Kala aku menatap langit yang jauh
Kulihat wajahmu di atas mimpi yang tak tersentuh
Bukan aku takut jatuh dan berdarah
Namun aku takut melihat air matamu runtuh
Tak sanggup jika engkau luka
Dalam malam yang panjang tanpa suara
Langit, dengarkan bisikan jiwa yang rapuh
Cinta tak harus menyapa dalam terang yang utuh
Biarkan ia mengalir seperti hujan di padang
Menetes lembut di tanah-tanah kosong
Seperti air mataku malam ini
Menyuburkan langit hatimu yang sunyi
Jika engkau luka, aku yang bergetar
Jika engkau menangis, jiwaku ikut pecah
Kita memikul rasa yang tak pernah berkata
Dalam diam, kita saling menjaga
Walau jarak mengurai harapan
Rasa tak pernah padam di batas angan
Langit Suhesti, genggam tangan terakhirku
Karena jalan kita tak lagi mengarah satu
Engkau berjalan di sungai penuh cahaya
Sedangkan aku tenggelam di lorong gulita
Bahagiaku sudah kuserahkan padamu
Sedang lukaku kubawa lari bersama puisiku
Namun ketahuilah, meski langkahmu menjauh
Aku tetap memeluk bayangmu di dalam doaku
Air mata tak selalu membawa derita
Kadang ia menumbuhkan bunga-bunga rasa
Aku menjaga hatimu di langit yang sama
Walau kita tak bisa berjalan bersama
Biarkan cinta ini mengalir tanpa suara
Tanpa paksaan, tanpa meminta kembali rasa
Karena mencintai tak harus memiliki
Cukup melihatmu bahagia, aku telah hidup lagi
Di antara hujan dan luka malam
Kita tetap abadi di dalam kenangan
Dan jika suatu hari engkau mengingatku
Ingatlah bahwa aku pernah menjagamu
Dengan hati penuh bunga-bunga di cakrawala jiwa
Walau langkah kita berbeda selamanya
Kita pernah saling menjaga rasa
Di langit yang tak akan pernah sirna