Di tanah jawa lahir sang cahaya,
Dari darah ulama besar nan mulia,
Asy'ari sang guru bangsa terbina,
Arfiya', Munadi, warisan jiwa yang suci dan setia.
Di Nganjuk bumi suci setapak langkah,
Syeikh Asy-Syamsi belajar menyimak,
Al-Qur'an dan hadits menjadi pijak,
Budi luhur tumbuh di hati tak pernah retak.
Ngrekso ingsun... menjaga diri,
Tegar melawan nafsu tak suci,
Dari kecil hingga dewasa,
Jiwa bersihnya bagai embun pagi.
Ngrekso ingsun... jalan para wali,
Dakwah sunyi penuh redam hati,
Tanpa berkata orang datang menghampiri,
Syeikh Asy-Syamsi pelita sanubari.
Pesantren berdiri di Surodadi,
Santri datang dari barat dan timur negeri,
Belajar agama, menyalakan api,
Cinta ilmu, cinta tanah tak terbagi.
Pun di balik kisah perjuangan,
Ia bangun pertanian dan perdagangan,
Tanah luas jadi sumber kehidupan,
Rakyat sejahtera, hilang kepedihan.
Di balik jubah sederhana,
Hatinya gemuruh membela bangsa,
Melawan penjajah, menegakkan hak,
Sang penegak kebenaran dari timur bertindak.
"Cinta negeri harus kau buktikan,
Dengan melawan kezaliman," begitu pesan,
Santri bangkit, jiwa menyala,
Setia pada agama, cinta nusantara.
Ngrekso ingsun... menjaga diri,
Tegar melawan nafsu tak suci,
Dari kecil hingga dewasa,
Jiwa bersihnya bagai embun pagi.
Ngrekso ingsun... jalan para wali,
Dakwah sunyi penuh redam hati,
Tanpa berkata orang datang menghampiri,
Syeikh Asy-Syamsi pelita sanubari.
Kini tinggal jejak di bumi tercinta,
Yayasan Asy-Syamsi jadi penanda,
Warisan ilmu dan perjuangan negara,
Mengalir dari hati sang ulama.
Di langit santri masih bersumpah,
Dalam doa, dalam langkah-langkah,
Bahwa mengabdi tak pernah lelah,
Demi agama dan tanah air tercurah.
Demi bintang dan langit raya,
Demi gunung jurang dan samudera,
Saksikan bahwa Syeikh Asy-Syamsi satria,
Kami jaga ajaranmu selamanya...
Ngrekso ingsun...
Dalam diam kami berjuang...