma 1 sisi. Berjuang Tak Sebercanda Itu.

Happy reading dear...💃!

#KSStory #KSFamily #KSLifeStyle #KSMotivasi #Onthisday 

#PejuangMimpi #Episode83

#BerjuangTakSebercandaItu

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5